Jumat, 09 Januari 2009

Mega Mulai Mengimbangi SBY


Oleh : Prayitno Ramelan - 20 Desember 2008

Sumber : kompasiana,com- Dibaca 751 Kali
Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang disampaikan oleh Denny JA pada (19/12) menyebutkan bahwa PDIP kembali menempati posisi sebagai partai pilihan rakyat nomor satu dengan 31,0%, Partai Demokrat di posisi kedua dengan 19,3% dan Partai Golkar diposisi ketiga mendapat 11,9%. Menurut Denny, kini muncul persepsi negatif terhadap SBY dalam bidang ekonomi, masyarakat yang merasa ekonominya semakin sulit lebih banyak (35,2%) dibandingkan yang merasa ekonomi semakin baik.

Lebih khusus muncul ketidak puasan masyarakat dalam pemenuhan terhadap sembako yang harganya semakin mahal. Sekitar 63% masyarakat menganggap pemerintahan SBY gagal dalam pemenuhan kebutuhan atas sembako. Selain itu responden juga menyatakan kecewa terhadap pemenuhan kebutuhan atas kesempatan kerja yang dianggap tidak berhasil (61,4%), yang mengganggap berhasil 33,7%. Pemerintahan SBY dianggap berhasil di bidang kesehatan (74,1%) dan pendidikan (68,3%). Kepuasan tertinggi dibidang keamanan (75%), bidang hukum (68%).Dibidang ekonomi kepuasan hanya 36,7%, yang tidak puas 59,5%. Dalam bidang ekonomi ini popularitas SBY mengalami defisit kepuasan hingga 22,8%.
SBY dinilai masih mendapat apresiasi positif dari publik sebagai presiden pilihan apabila capresnya hanya berdua dengan Megawati. Jika calonnya hanya dua maka sebanyak 42,9% publik akan memilih SBY, sementara Megawati dipilih oleh 40,7%.
Dari data survei Lingkaran Survei Indonesia tersebut terlihat bahwa PDIP dengan mengiklankan masalah sembako murah telah kembali terangkat keposisi teratas hingga 31%. Rekor ini dinilai cukup tinggi dan positif dalam persiapan menghadapi pemilu 2009 nanti. Sementara Partai Demokrat dengan perolehan yang memperoleh dukungan 19,3% semakin memperlihatkan kelasnya untuk mencoba merebut posisi sebagai parpol papan atas. Partai Demokrat terlihat mulai menggeser kedudukan Partai Golkar yang mulai terpuruk ke posisi ketiga agak jauh dari posisi kedua.
Sementara ini diperkirakan kemungkinan keterpuruknya Golkar disebabkan karena timbulnya konflik internal, dimana ada empat kadernya yang mencalonkan diri sebagai capres diluar struktur partai. Para pemilih kini terlihat jenuh dengan konflik pada parpol, yang jelas menurunkan pencitraan. Suatu hal yang perlu dilakukan Golkar untuk mendongkrak suara adalah dengan mengimbangi upaya mengiklankan partai di media massa. PDIP dan Demokrat yang secara konsisten sudah bermain disektor iklan sejak beberapa waktu belakangan ini terlihat lebih menonjol dan stabil.
Dalam masalah pemilihan calon presiden, Megawati yang apabila diadu secara “head to head” dengan SBY walaupun masih kalah, terlihat mulai mengimbangi. Kerawanan SBY yang perlu mendapat perhatian terletak pada turunnya kepuasan publik atas masalah ekonomi, karena menurut survei LSI publik menganggap isu pentingnya kesejahteraan ekonomi mencapai 72,7%, isu korupsi (hukum) hanya 12,5% dan isu keamanan hanya 4,1%. Dengan kondisi perekonomian global yang diperkirakan akan semakin sulit, menurut pengamat ekonomi juga akan berimbas kepada perekonomian Indonesia, maka isu ini sangat perlu mendapat perhatian utama dari kubu SBY. Menurunnya dukungan publik terhadap SBY dalam masalah ekonomi akan menaikkan dukungan terhadap Megawati yang mulai lebih taktis mensikapi perkembangan situasi.
Pemilu masih tersisa sekitar tiga bulan lebih, kini mulai terlihat gambaran persepsi kekuatan parpol yang akan menduduki papan atas dan kekuatan capres yang sementara ini masih didominasi oleh dua kubu SBY dan Megawati yang masih ketat dalam persaingan. PDIP terlihat mulai lebih menemukan “ritme” baik menghadapi pemilu legislatif maupun pilpres. Mendatang, kubu yang pandai dan piawai dalam membaca perkembangan situasi dan mengangkat “kunci” melalui media massa lah yang akan memenangkan peperangan. Kunci tersebut adalah “masalah perekonomian”.
PRAYITNO RAMELAN.Guest Blogger Kompasiana.
