Kamis, 30 Oktober 2008

NEOLIB, ANCAMAN TERHADAP INDONESIA

Oleh : Prayitno Ramelan
Ditayangkan di Kompasiana.com - 24 Oktober 2008.

KITA sepakat mengatakan bahwa NKRI sudah final. Artinya kita menghendaki Indonesia tetap utuh dari Sabang sampai Merauke. Setiap upaya memecah belah kesatuan dan persatuan bangsa dikategorikan sebagai ancaman. Terminologi ancaman terhadap negara adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam maupun luar negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan, keutuhan wilayah negara dan keselamatan segenap bangsa.

Klasifikasi dan bentuk ancaman terhadap tiap-tiap negara tidak selalu sama. Ancaman bisa berbentuk ancaman militer, teror, spionase, agresi, pelanggaran wilayah, pemberontakan, sabotase, perang saudara dan lain sebagainya.

Penulis beberapa waktu lalu membaca beberapa artikel menarik yang ditulis oleh B.Herry-Priyono, peneliti lepas, dosen sekolah tinggi filsafat ”Driyarkarya”, tentang masalah globalisasi dan neoliberalisme.

Setelah diteliti dan direnungkan lebih lanjut, pengaruh keduanya dinilai berpotensi besar menjadi bahaya dan ancaman yang paling berbahaya bagi bangsa Indonesia. Yang melatar belakangi pemikiran adalah keterkaitan antara pengaruh globalisasi dan neolib dengan pengambilan keputusan. Oleh karena itu diharapkan pada awalnya kita semua mau melihat masalah ini dengan pikiran yang jernih. Semoga perenungan sejenak ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Kini, sadar atau tidak sebenarnya banyak dari kita sudah dikendalikan dengan pola berfikir neoliberalisme. Menurut teori counter intelligence, liberalisme adalah faham yang bersumber dari Barat. Untuk memasuki ruang fikir dan mengendalikan sebuah negara dia tidak memerlukan sarana misalnya sebuah partai politik atau organisasi lainnya. Berbeda dengan faham komunisme yang ”pakem” untuk menguasai negara harus mempunyai partai politik. Dua kekuatan inilah yang akan terus bersaing didunia hingga kapanpun.

Globalisasi merasuk kedalam sendi kehidupan anak bangsa, memberikan inspirasi dan pengaruh, membentuk pribadi, norma dan budaya baru bagi bangsa peniru. Neoliberalisme menanamkan mitos kepada kita bahwa kapitalisme adalah satu-satunya jalan keluar dari masalah kesulitan perekonomian. Neoliberalisme secara perlahan meracuni kita, berupa pemahaman dimana keuntungan berada diatas segalanya. Manusia diberi harapan, diarahkan, dipengaruhi, motifnya hanya mencari untung diatas dimensi lain kehidupan manusia.

Jadi, instink kita untuk kalkulasi untung rugi menurut seorang kapitalis berada diatas pertimbangan politik, pendidikan, bahkan berelasi dengan orang. Kondisi inilah yang saat ini sedang mengkolonisasi manusia Indonesia. Dimensi ekonomi dalam diri kita itu menguasai baik aspek biologis, aspek sosial, aspek kultural, aspek politik, pendidikan, aspek hukum dan sebagainya.

Kalau kita menghadapi sebuah program misalnya sebuah proyek bersama, seperti keinginan membangun sebuah bangsa, membentuk Indonesia, membentuk komunitas, kepentingan publik, lingkungan sehat, memecahkan kemiskinan. Segala proyek ini tidak mungkin dicapai secara sengaja. Banyak dari kita akan melihat dulu, apakah proyek ini menguntungkan atau tidak. Jika tidak menguntungkan, kita tidak tahu apakah itu akan terjadi atau tidak.

Oleh sebab itu, lingkungan yang sehat, wajib belajar sembilan tahun tidak mungkin bisa lagi dikejar secara sengaja sebagai proyek kolektif. Mengapa? Kalau itu menguntungkan para kapitalis, ya bagus. Tapi kalau tidak terjadi, itu memang bukan tujuan. Tujuan kapitalis neoliberal adalah mencari laba, bukan menciptakan lingkungan yang sehat, bukan menyukseskan wajib belajar dimaksud.

Sementara, bagi para pemain global, mereka tidak perduli apakah Indonesia akan tetap terbentuk sebagai bangsa atau tidak. ”They don’t care”. Kalau terbentuk ya syukur, kalau tidak terbentuk, itu bukan tujuannya. Begitulah kira-kira. Itulah mengapa, bagi para neolib, suatu nasionalisme, patriotisme dan lainnya itu ”rubbish”. Proyek bersama untuk mengentaskan ini dan itu juga rubbish. Seandainyapun pembentukan bangsa Indonesia mereka anggap berguna, tujuannya tidak lain hanya supaya ada pangsa pasar.

Paradigma seperti itu jelas akan sangat mengerikan apabila sudah tertanam dibenak para penyelenggara negara, para elit politik dan para pelaku ekonomi. Bisa dibayangkan kalau orang sudah terkontaminasi. Kalau bekerja, dia hanya berpikir dagang, untung rugi. Pengabdiannya terhadap negara sangat tipis, atau bahkan sudah menguap. Amanah hanya sebuah istilah. Banyak yang menghalalkan cara. Orang itu hanya memikirkan dirinya sendiri, setia kepada kelompoknya, loyalitas kepada negara menjadi urutan yang kesekian. Inilah ancaman internal yang menghancurkan. Karena itu, pikiran korupsi , gratifikasi dan komisi menjadi urutan pertamanya. Korupsi sudah bukan budaya lagi tapi sudah menjadi komoditas. Ini terlihat jelas dari hasil pengungkapan KPK dan dalam beberapa persidangan kasus korupsi.

Para kapitalis dan neolib mendominasi sektor finansial dalam perekonomian dibandingkan sektor riil. Meningkatnya harga minyak dunia dan spekulasi keuangan di AS telah mengguncang ekonomi banyak negara. Jelas, rusaknya lembaga keuangan di Amerika bersumber dari keserakahan para kapitalis disana. Bagi negara emerging market dampaknya beragam. Semua ulah kapitalis dunia dan akibat yang ditimbulkannya sungguh menyulitkan Indonesia. Kebijakan yang kurang tepat, seketika akan dihukum oleh pasar. Akhirnya, langkah yang bersahabat dengan pasar dan kepentingan ekonomi yang akan menjadi pilihan politik para pengambil kebijakan, kadang terpaksa harus mengorbankan kepentingan masyarakat.

Dengan kondisi diatas, sulit rasanya menemukan jalan alternatif. Kita seolah digiring kedalam paradigma dan keyakinan bahwa inilah jalan terbaik yang ada saat ini. Dengan demikian, rute dan pilihan kebijakan yang ditempuh otoritas, tidak akan pernah terlepas dari jalur ”mainstream” yang dilakukan negara-negara adidaya.

Dengan demikian maka jalan menuju kedepan akan menjadi semakin sulit. Meski sulit, bukan berarti jalan itu tidak ada. Langkah pemberantasan korupsi merupakan salah satu terapi yang sangat tepat untuk mengatasi ancaman internal yaitu kerusakan mental.

Lihat saja, masih banyak senyum diantara mereka. Mereka tidak peduli lagi dengan nama baik, rasa malu bukan lagi barang yang tabu. Ini hanyalah sebuah puncak gunung es dilautan luas. Gunung sebenarnya yang besar, dan merupakan ancaman menyeramkan masih tersembunyi dibawah permukaan. Entah kapan para pemimpin kita akan dapat mengatasinya….karena banyak dari kita menyadarinyapun tidak. Sulit memang.

23 Oktober 2008.

Senin, 27 Oktober 2008

RUMAH BUNG KARNO JADI DIJUAL ?

Oleh : Prayitno Ramelan

SETIAP berita yang terkait dengan seseorang yang terkenal pasti menjadi berita menarik. Rencana penjualan rumah Bung Karno di Blitar menarik perhatian karena Ir Soekarno adalah bekas Presiden, terlebih kini harga yang ditawarkan cukup fantastis, 50 milyar rupiah.

Kelompok Historia-Indonesia mencoba meneliti sejarah perjalanan Bung Karno dikaitkan dengan rumah tersebut. Memang sejarah kadang bisa meningkatkan nilai dan harga suatu barang yang bagi sebagian orang nilainya tidak seberapa. Misalnya tanda tangan artis, surat cinta, mobil, dan bahkan ada celana dalam yang dihargai tinggi karena bekas dipakai artis terkenal dan sudah meninggal pula.

Rumah yang ramai dibicarakan tersebut adalah rumah keluarga Bung Karno, terletak di Jalan Sultan Agung Blitar, seluas 14.000 meter persegi, terdiri dari rumah induk dan enam rumah lainnya di sekitarnya. Kompleks ini terkenal dengan namanya Ndalem Gebang . Rumah ini terletak tidak jauh dari makam Bung karno sekitar 2 km kearah Selatan. Setiap bulan Juni selalu dilaksanakan “haul Bung Karno” yang dikunjungi puluhan ribu masyarakat dari pelosok tanah air, terkonsentrasi di rumah tersebut sebelum dilanjutkan ziarah kemakam.

Sukarmini Wardoyo (kakak Bung Karno) adalah ahli waris dari rumah keluarga Sukarno, dengan keseluruhan keluarga waris yang kabarnya berjumlah sekitar sepuluh orang. Retno Triani cucu dari Sukarmini mengatakan bahwa rumah sudah banyak yang rapuh, biaya perawatan besar, hingga diputuskan akan dijual. Pihak keluarga mengharapkan rumah dapat dibeli oleh pemerintah agar nilai sejarahnya tidak hilang katanya.

Tidak kurang Akbar Tanjung mantan Ketua DPR dan juga Agung Laksono Ketua DPR yang berasal dari Golkar menyarankan rumah tidak dijual kepada swasta tetapi dibeli oleh pemerintah agar nilai sejarahnya tetap dapat dilestarikan. Pihak keluarga mengatakan sudah menawarkan kepada pemerintahan era Presiden Megawati dan juga kepada pemerintah yang sekarang, tetapi belum mendapat respons.

Walikota Blitar Jarot Syaiful Hidayat mengatakan pernah menerima surat tentang rencana penjualan rumah tersebut, tetapi setelah dikonfirmasikan dengan pihak keluarga yang lain ternyata belum didapat kesepakatan bersama.

Nah, kita lihat penjelasan dari pihak Historia-Indonesia, Bapak Rushdy Hoesein mengirimkan email kepada penulis untuk menguak kaitan sejarah rumah di Blitar dengan Bung Karno. Inilah penjelasannya.

Menurut Giebels, Soekarno lahir di Surabaya dari Ayah bernama Soekemi Sosrodihardjo dan ibu bernama Nyoman Rai. Dia lahir tepatnya di Jalan Pasar Besar (sekarang Jalan Pahlawan) pada tanggal 6 Juni 1901. Tahun 1907 Soekarno ikut ayahnya tinggal di Mojokerto. Khabarnya sebelum itu Pak Soekemi pernah tinggal di Ploso dan Sidoarjo. Saat tinggal di Mojokerto pula Soekarno sering menginap di rumah kakeknya di Tulung Agung.

Di Mojokerto keluarga Pak Soekemi pernah pindah rumah satu kali. Pak Rushdy menyampaikan pernah bertemu seseorang kerabat Soekarno yang mengaku satu kelas di sekolah dasar Mojokerto. Jadi kemungkinan besar Soekarno mangikuti sekolah dasar pribumi, baru sesudah itu pindah ke ELS (Eropeesche Lagere School) dengan tujuan bisa masuk HBS (Hogere Burger School). Dan memang pada bulai Mei 1916, Soekarno masuk HBS di kota Surabaya.

Soekemi sendiri mulai tanggal 5 Juli 1917 pindah ke Blitar karena diangkat menjadi guru pada sekolah guru pembantu untuk orang pribumi. Sejak di HBS Surabaya, Soekarno mondok di rumah HOS Tjokroaminoto, tepatnya di kampung Peneleh, jalan Peneleh VII no.29 dan 31. Disana Pak Tjokro tinggal bersama istri dan 4 orang anaknya. Anak tertuanya yang bernama Utari, nanti akan menjadi istri Soekarno yang pertama.

Bukan mustahil ketika mondok, Soekarno sering pulang ke Blitar. Tapi Soekarno secara resmi tidak pernah tinggal di Blitar. Tahun 1921, setelah lulus HBS, Soekarno tinggal di Bandung karena diterima sebagai mahasiswa THS (Technische Hooge School). Di Bandung Soekarno mondok di rumah H.Sanusi teman dari Pak Tjokro di jalan Kebon Jati Bandung.

