Kamis, 20 November 2008

Kemenangan Obama dan Pilpres 2009

Oleh : Prayitno Ramelan - 7 November 2008 -
Sumber : Kompasiana.Com - Dibaca 187 Kali -

KITA percaya bahwa terpilihnya Obama menjadi Presiden Amerika Serikat bukan hanya hasil para kerja tim suksesnya, bukan pula hanya keputusan rakyat AS yang memilihnya, dan bukan juga hanya dukungan moral masyarakat dunia saja. Jelas sebagai umat yang beragama kita percaya bahwa inilah keputusan Tuhan Yang Maha Esa, disaat manusia dimuka bumi sedang dilanda krisis global yang sumbernya dari AS, Obama-lah yang menjadi Presiden. Manusia berusaha, Tuhan yang memutuskan.

Sejak awal, sebenarnya kaum elit dan bahkan mayoritas rakyat Amerika-pun tidak yakin, benarkah Obama muda akan dipercaya, menang dan menjadi presiden Amerika. AS adalah sebuah Negara yang sangat hebat, besar pengaruhnya dunia, banyak melakukan tindakan yang mengharu birukan pelosok dunia dengan kepentingannya.

Obama memang khusus, menjadi Presiden AS ke-44 dengan umurnya yg 47 tahun, dia termasuk urutan kelima presiden yang termuda di AS. Obama putra seorang imigran, blaster antara kulit hitam Kenya dan kulit putih AS, penampilannya lebih menujukkan dia adalah presiden yang berasal dari kelompok minoritas kulit hitam.

Obama tidak hanya menang sebagai presiden, dia mampu merombak peta politik didalam negerinya. Mampu menarik simpati pendukung kalangan perempuan, keturunan latin, mayoritas warga berkulit hitam dan para pemilih berusia 30 tahun kebawah. Dengan bekal pendidikan di Harvard University dengan tekad dan kepercayaan diri yang tinggi maka jalan yang sangat berat telah dilaluinya.

Kenapa Obama menang? Kunci kemenangannya adalah karena sosok penampilannya dengan rambut pendek gaya masa kini, pemikiran dan pandangannya yang mampu membius rakyat Amerika yang sedang goncang menghadapi krisis keuangan. Krisis yang meledak pada bulan September merupakan titik balik kekuatan Obama melawan pesaingnya John McCain. “Change we Need” adalah kalimat kunci Obama yang mendobrak tradisi bangsa Amerika yang diskriminatif, fanatis, sering semaunya sendiri. Walaupun bangsa AS tetap memiliki kebanggaan, rasa percaya diri sebagai bangsa yang terhebat didunia, kini munculnya Obama menunjukkan adanya suatu pergeseran kepentingan dibenak mereka.

Obama adalah sosok yang tepat waktu, tepat penampilan, tepat dibutuhkan oleh masyarakat pemilih (”the right man on the right time”). Walau banyak pemilih belum mengetahui bagaimana pola kepemimpinannya, ada suatu kekuatan yang dimilikinya yaitu janji yang akan menciptakan dunia yang sejuk, damai dan harmonis dengan pendekatan dialog dengan mengutamakan saling menghormati dan menghargai. Kini, tugas terpenting rakyat Amerika adalah bagaimana melindungi presidennya. Sejarah menunjukkan bahwa AS pernah kecolongan, Presiden JF Kennedy terbunuh, Presiden Ronald Reagan pun ditembak, WTC runtuh. Ini menunjukkan bahwa masih terdapat kerawanan dalam sistem pertahanan dan pengamanan VIP. Inilah tugas berat dan sangat penting dari “presidential security” serta badan-badan intelijen AS lainnya.

Apakah kemenangan Obama akan membawa pengaruh dalam Pilpres 2009? Jelas pengaruh dari akibat demam Obama itu ada. Sistem demokrasi yang diperagakan AS dalam pilpres di AS menunjukkan seribut dan sekeras apapun saat kampanye, seperti ungkapan rasis, tuduhan radikal dan berisiko tinggi terhadap Obama, itu hanya diungkapkan saat kampanye. Begitu Obama memenangkan pemilihan, mereka yang bukan pendukung Obama menerima kekalahan dengan sportif. Pemilihan terlaksana dengan damai dan aman, setelah selesai tidak ada protes ataupun keberatan, tidak ada tuduhan macam-macam. Inilah contoh pilpres dinegara demokrasi yang mapan. Kini pimpinan nasional telah terpilih, rakyat Amerika akan bersatu padu menyongsong hari depannya dengan memberikan kepercayaan penuh pada Obama. Apakah kita dapat meniru seperti ini?

Politisi dan para calon presiden dan wakil presiden di Indonesia pasti terinspirasi dengan yang apa terjadi di AS. Pilpres adalah persaingan kepercayaan. Penerapan strategi pemenangan haruslah tepat sasaran, apa kebutuhan masyarakat kita. Kunci Obama adalah krisis ekonomi, kira-kira di Indonesia pada 2009 kira-kira akan sama yaitu ekonomi kerakyatan. Umumnya topik yang popular adalah “perubahan”. Kalau mau menang maka kompetitor SBY harus menyuarakan perubahan apa yang dibutuhkan masyarakat dan bangsa ini. Sementara SBY sebagai incumbent akan mempertahankan bahwa apa yang sudah dilakukannya selama empat tahun lebih adalah jalan yang benar dan tepat.