20 tanggapan untuk “Mega Mulai Mengimbangi SBY”
ayi,
— 20 Desember 2008 jam 3:00 pm
ah Ibu, semakin memahami tebar Pesona yang ibu ciptakan sendiri, inget dong zamannya ibu mega jadi presiden ?Iklan Sembako murah akan jadi obral mual aja ..kebiasaan PDIP kan begitu.Saat ini masih blm ada yg lebih baik daripada SBY, aku nunggu yg lebih baik kalo ada.daripada bu Mega… mendingan milih bu RT saya, orangnya jujur ndak kayak ibu.
ari,
— 20 Desember 2008 jam 6:02 pm
Ah ibu Mega belum pernah terlihat cerdas saat berbicara. Hanya bicara tolong pilih yang cantik saja. Coba sekali-kali bicara ekonomi, teknologi or rencana masa depan buat Indonesia.
adi,
— 20 Desember 2008 jam 6:21 pm
lebih baik sby, ha ha ha ha ha, bagiku ngak ada yang lebih baik, baik sby maupun mega,gusdur ataupun habibie, dan terutama suharto, ngak ada yang lebih baik, mereka sama2 jelek di maataku
Junanto Herdiawan,
— 20 Desember 2008 jam 6:46 pm
Pak Prayit, ini sebenarnya yang menjadi ciri khas pemilih kita. “Easy to forget and forgive”. Mungkin mbak Ayi banyak benarnya. Suasana kekinian yang dibangun melalui harapan dalam iklan, kata-kata, dan janji, lebih mengedepan ketimbang mengingat hal-hal nyata yang pernah ada di masa lalu. Mungkin ini yang dimaksud para psikolog dengan “psychological present tense”. Secara psikologis kita selalu berada di suasana masa kini, tanpa punya konteks histori dan visi. Mega sudah pernah jadi presiden, Gus Dur juga sudah pernah jadi presiden, dan SBY saat ini presiden. Rasionya kita sudah bisa membaca karena semua ada. Menurut hukum alam, tak akan jauh hasilnya nanti. Tapi pak, inilah realita kita di jaman serba bungkusan. Seperti kata bapak, membaca perkembangan situasi dan mengangkat “kunci” melalui media massa lah yang akan memenangkan peperangan. Bukan hanya “kunci”, tapi “media massa” melalui periklanan menjadi penting, terlepas dari apa yang dikerjakan. Mudah-mudahan siy tidak begitu ya pak. Kita mencari pemimpin yang bukan hanya bungkusan, tapi juga yang dalemnya bagus. Kalau tidak, Indonesia hanya akan sekedar utopia…
Prayitno Ramelan,
— 20 Desember 2008 jam 7:09 pm
@Ayi, pada saat ini sedang musim kampanye…jelas semua partai akan membeberkan semua terbaik apa yg bisa mereka berikan dan janjikan pada m,asa mendatang…itulah relita dinegara kita, nanti saja kita lihat, siapa yg menang…apakah benar atau seperti lagu lama yg berbunyi “janji palsu belaka, manis dimulut saja, pandai mainkan lidah”…semoga tidak begitu harapan kita ya. Mari kita doa bangsa ini akan mendapat pemimpin terbaik yg mendapat ridho dan perlindungan Allah SWT. Tks ya tanggapannya>salam>Pray.
@ Yunanto, tks koment nya. saya setuju, kalau pemimpin akan sulit berubah, karena masing2 mempunyai kepribadian, habbit, karakter yg sudah terbentuk dan dimilikinya sejak dia kecil. Jadi ya kira2 akan tidak jauh plus minusnya kalau dia nanti menang pada 2009, kecuali ada sebuah stimulus yang demikian mempengaruhinya, baru dia akan berubah. Ttg kunci yg saya sebutkan tadi, adalah sebuah realita, dalam konteks pertempuran demi pertempuran yg harus dimenangkan oleh masing2 parpol, hanya menilai saja kok Yun,sebagai pihak luar yg ikut mengamati dan mencoba membahas, dimana letak kuncinya agar para petarung lebih mawas diri dan waspada….Yg kuat di media massa yg akan mendominasi, karena inilah perkembangan dan kemajuan jaman. Memang saya setuju sekali yg kita cari adalah pemimpin yang benar2 mampu, mempunyai dedikasi, loyalitas, pengabdian, rela berkorban, berjanji kepada dirinya dan Tuhan akan membawa bangsa ini menuju ke cita-cita luhur, makmur dan sejahtera…kembali saya tulis nij..gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo. Gitu ya…Salam>Pray.