Seperti tertulis dalam sejarah, Soekarno lama tinggal di Bandung sebelum di penjara di Sukamiskin tahun 1930 maupun nantinya pada tahun 1933 di buang ke Ende Flores. Pada akhir beritanya sejarawan Rushdy Hoesein menyampaikan pertanyaan yang juga menjadi pertanyaan yang sama dari penulis. Jadi kapankah Soekarno resmi tinggal di Blitar ?. Wallahualam Bisawab.
Artikel ini hanyalah untuk menjelaskan sebuah perjalanan sejarah salah satu anak bangsa Bung Karno yang pernah menjadi pemimpin nasional kita, tanpa adanya maksud apa-apa. Semoga bermanfaat bagi para pembaca.

24 Oktober 2008

Kamis, 23 Oktober 2008

OBAMA DAN INDONESIA












Oleh : Prayitno Ramelan

Sebuah pandangan dan pemikiran yang muncul dari hasil diskusi politiking dengan Budiarto Shambazy, jurnalis senior yang terkenal itu…..

Mas Bas, dari topic yang diajukan, saya mencoba mengkaitkan Obama, AS dan Indonesia dari sisi kepentingan. Saat mengikuti pendidikan di Bogor tahun 1977, Kepala Sekolah yang bernama Kolonel Abdul Madjid (Alm) mengatakan, “kepentingan yang abadi disebuah negara adalah kepentingan nasionalnya”.

Nah, sekarang kita lihat Amerika Serikat. Sebagai sebuah negara adidaya yang memainkan perannya didunia bahkan ada yang menyebut sebagai polisi dunia, kepentingan nasionalnya dapat dilihat dari tujuan dasar kebijakan luar negerinya. “AS tetap ingin menekan persaingan keamanan di Eropa dan Asia, mencegah munculnya negara-negara besar yang bermusuhan, mendorong ekonomi dunia yang lebih terbuka, melarang penyebaran senjata pemusnah massal (SPM), menyebar luaskan demokrasi dan menghormati hak azasi manusia”.

Sejak peristiwa runtuhnya WTC pada 11 September 2001, Presiden AS George W Bush mengatakan ini adalah sebagai perang pertama pada abad ke-21. Menlu AS yang saat itu dijabat Collin Powel mengatakan lebih serius, pemerintah AS akan mengejar kekuatan dibalik serangan tersebut yang disebutnya sebagai “along and bloody war”. Maka sejak itulah kampanye melawan terorisme global menjadi tujuan utama kebijakan luar negeri dan pertahanan AS, tujuan internasional lain akan berada di bawah tujuan besar itu (Stephen M Walt).

Obama, seperti presiden AS lainnya adalah salah satu sub sistem dari sebuah sistem utuh yang canggih di AS. Dinegara tersebut, seperti juga dinegara besar lainnya, terdapat dua sub sistem yaitu sub formal dan sub informal. Sub sistem formal diantaranya Kongres, Senat, Partai Demokrat, Partai Republik, Bank Sentral, Gubernur Negara Bagian. Sementara yang informal dan kadang menjadi pressure group potensial, biasa disebut oleh komunitas intelijen sebagai “key informal”, ada yang individual ada yang group.

Contohnya seperti kelompok orang-orang kaya (konglomerasi), komunitas Yahudi yang menguasai sektor keuangan, kelompok Mafioso, kekuatan intelijen clandestine yang kadang tidak jelas siapa usernya. Lihat kasus penembakan Presiden J.F.Kennedy yang sulit dibuktikan siapa pelakunya, diperkirakan merupakan konspirasi dari sub sistem informal ini.

Memang Obama apabila terpilih sebagai presiden akan menjadi pusat kekuasaan, poros yang akan menggerakkan sistem di AS tersebut. Tetapi wewenangnya di AS sebagai negara yang menganut sistem demokrasi liberal jelas akan dibatasi. Fareed Zakaria menegaskan bahwa demokrasi tanpa liberalisme. konstitusional bukan hanya tidak memadai, tetapi juga berbahaya, karena akan mendatangkan erosi kebebasan, penyalah gunaan kekuasaan, perpecahan etnis dan bahkan perang. Itulah kira-kira penerapan dan pengertian mereka tentang demokrasi.

Saya sependapat dengan pendapat Mas BAS, kalau terpilih maka Obama pada tahun pertama akan disibukkan dengan masalah dalam negerinya. Baru tahun kedua akan berpaling ke negara lain, diantaranya Indonesia.

Terlebih lagi kini AS sedang mengalami krisis keuangan, yang jelas akan menjadi warisan baginya. Begitu terpilih Obama harus berupaya keras menstabilkan kondisi krisis dan menaikkan kredibilitas pemerintah. Selain itu Obama harus melaksanakan janji kampanyenya diantaranya akan menarik pasukan dari Irak dalam 16 bulan, melepaskan ketergantungan minyak dari Timur Tengah dalam sepuluh tahun, menciptakan 5 juta lowongan pekerjaan dibidang energi dalam sepuluh tahun dan yang terpenting memulihkan harga diri bangsa AS. Jelas banyak sekali PR Obama.

Kini, di Indonesia, warga yang mengikuti proses pemilihan Presiden AS diperkirakan 100 % memihak ke Obama, banyak diantaranya secara emosional mengatakan Obama adalah juga bagian dari warga kita. Obama pernah tinggal dan sekolah di Jakarta, bergaul dengan anak Jakarta, pernah punya bapak tiri orang Indonesia, punya saudara tiri keturunan Indonesia. Ini artinya kita senang, mengharap dan berdoa agar Obama yang menang. Diharapkan Obama akan membawa kebaikan bagi Indonesia yang sering mengalami kesulitan. Dengan kelebihan 7 point dari John McCain, impian warga Indonesia kelihatannya akan terwujud.

Terus kalau terpilih apakah dia akan mementingkan Indonesia?. Jawabannya iya. Kenapa?. Indonesia adalah Negara dengan penduduk beragama Islam terbesar didunia. Pada masa kampanyenya Obama menyatakan akan lebih membangun komunikasi didunia internasional daripada “menghajar”, seperti yang dilakukan presiden Bush. Disinilah peran Indonesia yang suatu saat akan dimintai tolong oleh Obama. Mari kita lihat posisi AS.

Masalah krusial AS berada di Timur Tengah,Teluk Persia dan Asia Tengah (Afganistan). AS harus membangun komunikasi yang lebih efektif dengan komunitas kekuatan Islam yang berkuasa disana. AS mempunyai ketergantungan minyak disana, uang mereka banyak terhambur dalam medan tempurnya juga disana, hilangnya nyawa ribuan prajurit juga disana. Oleh karena itu Obama akan mengakhiri perang di Irak, dimana AS mulai sadar bahwa perang di Irak tidak ada manfaatnya, bahkan banyak merugikan. Sementara beberapa sekutunya dalam koalisipun sudah meninggalkan, seperti Australia yang telah menarik pasukannya.

Obama menilai potensi ancaman teroris kedepan akan jauh lebih serius, oleh karena itu medan operasi counter terrorist hanya akan di fokuskan ke Afghanistan. Konflik AS dengan teroris jelas sulit diselesaikan oleh AS sendiri, seperti yang dikatakan Fareed Zakaria “Masalahnya bukanlah bahwa Usamah bin Ladin yakin kalau ini adalah perang suci melawan Amerika. Masalahnya adalah jutaan orang di Negara-negara Islam kelihatannya setuju”. Pelajaran runtuhnya WTC telah membuka mata warga AS, untuk apa berperang diluar negeri, sementara ribuan warga AS meninggal mengenaskan didalam negeri. Untuk apa menghambur-hamburkan uang diperang yang tidak jelas diluar negeri, sementara didalam negeri terjadi krisis keuangan. Hal ini yang akan banyak merubah AS pada kepemimpinan Obama.

Indonesia sebagai Negara dengan penduduk Islam terbesar didunia, akan berperan penting dalam membantu memperbaiki hubungan AS dengan Negara-negara Islam. Obama mempercayai Indonesia akan dapat bertindak sebagai juru damai dunia. AS sangat mengapresiasi keseriusan pemerintah Indonesia dalam dalam menghancurkan sel-sel teroris. Dibidang politik Obama juga sangat mendukung penerapan demokrasi di Indonesia yang kita semua juga tahu ditiru dari negara barat termasuk AS.

Secara emosional, Obama tidak akan lupa bahwa dia pernah menjadi warga Jakarta, ini juga akan mempengaruhi dasar pemikirannya apabila dia berbicara tentang Indonesia. Dalam kesibukannya mengikuti konvensi Partai Demokrat di Denver, Obama masih menyempatkan diri memberi perhatian dan menyampaikan ucapan tertulis melalui Konjen RI di Chicago saat peringatan HUT RI ke 63, berupa salam hangat kepada masyarakat Indonesia dan ucapan selamat ulang tahun kemerdekaan RI, selanjutnya mengatakan bahwa peringatan tidak hanya menandai hari yang sangat penting bagi bangsa Indonesia, namun juga menandai perayaan budaya Indonesia.

Itulah Obama yang muda, energik, pintar, simpatik, relistis, mampu menghipnotis dunia, semoga ada generasi penerus Bangsa Indonesia yang menirunya !

Jumat, 17 Oktober 2008

SOEKARNO - IBRAHIM DI TAIPING


Disusun oleh : Prayitno Ramelan

14 Oktober 2008

Banyak fakta sejarah kemerdekaan Indonesia yang tidak diketahui oleh masyarakat. Salah satunya adalah kisah pernah adanya keinginan menggabungkan Indonesia dengan Malaysia dalam negara kesatuan Indonesia Raya. Kisah ini saya terima dari DR Rushdy Hosein Historia-Indonesia, dimana artikel ditulis oleh Bapak Rosihan Anwar dan ditayangkan dalam Suara Pembaruan 26 Agustus 2008.

Yg menarik, bahwa Rosihan Anwar ini adalah salah satu sahabat Bapak saya almarhum (H. Ran Ramelan) yang dahulu kalau tidak salah sama-sama menjadi wartawan di SK Pedoman, sementara alm Bapak saya selanjutnya meniti pekerjaan sebagai wartawan di Surat Kabar Berita Buana dan Berita Yudha hingga akhir hayatnya pada tahun 1989.

Inilah fakta sejarah yang ditulis oleh Rosihan Anwar :

Insinyur Soekarno, Drs Mohammad Hatta, dan Dr Radjiman Wediodiningrat, setelah mengunjungi Marsekal Terauchi di Dalat membicarakan soal kemerdekaan Indonesia, tiba kembali di Lapangan Terbang Kemayoran pada 13 Agustus 1945. Kemudian, Soekarno berpidato di depan rakyat yang menyambutnya. Ia mengatakan, "Sebelum jagung berbunga, Indonesia pasti merdeka."

Sejarawan Dr Rushdi Husein memberikan kepada saya kliping koran Asia Raja, 16 Agustus 1945, dan di situ ada wawancara dengan Soekarno-Hatta. Antara lain mereka bilang: "Dalam perjalanan pulang kami berjumpa dengan Letnan Kolonel Ibrahim Yaacob dan beberapa opsir Giyuugun lainnya, dan berjumpa pula dengan Dr Gaos Mahjoedin. Mereka menyatakan bahwa rakyat di tanah Melayu ingin bersatu dalam negara Indonesia.

"Ibrahim Yaacob, pemimpin Kesatuan Melayu Muda (KMM) yang didirikan, 1938, lahir pada 1911 di Temerloh, Pahang. Leluhurnya berasal dari Bugis. Lulus dari Sultan Idris Training College, 1931, pada usia 29 tahun Ibrahim menjelma sebagai nasionalis radikal yang mengagumi Soekarno.
Pada 1941 dengan bantuan uang dari Konsul Jenderal Jepang di Singapura, Ibrahim membeli surat kabar Melayu di Singapura Warta Malaya. Ketika pecah Perang Pasifik 7 Desember 1941, Ibrahim bersama 110 anggota KMM dipenjarakan oleh Inggris. Tentara Jepang mendarat di pantai timur semenanjung Melayu dan pemuda-pemuda dari KMM menjadi pandu penunjuk jalan dan juru bahasa bagi tentara Jepang.

Sebagaimana Jepang di Jawa membentuk tentara Pembela Tanah Air (PETA) dan di Sumatera, Giyuugun, maka juga di Malaya dibentuk Giyuugun. Ibrahim dilatih selama enam bulan dan sebelum Juni 1944 dia dilantik sebagai Komandan Giyuugun dengan pangkat Letnan Kolonel. Demikian Cheah Boon Kheng dalam makalahnya.

Pada bulan-bulan awal 1945, kelompok KMM yang diilhami oleh perkembangan politik di Pulau Jawa, di mana Soekarno diberi ruang gerak lebih luas, menyusul janji kemerdekaan oleh PM Koiso 7 September 1944, menghidupkan cita-cita pan-Indonesia merdeka dan mulai memberikan dukungan kepada gagasan Indonesia Raya.