Penampilan Obama yang muda diperkirakan juga ada pengaruhnya. Merangsang para capres muda yang bersemangat. Dinegara kita kadang banyak yang lupa, atau tidak mau tahu. Obama walau muda telah melalui suatu proses panjang dalam kariernya hingga dia menjadi presiden. Kita lihat bertapa beratnya saat terakhir Obama bersaing melawan Hillary Clinton. Demikian juga seharusnya di Indonesia, mereka yang ingin jadi Presiden sebaiknya mengikuti aturan dan tata cara pilpres. Bagaimana seorang calon akan maju kalau tidak didukung sebuah partai atau koalisi partai. Apakah proses yang dilaluinya sudah fokus menuju kearah perebutan kursi RI-1 ?. Kiranya perlu diukur lagi.

Seorang calon yang akan maju tidak cukup hanya dengan membuat pernyataan dan keberanian saja, berupayalah agar menjadi calon tunggal partainya, kalau tidak punya ya buat partai, inilah realita dalam berpolitik. Dengan syarat pengajuan pilpres 20 persen kursi parleman atau 25 persen suara syah, maka upaya koalisi sebaiknya jauh hari dijajaki. Kecuali bagi partai-partai papan atas yang sudah meyakini akan medapat suara yang memenuhi syarat, koalisinya dapat menunggu hingga pemilu legislatif.

“Concept Awareness” seperti yang juga dilontarkan Obama dipandang perlu disosialisasikan lebih awal, apa kira-kira konsepnya kalau yang bersangkutan menang dan akan memimpin bangsa ini. Tanpa pengajuan konsep, masyarakat tidak akan tahu dan juga tidak akan percaya akan dibawa kemana mereka dan juga negara ini. Semoga bermanfaat.PRAYITNO RAMELAN, blogger, pengamat intelijen

[b]3 tanggapan untuk “Kemenangan Obama dan Pilpres 2009” [/b]

Rachman,
— 7 November 2008 jam 8:57 pm
hari - hari pertama obama menjadi presiden AS pastilah tidak mudah karena terlalu besarnya ekspetasi yang masyarakat AS yang memilihnya……..perubahan apa yang paling didahulukan oleh seorang obama…? dan seberapa lama kah ? waktu yang diberikan masyarakat AS terhadap perubahan2 yang diharapkan….karena sepertinya masyarakat amerika ingin sesegera mungkin.

esa,
— 8 November 2008 jam 6:04 am
“Begitu Obama memenangkan pemilihan, mereka yang bukan pendukung Obama menerima kekalahan dengan sportif. Pemilihan terlaksana dengan damai dan aman, setelah selesai tidak ada protes ataupun keberatan, tidak ada tuduhan macam-macam. Inilah contoh pilpres dinegara demokrasi yang mapan. Kini pimpinan nasional telah terpilih, rakyat Amerika akan bersatu padu menyongsong hari depannya dengan memberikan kepercayaan penuh pada Obama”
Itulah gambaran negara yang mengemban suatu ideologi (dalam hal ini AS mengemban ideologi kapitalisme). apapun perbedaan akan dikesampingkan untuk sementara waktu demi kepentingan ideologi. Sayangnya ideologi yang diemban adalah ideologi buatan manusia yang rapuh dan rusak. Walaun samapai hari ini masih kelihatan “magrong-magrong” (jaya) tapi sebenarnya tinggal tunggu waktu menuju kehancuran!

prayitno ramelan,
— 8 November 2008 jam 9:12 am
Terima kasih Mas Rahman dan Mbak/Mas Esa, inilah suatu pembelajaran demokrasi dari sebuah negara maju, walaupun demokrasi banyak disepakati banyak negara didunia,termasuk Indonesia, tetapi perlu kita ingat mereka sudah lebih 350 tahun merdeka, kita?Baru 63 tahun. Jelas AS telah lama dan banyak belajar dalam menentukan sistem yeng harus mereka ambil. Ini bukan berarti kita harus mengekor kepada AS, tapi ada hal yang sangat penting dari pilpres tersebut, semuanya berjalan damai, sedangkan di AS demikian banyak penduduk yang memiliki senjata api. Bayangkan kalau mental dan sikap konstituennya seperti dinegara kita.Hancur lebur.

Saya jujur agak khawatir nanti pada pilpres 2009, besarnya potensi konflik dinegara kita cukup mengkhawatirkan. Dalam beberapa kasus pilkada saja banyak yang ribut dan bertindak anarkis. Untk Mas Rahman, saya kira Obama langkah pertamanya akan mengkonsentrasikan pembenahan perekonomian, setelah itu sesuai janjinya dia akan memperbaiki harga diri bangsanya. Membawa AS lebih banyak berdialog tidak main serbu.

Sebagai yg dikatakan Presiden SBY saat memberi selamat kepada Obama, beliau meyakini bisa meningkatkan kerjasama yang konstruktif dan adil dalam hubungan bilateral AS-Indonesia, karena keduanya adalah negara demokrasi yang besar.

Terakhir, kita percaya bahwa krisis keuangan di AS dan dunia adalah juga ujian dan peringatan kepada manusia, sehebat apapun dia kalau Tuhan menghendaki ya terjadilah…

2 komentar:

Rukyal Basri mengatakan...

Pak Pray, terimakasih,saya sudah baca semua tulisan Bapak. Analisis yang baik dan berimbang. Saya melihat ada kesamaan visi antara Pak Pray dan Pak Panji Gumilang. Mungkin ada baiknya jika Pak Pray bersilaturrahmi dengan Pak Panji. Pak Pray dapat menghubungi Sekretaris Pak Panji, Pak Abdul Halim, di 0234 742815 ext 2020.
Salam hormat,Rukyal Basri,6544 Germantown Ave, Philadelphia,PA 19119,USA.

opini-prayitno.ramelan mengatakan...

Wah Terima Kasih sudah mengunjungi Blog saya pak, dan terima kasih atas sarannya, nanti saya hubungi sekretarisnya Pak Panji.Salam Pray.