Untuk menjamin bahwa Malaya dimasukkan ke dalam program Indonesia untuk kemerdekaan, Ibrahim mengutus tiga wakilnya ke Jakarta untuk bertemu dengan Soekarno. Di Jakarta, Badan Penyelidikan Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia membicarakan tapal batas negara Indonesia mendatang, apakah berupa bekas Hindia Belanda, atau bekas Hindia Belanda ditambah dengan Malaya, Niauw Guinea, Borneo Utara dan Timor Timur Portugis.

Ataukah bekas Hindia Belanda minus Niauw Guinea. Muhammad Yamin menganjurkan alternatif kedua, yakni Indonesia Raya. Soekarno setuju dan pada pemungutan suara 39 dari 62 anggota Badan tersebut memilih Indonesia Raya. Pada 8 Agustus 1945, satu delegasi Indonesia terdiri dari Soekarno, Hatta, dan Radjiman, pergi ke Saigon menemui Marsekal Terauchi.

Dalam perjalanan pulang ke Indonesia pada 13 Agustus delegasi itu mampir di Taiping dan di sana bertemu dengan Ibrahim Yaacob, yang memberitahukan kepada Soekarno dan Hatta bahwa orang-orang Melayu ingin mencapai kemerdekaan bagi Malaya (tidak termasuk Singapura) di dalam rangka Indonesia Raya. Dia mengusulkan agar kemerdekaan Malaya juga diumumkan akhir Agustus. Soekarno yang duduk di samping Hatta terharu oleh antusiasme Ibrahim. Dijabatnya tangan Ibrahim, lalu berkata "Mari kita ciptakan satu tanah air bagi mereka dari keturunan Indonesia".

Ibrahim menjawab "Kami orang Melayu akan setia menciptakan ibu negeri dengan menyatukan Malaya dengan Indonesia yang merdeka. Kami orang- orang Melayu bertekad untuk menjadi orang Indonesia".

Semua itu tidak sampai terjadi. Jepang kalah perang dan menyerah 15 Agustus. Ibrahim diperintahkan untuk membubarkan Giyuugun. Cita-cita Indonesia Raya ambruk. Tanggal 19 Agustus dengan pesawat Jepang Ibrahim terbang ke Jakarta bersama istrinya, iparnya Onan Haji Siraj dan Hassan Hanan. Setibanya di Jakarta, Soekarno mengatakan kepada Ibrahim bahwa gagasan memasukkan Malaya tidak mudah karena kita harus berkelahi dengan Inggris dan Belanda, pada waktu yang bersamaan.

Tapi, Soekarno menyarankan agar Ibrahim dan rekan-rekannya bergabung dalam perjuangan di Jawa untuk mencapai cita-cita Indonesia Raya. Sejak itu Ibrahim mengalami hidup sebagai seorang yang diasingkan, dan baru 1973 dia menginjakkan kakinya lagi di bumi Malaysia. Sebelum itu, dia tidak bisa kembali, karena dilarang oleh pemerintah Malaysia.

Pada November 1955, kurang lebih dua tahun sebelum Malaya merdeka, Tengku Abdul Rachman sebagai Chief Minister Malaya mengunjungi Jakarta atas undangan Presiden Soekarno. Ibrahim bertemu secara informal dengan Tengku, waktu itu, tapi pendirian mereka sangat berbeda. Tengku mau Malaya merdeka dalam Commonwealth Inggris. Ibrahim mau Malaya merdeka melalui bergabung dengan Indonesia dalam rangka Indonesia Raya.

Di bawah perlindungan Soekarno, Ibrahim diangkat sebagai anggota parlemen Indonesia di mana dia dikenal sebagai Iskandar Kamel. Ketika Soekarno jatuh dari kekuasaan, pasca-G-30-S, 1965, Ibrahim melepaskan politik dan memulai Bank Pertiwi di mana dia jadi Dirut sampai tutup usia di Jakarta, 8 Maret 1979.

Ibrahim Yaacob dimakamkan di Kalibata sebagai tanda bahwa Indonesia menghormatinya sebagai seorang patriot. Inilah kisah Ibrahim Yaacob, pemimpin Melayu yang bertemu dengan Soekarno-Hatta di Taiping Agustus 1945 untuk membicarakan cita-cita Indonesia Raya yang tidak pernah terwujud.


Kamis, 16 Oktober 2008

ANGKATAN UDARA DAN BISNIS PENERBANGAN


Oleh : Prayitno Ramelan
11 Oktober 2008

Sejarah dunia penerbangan dimulai sejak 17 Desember 1903, saat Wright Bersaudara di Kitty Hawk North Carolina Amerika Serikat untuk pertama kalinya berhasil menerbangkan sebuah pesawat terbang bermesin. Maka sejak itulah manusia terus berusaha menyempurnakan penemuan spektakuler tersebut. Pesawat terbang dimanfaatkan manusia untuk kepentingan militer dan angkutan udara manusia dan barang.

Kini, manusia sangat merasakan manfaat tranportasi udara yang jauh lebih unggul dibandingkan transportasi darat dan laut. Bisnis penerbangan menjadi bisnis yang menjanjikan dan menarik minat banyak pengusaha.

Dalam beberapa tahun terahir di Indonesia muncul beberapa operator penerbangan yang berlomba-lomba mencoba mengais keuntungan dari demam terbang. Masyarakat yang tadinya hanya menggunakan sarana transportasi darat bus dan kereta api, serta kapal laut kemudian mulai merasakan manfaat jasa transportasi penerbangan. Pada awalnya operator menekan harga ongkos angkut, merangsang mereka yang akan bepergian, diterapkannya low cost, harga bersaing dengan kereta api.

Yang terjadi kemudian adalah penurunan kewaspadaan regulator (pemerintah) karena kepentingan dan pengaruh kuat dari operator (pengusaha bisnis penerbangan). Para pebisnis penerbangan hanya melihat persaingan dalam perebutan penumpang, yang kadang tanpa mengindahkan aturan keamanan dan keselamatan penerbangan. Sebagai akibatnya dalam beberapa tahun terahir kemudian terjadilah kecelakaan demi kecelakaan yang apabila diteliti lebih lanjut merupakan sesuatu hal yang sebenarnya dapat dihindarkan, paling tidak dapat di minimalisir.

Ada suatu hal yang dilupakan oleh manusia, hal paling mendasar apabila akan bergelut didunia penerbangan yaitu masalah kodrat. Manusia diciptakan didunia dengan kodratnya hidup diatas tanah, bukan diciptakan untuk dapat terbang atau hidup didalam air. Hanya dengan akalnya kemudian manusia mampu menciptakan pesawat untuk dipakai terbang. Karena pesawat buatan manusia, maka semua persyaratan terbang yang sudah ditetapkan oleh pembuat pesawat haruslah ditaati dengan ketat. Kesalahan sekecil apapun dalam dunia penerbangan tidak dapat ditolerir, dapat berakibat manusia akan ketemu kodratnya yaitu mengalami kecelakaan.Contoh kasus sudah cukup banyak.

Jadi bagaimana mensikapinya? Dalam sebuah negara dimana terdapat Angkatan Udara, yang juga merupakan operator, organisasi dibuat demikian telitinya, agar tercapai apa yang disebut zero accident. TNI AU sebagai operator penerbangan militer dilengkapi dengan badan-badan yang tugasnya menjaga, mengamankan dan menyelamatkan agar penerbang dan pesawat terbangnya dapat melaksanakan mision yang pada ujungnya adalah menjaga kedaulatan negara diudara. TNI AU menerapkan road map to zero accident yang meliputi keselamatan ditiap satuan operasional, go and no go item pada alutsista , peningkatan kualitas sumber daya manusia, perampingan tipe pesawat dan accident investigation. Selain itu juga dilakukan outsourcing berupa studi banding dengan Singapore Air Force dan Australian Air Force (keduanya dapat mencapai zero accident setelah 15 dan 20 tahun).

Angkatan Udara sangat disiplin dalam membina baik personil, materiil dan kegiatan penerbangan. Semua kegiatan manajemen diarahkan agar pesawat dan personilnya selalu siap dan mampu untuk melaksanakan tugas yang dipikulkan dipundaknya. Dalam organisasi TNI AU terdapat Staf perencanaan, staf logistik, staf personil, staf pengamanan, staf operasi, irjen, staf ahli, kambangja, aeronautika, komlek,psikologi, pengadaan, kesehatan, polisi militer, hukum, intelijen pengamanan dan masih banyak lagi lainnya.

Dibandingkan dengan kegiatan operator penerbangan sipil, tugas organisasi Angkatan Udara jauh lebih complicated. Peran tempur disamping angkut memerlukan pengorganisasian khusus, berkait dengan kesiapan pesawat, kemampuan penerbang dalam bermanuver, menembak, dog fight dan melawan ”G”(grafitasi).

Walau sudah dilakukan segala usaha, TNI AU masih tetap menjumpai beberapa kasus kecelakaan pesawat, yang sementara ini kesimpulannya human error 70%, faktor teknis 20% dan media 10%. Dalam setiap kasus kecelakaan pesawat, kalau dahulu TNI AU hanya mengkaji faktor man, material and media, kini diperluas dengan mission and management. Dimaksudkan agar pengkajian menjadi lebih luas dan komprehensif.

Nah, bagaimana dengan bisnis penerbangan sipil di Indonesia?. Dalam setahun terakhir saja terjadi beberapa kecelakaan yang dinilai sangat mengkhawatirkan. Beberapa kecelakaan terjadi disimpulkan karena kemampuan manusia dalam mengatasi keadaan emergency rendah, menyebabkan pesawat keluar landasan, tersasar dan bahkan masuk laut. Orang awampun mudah menilai pada beberapa kasus incident maupun accident, sangat terkait dengan kualitas awak pesawat.

Ada lagi hal lain yang sangat penting yaitu aspek maintenance/perawatan pesawat. Dalam merawat sebuah pesawat, harga sebuah komponen sangatlah mahal dan bahkan belum tentu selalu siap digudang persediaan atau dipasar/agen resmi di Indonesia. Kadang untuk mendapatkan sebuah komponen/suku cadang, perusahaan harus memesan dalam waktu yang cukup lama. Tindakannya kemudian diantaranya mengkanibalisasi dari pesawat sejenis atau membeli dipasaran bebas yang kadang kurang jelas kualitasnya.

Kebutuhan suku cadang tersebut bila dikaitkan dengan terbatasnya pesawat serta padatnya jadwal penerbangan inilah yang kadang menimbulkan tindakan spekulasi dan mengorbankan faktor safety. Bisnis penerbangan pada umumnya adalah bisnis mengejar target, yaitu target terpenuhinya kesiapan pesawat. Apabila target tidak terpenuhi maka akan dapat terjadi rangkaian delay dimana-mana.

Angkatan Udara-pun sekitar tahun 1993-1994 pernah digerilya oleh petualang pencuri dan spekulan komponen yang bekerjasama dengan personil pergudangan, dimana hasil curiannya dibeli sepersepuluh harga pasar. Selain itu juga terbongkar adanya spekulan/rekanan, komponen yang tidak dirawat, hanya diganti label saja. Ulah para spekulan dan pencuri tersebut kemudian berhasil disapu bersih oleh Dispamsanau dan Provostau yang bekerjasama dengan Polri.

Bagaimana kedepan?. Kita mengetahui bahwa sejak Juli 2007 otoritas penerbangan Uni Eropa memberlakukan travel warning bagi warganya untuk tidak bepergian dengan menggunakan pesawat terbang maskapai penerbangan Indonesia dan mem-banned seluruh maskapai penerbangan kita..

Larangan terbang dan warning tersebut sangat menurunkan kredibilitas maskapai penerbangan kita, yang berarti juga menurunkan kredibilitas negara. Oleh karena itu baik regulator maupun operator harus lebih mengaca diri, melakukan instrospeksi terhadap keamanan dan keselamatan bisnis penerbangan yang kita miliki.

Terlepas dari aspek bisnis maupun politis, larangan tersebut berdampak negatif didunia internasional penerbangan tentang tidak amannya terbang dengan pesawat Indonesia. Masalah ini sebaiknya harus segera diatasi dengan lebih serius.

Jadi intinya, faktor manusia (penerbang) dan maintenance pesawat harus mendapatkan porsi pengawasan yang lebih ketat dalam manajemen bisnis penerbangan tanpa kompromi. Dengan menunda kedua hal tersebut, maka baik crew maupun penumpang pesawat harus siap-siap bertemu dengan kodratnya.

Selasa, 14 Oktober 2008

KISAH DEWO PUTERA DAN SANG KAKEK




Oleh : Prayitno Ramelan
14 Oktober 2008

Penulis mempunyai 3 anak, dua sudah menikah, the youngest one (girl) masih belum, walau sudah lulus dari Fak Hukum Trisakti, kini kerja di salah satu Corporate Lawyer. Dari anak pertama (boy) didapat dua cucu laki dan perempuan, dari anak kedua yg perempuan didapat cucu laki-laki.

Kisah cucu ketiga ini cukup seru juga. Empat tahun mantu anak kedua, belum ada tanda2 mau dapat cucu, terus diusahakan lewat pertolongan dokter Taufik dan dr Hasnah, eh akhirnya dapat juga. Karena ini proses khusus, kata dokter harus hati2, biasanya gampang miskram. Maka mulailah doa diperbanyak, tahajud dirutinkan mohon kepada Allah agar proses pembesaran janin lancar dan selamat.

Tiga bulan, mendadak my daughter mules2, wah gawat, dia soalnya kerja dari pagi sampai agak malam disebuah stasiun TV swasta. Menurut dokter Hasnah harus bed rest dua minggu, diopname. Alhamdulillah jabang bayi dapat dipertahankan tidak jadi keluar.

Enam bulan, kembali terjadi serangan mulas, waduh, sekeluarga sibuk, diopname lagi dua minggu, Alhamdulillah bisa diselamatkan. Setelah USG, ternyata bayi laki-laki kata dokter. Wah ini pasti bandel. Eh benar, delapan bulan usia kandungan kembali terasa mulas, kita bawa lagi opname ditempat dr Hasnah praktek di RS Bersalin di Jatinegara. Alhamdulillah, bisa ditahan.

Setelah usia kandungan sembilan bulan, kata dokter Hasnah agar dibawa saja ke RS Harapan Kita, diopname, diperiksa oleh ibu dokter spesialis tadi. Tahu-tahu pagi hari diberi tahu akan dibawa keruang bersalin. Kata ibu dokter bayi ini sudah cukup umur, karena ini kasus khusus. Ibu dokter tidak mau ambil resiko, karena untuk proses pembentukan hingga umur kandungan sembilan bulan banyak cobaannya.

Maka pagi itu dilaksanakan dioperasi caesar…kita tunggu diluar, semua berdoa, berdebar, kakek (kakung), nenek (Uti), adik, kakak, saudara. Pada tanggal 24 Januari tahun 2006 lahirlah jagoan itu, bayi sehat, hebat…karena kita harus berjuang dan berdoa selama sembilan bulan sampai dia lahir dengan selamat. Alhamdulillah.

Si kakek ini sudah lama sekali ingin memberi nama salah satu cucunya “Dewo”. My daughter Meniek dan suaminya Heldy setuju, hanya ditambah nama dari papanya menjadi Rafif Dewo Putera. Panggilannya ya tetap Dewo, seperti keinginan kakeknya ini, egois kalau dipikir sikakek ya.

Nah, karena proses menanti lahirnya cukup sulit dan penuh perjuangan maka, sang kakek menggunakan nama dewoputera untuk posting. Dewo adalah juga salah satu bagian perjuangan, part of soul dan doa si kakek disamping dua cucunya yang terdahulu. Dia seperti satria piningit yang selalu mendapat cobaan selama dalam kandungan mamanya.

Do you know something? Kenapa satria ini begitu khusus?.Dewo adalah bayi yang karena satu dan lain hal dari pertimbangan kesehatan terbentuk dengan proses inseminasi. Menurut dokter Taufik, ini bayi khusus, terbentuk dari indung telur terpilih/terbaik dan dibuahi dengan bibit terkuat. Biasanya inseminasi sangat sulit, banyak juga yang gagal. Jadi benar-benar khusus. Inilah ridho dan rahmat dari Allah yang kita sekeluarga syukuri.

Dari pengalaman ini, bagi yang sudah lama menikah tetapi belum juga dapat keturunan, harus ikhlas, sabar, berdoa, dan berusaha. Insyaallah akan diberikan jalan. Jangan putus asa…usaha terus. Karena Allah maha pengasih dan penyayang dan maha pemberi mereka yang memohon kepadaNya.

Kini, Dewo sudah berumur 2 tahun 8 bulan, dia jadi anak yang hebat, karena kata dokter Doddy my good friend, anak hasil inseminasi pada umumnya akan jauh lebih pintar dibandingkan anak biasa. Dewo sudah pitar ngomong, sering bikin pusing neneknya karena juga sudah pintar merubah nada dering, dan merubah setting HP si nenek.

Kini si kakek juga mulai pusing, Dewo sudah mulai pintar mengoperate komputer. Dia bisa membuka website kakeknya, klik sana, klik sini, wah mulai repot…..mulai belajar browsing, sering berdiskusi, keras, suka berkelahi, karate,kempo, menyanyi, mudah menirukan apa saja dan mudah terekam diingatannya.
Si Kakek dan Nenek mulai gelisah, karena Dewo yang selama ini tinggal satu rumah akan dibawa pindah. Bapaknya Dewo sudah dua bulan mendapat tugas sebagai Chairman sebuah Kantor Pemerintah di Los Angeles. Dewo dan mamanya akan menyusul pada bulan Nopember ini.

Tapi kita ikhlaskan Dewo ke Amerika Serikat, kata dokter Doddy akan bagus sekali kalau mendapat pendidikan disana, karena daya pikir dan nalarnya dua kali anak biasa. Mudah-mudahan dia jadi anak pintar, sholeh, berbakti pada orang tua, sayang kepada Kakek dan Nenek, sukses dalam kehidupan, berguna bagi nusa dan Bangsa, mendapat rejeki dan tambahan nikmat rejeki, mendapat tambahan nikmat kesehatan, nikmat panjang umur, mendapat perlindungan dan Ridho Allah SWT, nanti mendapat jodoh yang baik dan sholeh, mendapat keturunan yang baik dan sholeh….pokoknya doa komplit dari seorang kakek.

Semoga Dewo bisa seperti Obama, Hope, he is to be the next, next Indonesian President. Amin….who knows!

Sebagai penutup, seorang laki-laki itu dapat dikatakan sempurna kalau sudah punya cucu, karena untuk mendapat cucu tidak semudah yang kita bayangkan. Prosesnya panjang, kita harus besar dan dewasa dulu, sekolah, cari istri yang baik, menikah, punya anak, membesarkan dan mendidik anak, menikahkan anak….baru dapat cucu. Panjang bukan. Memang sih ada juga kakek instan, itu bisa terjadi tapi disinetron…..yang jelas gregetnya kurang!!!

Pembaca budiman, ini semua hanyalah ungkapan kebahagiaan seorang kakek, dan juga ungkapan rasa syukur kepada Allah Swt. Banyak dari kita yang kadang kurang bersyukur walau sudah mendapat demikan banyak nikmatNya. Kalau tidak percaya…coba tanya pak SBY yang baru dapat cucu, walau beliau Presiden, rasanya belumlah sempurna beliau sebagai laki-laki selama ini. Tapi kini, menurut penulis baru saja Pak SBY jadi Presiden dan laki-laki yang sempurna karena sudah dianugerahi seorang cucu.

Pasti nanti sulit pisah seharipun dengan cucunya kalau si cucu sudah mulai bisa bicara, …Eyang SBY, Eyang Be-Ye atau… Eyang Presiden. Cucunya bisa menjadi obat penawar apapun terhadap tekanan dan beratnya dalam mengemban tugas dan amanah memimpin 220 juta rakyat, trust me. Wah bahagia sekali tu dengan Mbak Ani…Selamat ya, dari Ayit.

Sabtu, 11 Oktober 2008

Teroris Payah Ditangkap

Oleh :Prayitno Ramelan - 11 November 2008 - Dibaca 906 Kali -
Sumber : Kompasiana.Com


Berita tentang teroris selalunya mendapat perhatian, karena teror adalah ancaman yang menakutkan. Memang itu harapan si pembuat teror. Organisasi Kelompok Teroris umumnya terdiri dari Ketua atau Pimpinan, Kader Aktif, Pendukung Aktif, Pendukung Pasif, Simpatisan Dalam Masyarakat.

Sebelum dan setelah pelaksanaan eksekusi tiga serangkai Amrozi Cs, muncul beberapa ancaman, tanggapan dan simpati. Surat ancaman lewat dunia maya terlihat paling canggih, dilakukan para simpatisan pelaku Bom Bali, dengan kecanggihan dan kemampuan intelektualnya, tambahan tugas polisi untuk menangkap dan membongkar misteri dibelakangnya. Untuk kegiatan teroris, setiap informasi yang berkait dengan kader aktif dan pimpinan teroris harus ditanggapi dengan sangat serius, karena merekalah umumnya ancaman yang akan menjadi nyata.

Biasanya pimpinan tertinggi dari kelompok teroris memiliki dedikasi secara profesional. Mereka orang yang jenius, karismatik, dan sering dari keluarga berada. Ada yang berprofesi sebagai pengacara, dokter dan bahkan penulis. Ulrike Meinhof of the Baader Meinhof adalah penulis handal anggota sayap kiri, George Habash dari PFLP adalah dokter, Bernadine Dohrn dari kelompok WUO adalah lulusan University of Chaicago Law School, DR Azahari meraih gelar PhD dari University of Reading, UK, juga pengajar pada Universitas di Johor Malaysia.

Minggu tanggal 9 November 2008 tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap dua pelaku teror bom melalui pesan singkat (SMS). Kedua pelaku berinisial HJ (25 tahun) dan Dedi Mulyadi alias Bai. HJ ditangkap di Tanah Grogot Balikpapan dan Dedi ditangkap dirumahnya di Desa Cimandiri RT01/02 Kelurahan Cimandiri, Kecamatan Panggarangan Kabupaten Lebak, Banten.
Dedi adalah pelaku teror, mengancam akan meledakkan Mal Blok M Kebayoran Baru Jakarta. Dengan ponsel Sony Eicsson K31Oi mengirim SMS ke call center 1717 Polda Metro Jaya, isinya “Pak Polisi Aku sudah pasang bom di Mal Blok M”, pesan dikirim lima kali. Pesan lainnya “Kenapa teroris dieksekusi mati, padahal kami membela umat Islam”.

Menurut Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol Chairul Akbar kedua pelaku ditangkap setelah polisi melakukan pelacakan terhadap ponsel pelaku. Dari hasil pemeriksaan sementara, tujuannya agar pengunjung Mal takut dan panik. Juga dikatakannya pengiriman sebagai bentuk simpatik dari pelaku terorisme Bom Bali I, sebab dia tidak setuju juka Amrozi dkk dieksekusi mati.

Selain ancaman bom, menurut Wadan Densus 88 Kombes Pol Saut Usman Nasution , keduanya juga mengancam akan membunuh beberapa pejabat negara bila memang eksekusi terhadap Amrozi dkk jadi dilakukan. Ancaman mereka buat dan kirimkan mulai tanggal 6-8 November 2008.

Menurut Kombes Saut, HJ adalah penjual Helm dan sandal, ditangkap saat menonton televisi bersama anaknya. Polisi masih terus memeriksa dan mendalami keduanya apakah terlibat jaringan tertentu atau tidak.

Dari tindakan kedua orang tersebut, sementara ini kelihatannya termasuk simpatisan teroris dalam masyarakat, keduanya terkontaminasi setelah mendapat informasi dari media. Ini bukti adanya para individu yang saling terpisah didua tempat yang berbeda, jauh dari ibukota, kurang terdidik tapi otaknya teracuni. Penampilan ketiga serangkai yang diberi ruang berpidato dan diberi kesempatan berargumentasi di media yang disiarkan secara luas, pasti mempunyai pengaruhnya dimasyarakat, khususnya masyarakat bawah.

Dedi dan HJ adalah contoh korban “brain washing” dan pembentukan opini yang tidak disadari disampaikan oleh pembuat berita.Kedua rakyat kecil tadi dengan ketidak tahuannya tentang teknologi ponsel, meniru dan menyampaikan simpatinya dengan mengirim SMS. Mereka dan mungkin banyak juga dari kita tidak tahu atau tidak sadar bahwa ponsel adalah alat komunikasi yang mudah dideteksi dan dilacak dengan kemajuan teknologi penjejakan. Dalam beberapa kasus korupsi terbukti ponsel bukan alat yang aman dan dapat menjadi alat bukti.

Itulah kisah si Teroris Payah, yang karena ketidak tahuannya, menurut Kombes Saut terhadap keduanya dapat diancam dengan Undang-Undang (Terorisme) dengan ancaman penjara 15 tahun, hingga hukuman mati, “mereka telah membuat ketakutan atau teror terhadap masyarakat, itu masuk kategori terorisme” tegasnya.

Kasus teroris payah Dedi dan HJ adalah pelajaran bagi kita, hati-hati dalam melakukan suatu tindakan, tidak usahlah kita ikut-ikutan terhadap sesuatu yang bukan urusan kita, jangan memasuki suatu wilayah bahaya, terlebih ikut-ikutan masalah terorisme. Bayangkan, keduanya hanya memencet tombol HP, dipastikan akan masuk penjara dalam waktu lama, meninggalkan istri dan anaknya yang tiap malam akan menangisinya. Mungkin HJ nanti bisa jualan sandal di LP, tapi harus melupakan jualan helm, karena di penjara tidak ada napi yang naik motor.

8 tanggapan untuk “Teroris Payah Ditangkap”

poerbo,
— 11 November 2008 jam 7:59 am
Selamat pagi,spt pertanyaan saya di blogspot….yl,saya lupa,”apakah media melahirkan embrio2 amrozi cs dgn meng overexpose kasus eksekusi amrozi cs”,nah teroris payah ini hasilnya,alias ikut2an,mereka ga bisa disalahkan,lha wong kategori “payah” !Kita ini (negara ) melawan siapa sih sebenarnya ???Salam !

mau tanya,
— 11 November 2008 jam 9:02 am
Kalau melihat situasi dan kondisi setelah pembom Amrozi cs ini dieksekusi dan melihat ternyata banyak simpatisan terhadap para teroris ini,bagaimana kondisi sekarang apakah masalah disintegrasi bangsa semakin jelas terlihat pak……tks

handoko J,
— 11 November 2008 jam 9:50 am
inilah salah satu pola pikir yg harus disingkirkan. orang orang indonesia banyak yang kurang kerjaan akhirnya ngurusin hal hal yang gak penting.marilah kita sebagai rakyat negeri indonesia mulai untuk concern terhadap masalah negeri ini.masalah ekonomi, pembrantasan korupsi, pemerataan pendidikan, bukan ngurus hal hal yg aneh aneh such as UU pornografi lah. akhirnya karena mikir yg aneh aneh ini jadi terci[ta banyak teroris payah.banyak tanggapan orang luar negeri bahwa saat ini indonesia bukan melangkah ke depan tapi mundur kebelakang.fokus terhadap masalah yg kita hadapi

puing,
— 11 November 2008 jam 10:50 am
wekekekekeke…. ^_^
mungkin janji para petinggi kita tentang pendidikan gratis harus segera ditagih… supaya orang indonesia jadi makin pinter dan ga mudah terkena brain wash… hehehehe
Tq

hendruk wm,
— 11 November 2008 jam 1:54 pm
Terkadang media pers juga terlalu menggembar-gemborkan berita,banyak hal mengapa mereka begitu nekat,karna seringnya pemberitaan ttg Arozi cs yg terus-menerus di beritakan di media..entah berita terkinilah,debat masalah jihad dan menjadi syuhadalah,atau kapan hari eksekusi tibalah,dll..semua hal itu bisa menyababkan polemik,atau bahkan gangguan keamanan (teror bom)..hukuman mati seolah-olah menjadi trend saat ini,mudah-mudahan masyarakat kita dapat belajar mengenal arti jihad&hukuman mati,biar tidak salah persepsi…

Rudy Arifin,
— 11 November 2008 jam 2:25 pm
Inilah hasil dari ketidaktegasan Pemerintah dan terlalu memberikan ruang kepada media massa untuk mengekspose ketiga teroris besrta keluarganya secara berlebihan. padahal banyak rakyat Indonesia yang masih bodoh dandapat dicuci otaknya/dihasut ,apalagi dengan issu agama.Pemerintah harus mengambil pelajaran dari peristiwa ini. Jangan terlalu banyak memberi ruang kepada teroris dan jangan terlalu bertele-tele /menunda keputusan yang telah dijatuhkan.

capmau,
— 11 November 2008 jam 2:53 pm
overexpose atau no-expose sudah tidak penting lagi di abad informasi ini. memang begitulah cara media dapat duit. harus kitalah yg dewasa menyikapi semua kondisi dan situasi. saya kira, orang2 ini iseng aja karena sudah tak ada lagi yang akan di SMS… makanya SMS aja ke 9090 biar dapetin Ringtone atau profile Cinta Laura… hehehe

prayitno ramelan,
— 11 November 2008 jam 7:31 pm
Terima kasih rekan-rekan penanggap sekalian. setelah saya baca semuanya, saya coba menjawab semampu saya. Memang teroris adalah fenomena yg unik, kejam tapi ada yg suka, aneh kan. membunuh orang kok suka?.Mereka kadang setelah menyerang berada disekitar lokasi serangan, ingin melihat hasilnya. Sekali lagi teroris mengetahui bahwa media akan suka dengan berita2 yg spektakuler. Karena tujuan teror adalah untuk menimbulkan rasa takut, semakin diekspose semakin suka mereka.

Saat serangan Bom Bali I, JW Marriot, Kedubes Australia,dan terakhir di Bali lagi, sasaran mereka jelas, menimbulkan rasa takut pada warga AS dan asing yg pro AS. Tapi kini sasaran sudah bergeser pada pemerintah, dan siapa-siapa yg tidak suka pada mereka. Saya pikir kalau ada saja teroris yg berani menyerang wilayah publik dan menimbulkan korban, maka mereka akan dikejar masyarakat itu sendiri. Kita lihat saja nanti.

Mas Poerbo, media jelas tidak melahirkan teroris, tetapi pemberitaan media dapat menimbulkan solidaritas kepada teroris, solidaritas itu kemarin2 muncul karena yg diekspose hanya yang dari Nusakambangan saja. Publik mulai agak abu-abu melihat kenapa mereka akan dieksekusi. Akhirnya persoalan bergeser dari kasus pelanggaran hukum yg diputus pengadilan menjadi kasus perjuangan, patriotik. Sebenarnya masalah tersebut sudah selesai di Pengadilan saya kira. Tapi ini kembali diekspose. Wajar secara psikologis publik banyak yang akan berpihak kepada mereka yg lemah, terlebih ini akan dihukum tembak. Kemudian publik dibawa ikut memikirkan diskusi tentang masalah pengertian Jihad, ini yg rawan. Jelas terjadi perbedaan pandangan antara Amrozi CS dengan para tokoh Islam yg dimunculkan spt Prof Quraisy Syihab, Prof Azumardi Azra, DR Hidayat Nur Wahid dan Tokoh MUI, maaf saya lupa namanya. Kita bayangkan terpidana hukuman mati dibandingkan dengan tokoh2 yang notabende Profesor dan ahli Agama. Jelas sulit bertemunya kan. Kalau tujuannya menjelaskan Jihad, kenapa Amrozi CS dimunculkan. Belum lagi dimunculkannya suara hati, masalah keluarga, teroris yg nikah, anak, tempat eksekusi wah segala rupa yg membuat iba di hati. Jadi kasusnya ya memang ini jualan yg enak, nimat gurih,karena topiknya memang enak, menyangkut masalah kepercayaan. Diskusi Jihad pasti akan diikuti oleh banyak penduduk, karena mayoritas orang Indonesia beragama Islam. Apakah mereka terkontaminasi?Contoh HJ dan Dedi adalah contoh yg jelas, keduanya berada didaerah,jauh dari jakarta, mereka pasti mengikuti berita dari Televisi, saat ditangkap pun HJ sedang nonton TV sama anaknya. Mungkin ada Payah2 lainnya yg belum terungkap, karena masih adanya ancaman lain yg masih muncul.Kalau ditanyakan apa ini masalah disintegrasi, saya kira bukan, hanya kurang pas penanganan saja, jauh dari disintegrasi. Saya setuju kalau pendidikan diutamakan, rakyat yang kurang pendidikan sangat mudah dipengaruhi dan dimanfaatkan. Lihat saja, dengan melempar ide kebebasan masa kini, rakyatpun merasa merdeka, bebas mau apapun sepertinya boleh, jadi banyak timbul kekacauan.Tetapi akhir2 ini kita lihat sudah ada perubahan, adanya penyeimbangan pemberitaan Media Elektronik, tidak berat sebelah, kasusnya sendiri ttg bom yg meledak dan korban mulai juga ditayangkan. Semoga kita semua menyadari pentingnya arti ketenangan, kalau tidak tenang dan tidak aman bagaimana rakyat mau cari makan. Tenang saja susah, lebih lagi kalau tidak tenang. Peran Media sangatlah besar bagi masyarakat, terserah mau dibawa kemana bangsa ini, mereka bisa berperan banyak, mau mendukung atau menjebloskan pemerintah juga bisa. Saya setuju dgn pendapat bahwa pemerintah sebaiknya agak tegas mensikapi apabila sebuah pemberitaan dapat mengakibakan munculnya bahaya. Dalam kasus2 tertentu seperti kasus teroris ini sebaiknya pemberitaannya wajar-wajar saja, tidak perlu full power. Kita semua jangan hanya berpegang kepada UU dan Hukum yang berlaku saja , tapi yg dibutuhkan adalah kesadaran kita bersama dalam membangun bangsa ini, kalau anak buahnya agak melenceng ya ditegurlah pak. Maaf ya Mass, maksudnya mass media, maksud saya sebagai blogger baik kok. Sebuah sumbangan pemikiran demi bangsa yg kita cintai ini.

Jumat, 10 Oktober 2008

Kekuatan dan Pengaruh Seorang Penulis

Oleh Prayitno Ramelan - 10 November 2008 - Dibaca 208 Kali -
Sumber : Kompasiana.Com

Saya membaca tulisan Fareed Zakaria tentang asal usul “fundamentalisme Islam”. Kisah terjadi saat Mesir dipimpin oleh Presiden Nasser, seorang muslim yang taat tapi tidak tertarik mencampurkan agama dengan politik. Baginya itu suatu kemunduran. Nasser menjadi Presiden hanya didukung partai-partai kecil, partai terpenting Ikhwanul Muslim secara terang-terangan menentangnya, tak jarang dengan jalan kekerasan.

Pada tahun 1954 Ikhwanul Muslim diremuknya, para tokoh partai ditangkap dan bahkan ada yang dihukum mati. Sayyid Qutub termasuk salah seorang diantara yang dipenjarakan. Dia hanyalah pria yang lemah, tapi dengan penanya yang tajam menulis buku dengan judul “Signpost on the Road” (Rambu-rambu di Jalan), dalam sejumlah hal menandai awal Islam politik modern atau lebih sering disebut sebagai “fundamentalisme Islam”.

Qutub mengutuk Nasser sebagai Muslim yang kufur dan rezimnya tidak Islami. Qutub membayangkan pemerintahan yg lebih baik, lebih sholeh, dan berdasarkan prinsip-prinsip Islam yang keras. Dengan semakin berkembangnya faham fundamentalisme, Fouad Ajami menulis dalam karyanya “The Arab Predicament” (kesulitan Arab). Diramalkannya fundamentalisme memberi orang-orang Arab yang tidak puas dengan keadaan mereka sebuah bahasa perlawanan yang kuat.

Ternyata kekuatan pena Sayyid Qutub telah mampu menciptakan sebuah gelombang tak terkirakan, pada tahun 1979 Ayatullah Ruhullah Khomeini mampu menggulingkan Shah Iran. Fundamentalisme Islam memperoleh dorongan kuat, dan mereka membuktikan bahwa penguasa yang kuatpun dapat diturunkan oleh kelompok-kelompok dalam masyarakat. Hal ini hanyalah sebuah contoh yang menunjukkan bertapa kekuatan seorang penulis mampu meyakinkan dan mempengaruhi pembacanya dengan hasil karynya, yang kemudian terbentuk gulung gelombang yang tak terkirakan hebatnya.

Kita sebenarnya selama ini memiliki banyak pemikir, ilmuwan, penulis dengan ide hebat, mempunyai pemikiran strategis, menyalurkannya lewat badan-badan pengkajian, gudang ilmu pengetahuan dikampus, area seminar, ruang diskusi. Tapi yang menjadi pertanyaan, mengapa negara kita masih terus dirundung masalah yang sepertinya tak kunjung usai. Apakah hasil pemikiran dan gagasan itu hanya menguap didinding yang dingin?. Atau tidak pernah sempat dibaca?

Kesulitan demi kesulitan, masalah demi masalah terus bermunculan. Selalunya ,masalah kemiskinan menjadi topik diskusi dan kampanye, ini karena memang banyak dari kita yang miskin. Kita semua rasanya tidak pernah menjadi yakin kapan akan selesai. Rasanya malu melihat negara tetangga Singapura, Australia, Malaysia, Brunei, Thailand, Kamboja menunjukkan kemajuan yang pesat. Bahkan Vietnam yang pernah porak poranda dalam perang belasan tahun melawan Amerika telah mampu bangkit. Tapi lihat apa yang terjadi disini. Apakah Tuhan terus menghukum kita?. Diberi kekayaan melimpah tapi kita kurang mensyukuri nikmatNya.

Kini, kita di Kompasiana. Sebuah blog yang didedikasikan sebagai wadah “sharing”. Tempat mereka yang ingin membagi pengetahuan, berdiskusi atau menuangkan pemikiran dari yang sederhana hingga yang briliyan. Apa yang kita butuhkan kini? Yang dibutuhkan adalah seseorang dengan goresan kuat, pemikiran yang fokus, dapat dipercaya, berdedikasi tinggi, mampu melihat inti permasalahan bangsa ini, mampu membawa bangsa ini maju kedepan berdiri tegak sejajar dengan negara-negara lain disekitar. Akankah dia muncul dari kalangan kita di Kompasiana? .Mungkin saja, kita tunggu dia yang entah masih berada dimana.

Itulah sedikit kisah, betapa seorang penulis sebenarnya pada saat yang tepat akan mempunyai kekuatan dan pengaruh yang besar dalam merubah sesuatu. Disini, kita butuh pemikir itu yang mampu mengarahkan perjalanan bangsa ini dalam mencapai cita-citanya.

9 tanggapan untuk “Kekuatan dan Pengaruh Seorang Penulis”
yulyanto,
— 10 November 2008 jam 8:32 am
Saya setuju dengan apa yang disampaikan oleh P’ Pray, dalam lubuk hati kecil saya yang paling dalam saya selalu bercita-cita melalui tulisan saya bisa merubah diri sendiri, keluarga, lingkungan, bangsa dan negara bahkan dunia!!!……semoga!…
nana,
— 10 November 2008 jam 9:16 am
saya setuju dengan “KEKUATAN dan PENGARUH MENULIS”. Bukan kah pena lebih tajam dari pada lidah??? Cuma masyarakat kita lebih banyak menggunakan lidah dibanding pena. lebih banyak berbicara daripada membaca. lebih banyak berleha-leha daripada bekerja. bagaimana kita mau maju??? DI hari pahlawan ini. mari kita isi kekuatan kita yang lemah. kita tambah pengetahuan kita yang sedikit. jangan mau kalah dengan negara-negara tetangga lain yang lebih maju, padahal kita satu rumpun. Mari saudara-saudara kita tingkatkan kualitas kita. MERDEKA!!!!
Yonsi,
— 10 November 2008 jam 9:37 am
Ilmuan kita saat berpikir hanya berdasarkan peluang, mereka jarang sekali mendedikasikan keilmuannya semata-mata demi kemajuan bangsa. Mengapa demikian, ketika mereka menulis artikel, kolom yang memabahas persoalan bangsa sehari-hari mereka mengulasnya dengan kritis bahkan bisa memberikan umpan balik yang cukup cerdas. Tetapi setelah mereka dipilih dan diangkat dan duduk di birokrasi pemerintahan daya kritis mereka tumpul, bahkan menjadi salah satu pendukung utama dari kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah. Entah apa yang ada dibenaknya, banyak pembenaran-pembenaran yang dikemukakan itu bisa kita lihat sekarang.
prayitno ramelan,
— 10 November 2008 jam 8:50 pm
Yulyanto,Syukur, dengan sudah ada niat baik saja berarti ada harapan keinginan akan tercapai, dari pada tidak punya rencana dan cita-cita kan ya.Nana, jujur saya suka sekali dengan semangatnya,memang sayangnya disini masih krangsekali minat baca, karenaitu berbahagialah yg membuka internet, kompasiana, karena walau sesedikit apapun ada pengetahuan yg didapat. Smg semangat pahlawan tetap ada dihati kita.Medeka!!!Yonsi,kalu masalah itu ya terserah kepada orangnya kan ya, memang yg enak tidak usah jadi pejabat, tapi siapa yg tidak mau, capek lho menjabat itu, capek dilirik KPK, yg enak jadi penulis blog Kompasiana saja independen, nyumbang2 saran, kalau capek tidur, punya kenalan, bukankah anda juga menjadi bagian pertemanan?Salam semuanya.Pray.
Rommi Ariesta,
— 11 November 2008 jam 8:41 pm
Menulis itu memang menyenangkan. Kelebihannya seperti di bawah ini:1. Membuat ingatan kita lebih kuat tentang sesuatu hal yang kita tulis.2. Seperti bersedekah, menimbulkan perasaan lebih karena memberi.3. Bisa bereksperimen dengan kata-kata, kita bisa membuat sesuatu yang monoton menjadi bergelombang. Merangkai kata seolah ia bernafas dan bernyawa.4. Memintarkan orang lain.
Masih banyak lagi, silahkan di tambahkan sendiri.
prayitno ramelan,
— 11 November 2008 jam 9:31 pm
Tks ya Rommi atas tanggapannya, memang menulis itu pekerjaan yang menyenangkan apabila kita sudah mampu merasakannya dan juga mengetahui bahwa ada orang lain yang membaca dan menyukai tulisan kita. Saya setuju dengan keempat point yg anda tulis tsb, Yg penting juga kalau menulis kita jadi pintar, karena juga harus membaca kan. Saya sudah lihat Blognya, bagus kok artikelnya, yg Obama ok tu, Ok salam.Pray.
iskandar,
— 12 November 2008 jam 4:35 am
saya sangat sangat setuju sekali,tolong masalah politik jangan mengatas namakan agama.karna agama itu suci,jadi jangan mudah terpengaruh oleh orang2 yg tidak bertanggung jawab,jangan ada lagi saudara kita mati sia2 hanya karna dendam satu orang merdeka i love indonesia
budiarinto,
— 12 November 2008 jam 4:57 am
saya sangat sangat sangat setuju dengan p”pray kenapa bangsa kita yg besar ini dikalahkan oleh malaysia, vietnam,singapore,thailand ,kita bangsa indonesia harusnya jauh diatas mereka,malah sebailiknya hanya bertengkar dengan saudara sendiri dan merusak bangsa yang kita cintai ini,kita sebagai bangsa indonesia harus bersatu jangan sampai ada musuh yang masuk kenegara kita indonesia.dan tingkatkan lagi persaudaraan kita yang dulu kita bina sebagai warga indonesia.hidup indonesia.
prayitno ramelan,
— 12 November 2008 jam 8:30 pm
Terima Kasih Mas Iskandar dan Budiarinto atas tanggapannya, bahwa politik jangan mengatas namakan agama. Ini menarik lho, bikin dong tulisan ttg mslh ini Mas Is, pasti menarik. Untuk Budiarinto yg juga sama2 klg besar Kompas.com, memang benar kita harus tetap bersatu jangan sampai tercerai, yg bagus ungkapannya itu “tingkatkan lagi persaudaraan kita yang dulu kita bina sebagai warga Indonesia”.Salam.Pray.

WHERE HAS ALL THE MONEY GONE ?

Sumber : The Stock Capitalist - 5 Oktober 2008
Penulis : Prayitno Ramelan


Pagi ini saya menerima sebuah email dari rekan dr doddy, yang memberikan data dari stock capitalist, tentang krisis keuangan di AS. Subjectnya sangat popular di AS, where has all the money gone. Mengikuti kasus jatuhnya beberapa lembaga keuangan Amerika yang selama ini dikenal sebagai sebuah negara super power, orang biasa dan awam yang melihat krisis tersebut biasa-biasa saja. Ternyata krisis tersebut sangatlah menakutkan dan menggentarkan dunia. Semua bergetar, tidak ada yang tidak terimbas, karena kali ini gempa keuangan epicentrumnya dipusat kekuasaan Amerika Serikat. Kekuatannya melebihi 8 skala richter, hingga berpotensi akan menimbulkan gelombang tsunami diantero dunia.

Periode pemerintahan di AS yang hampir berakhir dan masih dipimpin oleh Presiden George W. Bush dari Partai Republik kini sedang menerima ujian kredibilitas penyelamatan krisis keuangan. Demikian besarnya kerugian lembaga-lembaga keuangan di AS, yang selama ini sangat sulit diperkirakan akan terjadi. Melihat data-data kerugian Lembaga-lembaga keuangan AS tersebut, sulit dibayangkan berapa lama AS akan dapat kembali menstabilkan situasi dan mengembalikan uang yang hilang tersebut.

Ketua Kongres Nancy Pelosy telah melancarkan suatu kritik keras kepada CEO Lembaga Keuangan dan Wallstreet yang diperkirakan merupakan sumber malapetaka krisis di AS. Kritik keras Pelosy dinyatakan dalam bentuk pernyataannya “keserakahan para CEO”. Sebuah pernyataan yang sangat dalam dan lebih menjelaskan.

Pada saat Lehman Brother dan Nerrill Lynch jatuh, ada terpikir di benak penulis, Is this conditioning operation?

Serangan dan perang terhadap negara sebesar dan sekuat AS sulit dilakukan secara frontal, secara kwa kemampuan dan kualitas tidak ada yang mampu mengungguli, kecuali Rusia yang juga terus membina kekuatan “penyeimbang”. Ada beberapa sasaran disebuah negara yang bisa dihitung kerawanannya. Kerawanan adalah titik terlemah sebuah negara yang apabila dieksploitir maka negara tersebut akan lumpuh. Apakah AS akan lumpuh, mungkin tidak, AS terlalu kuat untuk lumpuh. Tetapi, paling tidak akan terganggu.

Salah satu teori pertahanan untuk menangkal sebuah serangan atau sebuah tekanan, adalah dengan membuat persoalan kepada lawan anda dititik rawannya. Maka dia sementara akan lupa kepada kita karena harus menyelesaikan persoalannya dahulu, semakin berat persoalan yang dihadapinya akan semakin turun tekanan kepihak kita. Kadang serangan terhadap suatu sasaran intelijen sering tidak terlihat sebagai serangan, dilaksanakan dengan cover yang ketat, hanya kemudian sasaran hancur tanpa diketahui penyebabnya. Semakin wajar hasil penghancuran, maka semakin berhasillah nilai serangan tersebut. Tetapi, ini hanyalah sebuah intelligence estimate yang didukung teori conditioning.

Apa yang dapat dipetik dari krisis di AS tersebut? Diperlukan kehati-hatian bagi para penyelenggara negara ini, setiap saat kitapun harus waspada dengan kemungkinan serangan. Serangan bisa terjadi dilini manapun. Kini dengan penerapan reformasi demokrasi, terjadi keributan di Maluku Utara dengan dilantiknya Gubernur yang baru, pihak yang kalah tidak menerima keputusan pemerintah tersebut. Kasus serupa juga terjadi pada beberapa pilkada lainnya.Ini adalah ekses dari penerapan reformasi demokrasi.

Apakah kita akan begini terus? Kita harus hati-hati dan waspada, pilpres 2009 semakin dekat, kalau kondisi mental konstituen tetap seperti sekarang, siapkah aparat keamanan menangani kerusuhan yang mungkin terjadi seperti di Maluku Utara, tetapi berskala Nasional. Kasihan rakyat kecil yang selalu dijadikan alat dalam keributan, sangat berdosa sekali kalau kita membuat alasan demi demokrasi atau konsolidasi demokrasi.

Kasus AS jelas berimbas ke Indonesia, diperlukan kehati-hatian bagi penyelenggara negara, jelas banyak spekulan yang akan menangguk diair keruh. Semoga kita dapat melalui imbas krisis yang melanda dunia ini dengan selamat.

Data dari stock capitalist dengan judul “Worth of US Companies” :

* A I G - Then: $178.8 billion… Now: $5.46 billion. Down 96.95%.
* Bank of America - Then: $236.5 billion… Now: $123.4 billion. Down 47.82%.
* Citigroup - Then: $236.7 billion… Now: $76.34 billion. Down 67.75%.
* Merrill Lynch - Then: $63.9 billion… Now: $30.2 billion. Down 52.74%.

* Fannie Mae - Then: $64.8 billion… Now: $0.45 billion. Down 99.3%
* Morgan Stanley - Then: $73.1 billion… Now: $41.1billion. Down 43.78%
* Wachovia - Then: $98.3 billion… Now: $19.44 billion. Down 80.22%
* JP Morgan Chase - Then: $161 billion… Now: $130.2 billion. Down 19.13%

* Capital One Financial - Then: $29.9 billion… Now: $16.9 billion. Down 43.48%
* Washington Mutual - Then: $31.1 billion… Now: $3.64 billion. Down 88.3%
* Lehman Bros. - Then: $34.4 billion… Now: $0.80 billion. Down 97.6%
* Goldman Sachs - Then: 97.7 billion… Now: $40.6 billion. Down 58.7%

* Wells Fargo - Then: $124.1 billion… Now: $111.25 billion. Down 10.35%
* National City - Then: $16.4 billion… Now: $2.8 billion. Down 83%
* Fifth Third Bancorp - Then: $18.8 billion… Now: $7.9 billion. Down 57.6%
* American Express - Then: $74.8 billion… Now: $37.5billion. Down 43.78%

* Freddie Mac - Then: $41.5 billion… Now: $0.16 billion. Down 58.7%
* Suntrust Banks - Then: $27 billion… Now: $16.07 billion. Down 58.7%
* BB&T - Then: $23.2 billion… Now: $18.4 billion. Down 20.69%
* Marshall & Ilsley - Then: $11.6 billion… Now: $4.48 billion. Down 61.3%

* Keycorp - Then: $13.2 billion… Now: $5.68 billion. Down 56.97%
* Legg Mason - Then: $11.4 billion…Now: $4.96 billion. Down 56.49%
* Comerica: Then - $8.3 billion…Now: $4.74 billion. Down 42.89%
* Countrywide Financial - Then: $11.1 billion…Now: $0.00 billion. Down 100%
* Bear Stearns - Then: $14.8 billion…Now: $ 0.00 billion. Down 100%.

Together these 25 companies have lost investors a total of$992,690,000,000 over the last 12 months… or nearly USD 1 trillion…

Kamis, 09 Oktober 2008

MENGANTAR NYAWA SAAT LEBARAN


Oleh : Prayitno Ramelan
8 Oktober 2008


Lebaran baru saja berlalu, semua umat Islam di negeri ini merayakan dengan antusias, saling bermaaf-maafan, saling berpelukan, tak terasa airmata meleleh dipipi. Selain itu bagi warga yang merayakan Lebaran di Jakarta ada sesuatu yang khusus, ibukota mendadak menjadi agak lengang, jalan-jalan sepi dari hingar bingarnya motor dan mobil yang biasanya selalu berjejal dari pagi hingga malam hari. Ini karena terjadinya eksodus masyarakat Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan pulau-pulau lainnya dari Jakarta.

Bandara penuh sesak, terminal bus juga sesak, apalagi stasiun kereta. Jalan raya keluar Jakarta penuh sesak dengan mobil dan motor, tol cikampek macet, nagrek macet, mau ke Cirebon harus antre hingga 19 jam, semua berebut mau cepat-cepat sampai dikampungnya.

Kalau dahulu warga pulang kampung naik kapal laut, bus, kereta api, mobil pribadi, beberapa tahun terakhir sepeda motor menjadi salah satu transport favorit pilihan pemudik. Pokoknya umat Islam kalangan atas, menengah dan bawah benar-benar berusaha menikmatinya setelah sebulan berpuasa. Bergembira, bersyukur puasa telah terlewati.

Selama ini kita tidak menyadari kalau Hari Idul Fitri yang merupakan hari yang fitri bagi umat Islam, ternyata bagi sebagian warga merupakan hari penyerahan nyawa.

Mari kita lihat data-data akibat dari eksodus tadi. Dephub mengeluarkan data, pemudik yang menggunakan sepeda motor tahun 2003(0,71 juta), 2004(0,79juta), 2005(1,29juta), 2006(1,86 juta), 2007 (2,12 juta) dan 2008 (2,5 juta).
Menurut keterangan Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Abubakar, jumlah kecelakaan pemudik tahun 2008 ini 1.181 kasus, korban tewas 548 orang, luka berat 702 jiwa, luka ringan 1.162. Kecelakaan sepeda motor 1.426, mobil pribadi 394, bus 110, mobil berat 191. Data yang ada menyebutkan, pada Lebaran Tahun 2007, jumlah kecelakaan 1.875 kasus, korban meninggal 798 orang, luka berat 952, luka ringan 2.034 orang.
Apa yang bisa kita lihat dari data-data tersebut?. Jumlah pemudik pengguna sepeda motor tiap tahun selalu naik, khusus dari 2007 ke 2008 kenaikan mencapai 18,9%. Memang jumlah kecelakaan, korban luka berat, luka ringan dan yang tewas pada tahun 2008 turun dibandingkan 2007. Tetapi jumlah pemudik bersepeda motor meningkat cukup tinggi.
Dephub sebenarnya membatasi penggunaan sepeda motor untuk digunakan mudik jarak jauh, karena sepeda motor (terlebih jenis bebek) tidak dirancang untuk moda transportasi jarak jauh. Sehingga fisik pengendara amat berpengaruh terhadap keselamatan. Tapi sulit menyadarkan masyarakat yang beberapa tahun terakhir memutuskan bahwa nilai ekonomis pola mudik dengan sepeda motor mereka nilai jauh lebih hemat.
Jadi bagaimana kedepan?. Apakah kita akan membiarkan saudara-saudara kita sebangsa setanah air itu setiap tahun mengantar nyawa saat Lebaran?. Ini tanggung jawab siapa?. Kalau saya boleh mengatakan ini harus menjadi salah satu bagian tanggung jawab pemerintah yang sudah dipilih oleh masyarakat itu. Apa pemerintah tetap tega membiarkan rakyatnya menjadi korban terus menerus pada kasus dan periode waktu yang sama.
Pejabat, siapapun dia jangan berbangga mengatakan tahun ini yang tewas hanya 548 orang. Ini jumlah nyawa yang tidak sedikit, sangat banyak kalau diukur dengan hak asasi manusia. Lah, yang satu orang Munir saja sampai diurus sampai ke New York dan kemana-mana. Ini nyawa 548 orang kok dianggap wajar? Tahun 2007 yang tewas 798 orang apa juga wajar? Bukankah ini juga termasuk pembunuhan?Entah aturan hukumnya seperti apa.
Kita serahkan pada ahli hukum atau para pejuang hak asasi manusia di Indonesia, atau para anggota DPR untuk membahasnya. Logikanya kira-kira begini, kita mengetahui setiap tahun ada Lebaran, akan selalu ada eksodus dari Jakarta karena ini adalah tradisi. Kita semua dapat memperkirakan akan ada yang tewas sekian ratus dan itu selalu terjadi (data yang ada di Polri dan di Dephub). Kemudian kita menilai upaya pemerintah dari tahun ketahun begitu-begitu saja…ini namanya apa?.Pemerintah selama ini hanya mengatur-atur bagaimana menekan angka kecelakaan lalin, bukan berusaha menghilangkannya dengan langkah kongkrit.
Kini masyarakat (khususnya kalangan bawah) sering mengambil keputusan sendiri, mereka hanya pasrah, harus berjuang sendiri untuk mengatasi berbagai masalahnya. Demikian juga untuk melaksanakan niat suci dan impian berlebaran bersama sanak keluarga, sungkem pada orang tua, simbah dikampungnya. Mereka berjuang dan memutuskan sendiri bagaimana harus sampai dikampungnya, walau resiko nyawa mengancam dirinya maupun keluarganya.
Mereka tidak punya pilihan lain, cari tiket sulit, harga tiket mahal, sarana transportasi umum tidak memadai, kemampuan masyarakat rendah, maka disinilah harusnya pemerintah melakukan sesuatu. Maka ditempuhlah mudik dengan motor bebek yang tidak memenuhi syarat sebagai moda transportasi jarak jauh, yang menurut Polri dan Dephub merupakan penyebab utama hilangnya nyawa dijalan raya.
Nah, penulis ada usul. Sudah ada yang mengusulkan, pemudik diatur lagi, siang khusus motor, malam bus dan kendaraan umum lainnya. Ada yang mengusulkan diatur khusus motor beberapa hari sebelum lebaran, baru mobil. Penulis kurang setuju. Korban akan tetap saja berjatuhan. Bagaimana kalau pemerintah jauh hari sebelum Lebaran (mulai kini) merancang dan menyiapkan transportasi gratis untuk Lebaran tahun 2009 bagi masyarakat dari H-5 s/d H+5.
Maksudnya pemerintah menyediakan kendaraan gratis kereta api, bus, kapal laut, semua disewa pemerintah demi untuk rakyatnya (kecuali pesawat terbang). Jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan, jumlah pemudik sudah dapat diperkirakan. Kemudian masyarakat dilarang mudik dengan sepeda motor. Coba dihitung, berapa biayanya? Apakah pemerintah tidak mampu. Kita pasti menjawab “mampu” dan “bisa”. Masalahnya maukah pemerintah memberi bonus pada rakyatnya?. Negara ini memang kepunyaan siapa?. Kan punya kita bersama bukan.
Saya dan pembaca budiman akan sangat tidak percaya kalau pemerintah kalah dengan pabrik jamu, kalah sama pabrik rokok, juga kalah dengan parpol yang menyediakan kendaraan mudik gratis. Pemerintah yang uangnya sulit dihitung itu, apa sekali setahun tidak mampumenyediakan kendaraan gratis?. Semua itu kembali kepada niat baik mereka yang menjadi pemimpin dinegeri ini, maksud penulis niat baik pemimpin dalam memikirkan rakyatnya. Pasti ada yang mengatakan, wah repot, belum ada aturannya, ini pasti ucapan orang yang kurang baik, malas memikirkan nasib rakyatnya. Jangan jadi pejabat saja Mas kalau begitu.
Bagi para wakil rakyat di DPR, khususnya Mas Agung Laksono, mari kita pikirkan masalah rakyat yang anggota dewan wakili, perjuangkan nasib mereka, kasihanilah mereka, mari kita berdoa agar rakyat kita diberi tambahan nikmat panjang umur, tidak cepat-cepat menyerahkan nyawanya saat Lebaran. God disposes…but man purposes. Maksudnya, memang urusan kematian adalah rahasia dan urusan Allah, tetapi usaha didunia adalah urusan manusia itu sendiri. Dalam hal mengantar nyawa saat Lebaran ini penulis kira urusan pemerintah, disamping masalah RAPBN yang terus dikhawatirkannya.

Selasa, 07 Oktober 2008

HATI YANG TERTUTUP DAN MEMBEKU

Oleh : Prayitno Ramelan
5 Oktober 2008

Alkisah sebuah cerita di Republik Nyata, ada kesatuan yang baru berganti pimpinan. Semua bersemangat menyambut sang pemimpin yang gagah, selama ini dikenal lurus dan jujur. Yang lebih bersemangat lagi para ibu-ibunya, baik yang masih aktif maupun sudah purnawirawan. Karena Ibu Komandan baru itu pakai jilbab, sesuatu yang belum pernah terjadi selama ini. Bukan main, ini ibu Komandan yang Islami. Ibu itu selama ini dikenal ramah dan sangat menghargai orang lain. Wah, pokoknya penampilan dan senyumnya bukan main, santun. Awalnya sangat disukai dan diharapkan.

Selang berjalan beberapa bulan era kepemimpinan sang Komandan, terjadi suatu kejadian yang sangat mengherankan. Inilah kisahnya……

Dikesatuan besar itu sejak 37 tahun yang lalu setiap minggu pada hari Jumat selalu dilakukan pengajian yang termasuk program kerja satuan tadi. Seperti biasa kalau kegiatan pengajian maka mayoritas yang hadir adalah mereka yang sepuh-sepuh, istri para pensiunan atau ada juga warakawuri. Tidak main-main pesertanya banyak yang mantan pejabat.
Tapi, kini dimasa tua mereka tidak mempersoalkan kedudukan dan pangkat lagi, semua sama dimata Allah, saling menghormati. Mereka selama ini selalu dibimbing oleh seorang Ustadzah yang pengetahuan agamanya dinilai dan diakui sangat dalam. Bayangkan sejak tahun 1976, setiap tahun paling tidak tiga kali beliau pergi ketanah suci.

Pada suatu siang Ibu Komandan tadi memanggil pengurus pengajian kekantornya. Dengan gaya seorang istri Komandan, beliau menyampaikan bahwa kesatuan ini tidak dapat terus mendukung penyelenggarakan pengajian tiap minggu, jadi hanya akan mendukung dua kali seminggu, termasuk juga penjemputan Ustadzah dengan mobil dinas juga hanya dua kali, kalau tidak dipergunakan pada hari yang ditentukan maka jemputan selanjutnya akan hangus….maksudnya ibu-ibu pengajian harus mengurus sendiri antar jemput Ustadzah tadi.

Kemudian ditegaskannya juga, bagi Ibu-ibu yang masih menginginkan pengajian empat kali seminggu maka yang dua kali harus mengurus sendiri segala sesuatunya. Dan ibu Komandan memutuskan agar tempat pengajian harus pindah dari kantor ibu Komandan tadi ketempat yang ditentukan, sebuah gedung entah apa namanya….katanya kantor Ibu Komandan akan direnovasi.Dan nanti selesai direnovasi tidak jelas mungkin tidak boleh disitu lagi, karena takut ada barang yang rusak katanya. Sudah berpuluh tahun sebenarnya pengajian tadi dilaksanakan dikantor itu yang merupakan kantor tempat organisasi istri-istri pejabat tadi berorganisasi. Itulah maklumatnya.

Setelah mendengar penjelasan tadi, para pengurus tersentak, tertegun, heran, tidak mengerti, kenapa mesti begitu. Diskusipun berlangsung antara pengurus pengajian dan ibu Komandan, tetapi keputusan sudah diambil oleh ibu komandan tadi. Gedung kantor Ibu Komandan tadi dibangun pada saat para pengurus pengajian masih menjabat dahulu, dibangun oleh para senior itu juga, dan sementara si Ibu Komandan yang “tegas” tadi masih belum ada disekitar situ.

Ketika salah seorang pengurus pulang, dia menceritakan kepada suaminya yang juga mantan pejabat tentang masalah itu. Apa kata suami itu? Sudahlah Ma, itulah hidup, manusia akan selalu mendapat ujian, mendapat cobaan dari Allah Swt. Jadi tabahlah, sabar dan ikhlas….Si istri yang merasa bertanggung jawab kepada kelompok pengajian itu, kepada teman-temannya, kepada para seniornya dan juga kepada Allah, tetap sulit mengerti. Katanya, yang kita lakukan kan suatu kebaikan, demi Agama Islam, demi Allah, berzikir, berdoa, membaca ayat suci, mendapat Tausiah, bimbingan rohani.

Apa tidak sedih kita melihat para senior-senior sepuh itu yang sangat mendambakan pengayoman batin, pembersihan qolbu, mengharap pengampunan dosa saat usia senja ini…bersiap-siap akan menghadap sang Khalik, kok kenapa mesti dilarang-larang. Disuruh pindah, dibatasi kegiatan pengajiannya, tidak boleh menggunakan tempat yang selama ini mereka pergunakan. Masalah ini kelihatannya sederhana, tetapi prinsip, karena berkaitan dengan masalah ibadah. Yang jelas sudah jatuh hukuman dari Allah didunia ini, yang tidak disadarinya...namanya menjadi tidak baik dikalangan seniornya.

Sang istri yang pengurus pengajian tadi benar-benar tidak mengerti, keputusan itu diluar nalarnya, kenapa?……karena Ibu Komandan itu pakai Jilbab. Masya Allah.

Walaupun suaminya sudah menjelaskan berulang kali, dia tetap tidak bisa mengerti, kenapa ibu Komandan tadi tega. Si ibu pengurus pengajian selalu melelehkan air mata kalau menceritakan masalah itu. Dia bilang, itu tindakan kurang terpuji ya Pa, orang mau beribadah saja dipersulit sampai sebegitunya, dia main-main dengan Allah…bagaimana kalau nanti Allah marah???. Wah, kok bilang begitu….

Penulis hanya bisa mengatakan, semuanya itu hanya disebabkan hanya karena satu hal….hati ibu Komandan tadi tertutup, membeku dan membatu. Dia entah tahu entah tidak kalau diluar sana sangat banyak umat Islam yang berlomba menginginkan rumahnya, kantornya dijadikan tempat pengajian, untuk sholat berjamaah. Umat Islam meyakini rumah/kantornya tadi akan mendapat berkah dan rahmat Allah. Seperti sebuah tempat ibadah.

Tapi, dia membatasi kegiatan ibadah dengan congkak dan kesombongan manusia yang sangat tidak disukai oleh Allah Swt. Itulah salah satu kelemahan manusia, saat dia atau suaminya menduduki jabatan, dia akan berubah, merasa menjadi dewa..…yang bisa mengatur segalanya, tidak takut kepada apapun. Astaghfirullaahal ‘azhiim. Untung kisah ini terjadi dinegeri Nyata. Bagaimana kalau terjadinya di Republik Indonesia, kalau Ibu Ani membaca kisah ini pasti menegur ibu Komandan tadi.

Senin, 06 Oktober 2008

TERNYATA TAHUN 1946-1947 AURI SUDAH MEMILIKI PESAWAT PEMBOM

Panglima Besar Soedirman pada saat meninjau pesawat pembom P.Diponegoro I sekitar awal 1946 dipangkalan Udara Malang dengan didampingi Panglima Divisi Jenderal Mayor Achmad Sujai.

Panglima Besar Soedirman saat melakukan inspeksi pesawat pelempar bom (pembom) Ki-48 "Lily".
Oleh : Prayitno Ramelan
5 Oktober 2008

Pada sore hari tanggal 5 Oktober 2008, bertepatan dengan Ulang Tahun ke 63 TNI, saya bertemu dengan Dr. Doddy Partomihardjo, Ketua ILUNI Fakultas Kedokteran UI. Ikatan Alumni Universitas Indonesia khususnya dari Fakultas Kedokteran ini mempunyai hubungan historis dan batiniah yang erat dengan TNI AU. Para alumnus dokter UI ini menempatkan Almarhum Komodor Abdulrachman Saleh yang dikenal merupakan salah satu pahlawan AURI (Pak Karbol) juga sebagai salah satu tokoh dari kedokteran dari Universitas Indonesia. Almarhum selain penerbang dan ahli dalam bidang radio pemancar juga seorang profesor dan dokter, beliau memberi kuliah Fisiologi Kedokteran di Perguruan Tinggi (darurat) di Klaten. Untuk menghormatinya maka dimuka Fakultas Kedokteran UI Jakarta dipasang patung beliau.

Pada pertemuan tersebut Dr Doddy menyampaikan bahwa beliau mendapat email khusus dari rekan-rekannya kelompok pencinta sejarah yang menyampaikan bahwa pada perang kemerdekaan, AURI ternyata sudah mempunyai pesawat pembom. Email kemudian di-forward ke penulis, yang berasal dari Bapak Hoesein, dikirimkan kepada Komunitas Historia-Indonesia untuk mencari kebenarannya. Kemudian Bapak A. Zaini Suherly melakukan pengumpulan informasi dan menyampaikan beberapa informasi yang isinya penulis rangkum dan lengkapi dalam artikel ini.

Dari penjelasan Bapak Zaini, disebutkan bahwa saat itu setelah Jepang menyerah kepada sekutu, di beberapa Pangkalan Udara di Indonesia terdapat peninggalan beberapa macam pesawat Jepang. Selain pesawat latih, angkut, pemburu, ternyata terdapat juga jenis pesawat pembom. Bapak Hoesein pada saat mengirimkan email juga meyertakan foto Panglima Besar Soedirman yang sedang menginspeksi pesawat Bomber tinggalan Jepang yang diberi nama Pangeran Diponegoro II.

Penelitian Bapak Zaini menyebutkan bahwa pesawat Pembom Diponegoro II adalah Ki-48 (Army Type 99), sekutu memberi nama sandi “Lily”. Sedangkan untuk pesawat pembom Pangeran Diponegoro I adalah Ki-49 Donryu Army Type 100. Pembom Diponegoro I dikatakannya pernah diterbangkan oleh Komodor Udara Abdulrahman Saleh, sedang pesawat Diponegoro II pernah diterbangkan oleh Komodor Udara Agustinus Adisutjipto.

Sebenarnya Indonesia mewarisi cukup banyak pesawat Jepang pada masa awal kemerdekaan, karena kesulitan suku cadang maka hanya sekitar 70 pesawat yang bisa terbang dengan berbagai macam typenya seperti Ki-43 Hayabusha "Oscar", A6M “Zero” sampai Ki-61 “Tony”, pesawat yang disebut-sebut sebagai Messerschmit atau Mustang Jepang. Juga terdapat pesawat Angkut (L2D3, DC 3 dakota versi Jepang), pesawat tempur ringan Ki-55 Cukiu "Ida", Guntei Ki -51 juga K5Y Yokosuka yang akrab dipanggil Churen (Cureng)/ Chukan Rensuki alias Latih dasar yang akrab dikalangan pejuang-pejuang kita.

Pesawat-pesawat ini dislokasinya tersebar di pangkalan udara yang dikuasai Indonesia (Tasikmalaya, Yogyakarta,Malang dan Madiun). Tapi ketika Clash I (Agresi Militer Belanda I), pangkalan-pangkalan AURI tersebut pada tanggal 21 Juli 1947 diserang oleh pesawat tempur Belanda P-40 Kitty Hawk dan P-51 Mustang AU, yang menghancurkan pesawat-pesawat tersebut.

Di Pangkalan Udara Maguwo Yogyakarta, AURI ternyata mampu menyembunyikan dan menyelamatkan 4 pesawat (2 Churen, 1Guntei dan 1 Hayabusha). Pesawat-pesawat itulah yang kemudian digunakan Cadet-cadet AURI untuk menyerang Belanda di Semarang, Salatiga dan Ambaraawa (2 Churen dan 1 Guntei pada tanggal 29 Juli 1947). Pesawat Hayabusha tidak bisa dipakai untuk penyerangan karena alat Sinchronize antara senapan mesin dan baling-balingnya rusak, sehingga apabila dipaksakan dan terjadi dog fight justru baling-balingnya bisa terkena pelurunya sendiri.

Serangan udara yang diawaki oleh Cadet Suharnoko Harbani, Cadet Soetardjo dan Mulyono tersebut sangat mengejutkan Belanda karena sama sekali tidak mengira AURI masih mempunyai dan mampu menyerang dengan pesawat udara. Saat serangan, pesawat Belanda (P-40 KittyHawk) mencoba melakukan pengejaran, tetapi P-40 tersebut crash saat take off, sehingga para penyerang dapat kembali selamat ke pangkalan Maguwo Yogya.

Ternyata Benar ada Pembom

Dari Foto masa lalu (dicopy dari koran) yang dikirimkan oleh Bapak Rushdy Hoesein, juga seperti yang disampaikan hasil penelitian Bapak Zaini, apabila kita teliti dan persamakan foto tersebut dengan dokumentasi foto pesawat-pesawat Jepang pada PD-II yang penulis terakan, dapat diyakini bahwa foto pesawat P.Diponegoro II seperti yang ditinjau Panglima Besar Sudirman adalah pesawat buatan Jepang Type Ki-48. Pesawat ini dibuat oleh pabrik pesawat Kawasaki, oleh sekutu diberi sandi nama “Lily”. Selama Perang Dunia ke-2 oleh Jepang Ki-48 digunakan sebagai light bomber (pembom ringan/pembom tukik). Dalam bahasa Jepang namanya Kyuukyuu Sohkei.

Kemungkinan besar pesawat pembom tersebut ditempatkan di Pangkalan Udara Maospati Madiun, yang sebelumnya difungsikan Jepang baik sebagai pangkalan pesawat tempur juga sebagai home base pembom. Alasannya karena landasan Maospati jauh lebih panjang dibandingkan landasan di pangkalan Maguwo. Komandan Pangkalan saat itu dijabat Prof.Dr.Abdulrachman Saleh yang juga merangkap juga sebagai Komandan Pangkalan Udara Bugis (Malang).

Sementara itu Bapak Zaini menyebutkan bahwa P.Diponegoro I adalah juga pesawat peninggalan Jepang type Ki-49 Donryu Army Type 100. Dari foto yang penulis terima dari Bapak Hoesein memperlihatkan saat Panglima Besar Soedirman pada awal tahun 1946 melakukan inspeksi ke Pangkalan Bugis Malang, dengan latar belakang terlihat jelas pesawat Ki-49. Berarti AURI selain memiliki light bomber juga sudah memiliki heavy bomber (Pembom Berat). Ki-49 yang dibuat oleh pabrik Nakajima, karena sangat berbahayanya dan mempunyai daya rusak yang hebat dijuluki sekutu sebagai Storm Dragon, diberi sandi nama “Helen”. Orang Jepang menamai Ki-49 “Hyakushiki Juubaku”.

Perlu diketahui bahwa kedua pesawat tersebut ternyata bukan merupakan kekuatan Angkatan Udara Kekaisaran Jepang, tetapi pesawat dari kekuatan Angkatan Darat Kekaisaran Jepang (Imperial Japanese Army Aircraft). Dengan demikian maka dapat diyakini bahwa memang terdapat pembom di Pangkalan Maospati Madiun dan Pangkalan Bugis Malang. Semoga informasi ini yang penulis lengkapi dengan foto-foto pesawat dapat lebih menjelaskan. Penulis sangat mengapresiasi rekan-rekan Historia-Indonesia yang demikian besar perhatiannya terhadap sejarah perjuangan TNI-AU tersebut.

Data-data Pesawat Ki-48 :

  • Type : Light Bomber/Dive Bomber
  • Crew : Four

Power Plant :

  • Model : Nakajima HA-115 Radial
  • Horse Power : 1150 H

Dimension :

  • Wing Span : 57 Ft 3 Inch (17,45 M)
  • Length : 41 Ft 10 inch (11,64M)
  • Height : 12 Ft 5,5 Inch (3,80m)
  • Weight : 14,881 lb (6750 kg)

Performance :

  • Max Speed : 314 mph (505 kph)
  • Service Ceiling : 33,135 ft (10.100m)
  • Range : 1491 miles (2400 km)
Foto Light Bomber Ki-48 "Lily"



Foto-foto Heavy Bomber Ki-49 "Helen"