lufki,
— 20 Desember 2008 jam 7:10 pm
Saya setuju dengan 2 saudara di atas…kalau kita mau jujur sama diri kita sendiri tanpa di campur adukkan dengan isu politik dan saya sendiri bukan orang dari partai manapun. dari Presiden kita yang pertama sampai yang sekarang bisa dilihat secara riil dan konkrit hasil kerja mereka masing2. dan saya melihat kalau Presiden kita yang sekarang masih lebih baik dari para pendahulunya terutama maaf kalau saya berterus terang..jauh lebih baik dari kepemimpinan Gusdur dan Mega dulu. yang hanya bisa ngomong dan mengkritik tetapi ketika dihadapkan dengan masalahnya malah bingung sendiri dan lupa sama janji2 mereka waktu kampanye sebelum jadi Presiden. jadi untuk saya biarkan Presiden kita yang sekarang ini yaitu SBY untuk menyelesaikan Semua Program2 serta Visi dan Misi yang di Rancang sedemikian rupa yaitu 4 tahun mendatang..dan walaupun saya tidak bisa membaca hati dan pikiran Presiden SBY tapi saya merasa bahwa beliau lebih serius, bersih, tegas, bijaksana, dan tenang dalam menyesaikan berbagai masalah di negara yang kita cintai ini dan yang lebih utama dia selalu mengutamakan takut TUHAN…Insya Allah kalau Pemimpin kita takut TUHAN mereka akan lebih hati2 dalam menjalankan Amanat dari Rakyat indonesia ini yang akan dipertanggung jawabkan di AKhirat nanti…sekali lagi saya tekankan saya ini bukan orang partai demokrat saya hanya melihat hasil kerja para presiden kita yang dulu dan sekarang dan saya juga saat ini sedang berdomisili di USA dan banyak juga saudara2/i kita disini merasa lebih puas dan percaya dengan kepemimpinan SBY..
Prayitno Ramelan,
— 20 Desember 2008 jam 7:35 pm
@Ari, Nah Ari nanti ada waktunya pada saat acara debat menjelang pilpres, setelah pemilu legislatif, kita tunggu dan lihat bagaimana ya. Tks ya.Pray
@Adi, saya percaya ini mesti golput, ya kini sih boleh menurut UU, memilih untuk tidak ikut memilih, tapi kalau nanti dinyatakan golput “haram” wah…, mosok jadi golput mesti masuk neraka ya. Pray.
@Lufki yg di AS, terima kasih tanggapannya. Memang kalau kita menilai kemampuan presiden SBY, terlebih saat berada di luar negeri wah presiden kita ini bisa dibanggakan, bahasa Inggrisnya faseh, mampu bergaul dan menempatkan diri dalam pergaulan internasional. Pendek kata pinter…tapi ya Lufki pada kenyataannya rakyat kita yg memang membutuhkan pemimpin pintar, kebanyakan justru konstituen berada dibawah garis rata2 pendidikan, maksudnya banyak yg kurang melek huruf dan kurang melek politik. Merekalah ini yg akan menentukan dan memilih siapa pemimpin kita dimasa mendatang. Jadi kita harus mendasarkan kepada realitas yg ada ya Lufki,kondisinya memang begitu. Kini ada dua calon terkuat, SBY dan Mega, dan masing2 punya strategi pemenangan sendiri2. Jadi kita sebagai orang yg tidak terlibat langsung akan melihat perjalanan bangsa ini pada th 2009. Saya di Kompasiana hanya berdedikasi memberikan sebuah informasi dan sedikit analisa sedikit dari kemampuan saya, dengan tidak memihak, “jujur”, agar para netter dan pembaca dimanapun berada mempunyai gambaran tentang situasi yang sedang berlangsung, tanpa informasi, artinya kita berjalan dilorong yg gelap, bisa kesasar tuh…Itu saja kok Lufki, dengan harapan semoga isi Kompasiana ini bermanfaat bagi kita semua…saya melihat apa yg saya kerjakan sebagai bagian dari ibadah saya pada usia senja ini. OK, salam>Pray.
Novrita,
— 20 Desember 2008 jam 9:15 pm
Waduuh..waduuh.. baru lihat dari hasil survei saja kok sudah banyak yang mencela bu Mega. Saya sendiri bukan pengagum beliau dan bukan juga simpatisan PDIP, tapi kok kasihan kalau banyak yang mencela para mantan presiden kita. Susah lho jadi presiden Indonesia itu…
Seperti yang ada di komentar pak Pray bahwa “pada kenyataannya rakyat kita yg memang membutuhkan pemimpin pintar, kebanyakan justru konstituen berada dibawah garis rata2 pendidikan, maksudnya banyak yg kurang melek huruf dan kurang melek politik. Merekalah ini yg akan menentukan dan memilih siapa pemimpin kita dimasa mendatang. ” saya jadi khawatir kalau para pemilih yang kebanyakan kurang melek politik akan memilih pemimpin yang salah. (Semoga tidak ya…)Dengan adanya pemasangan iklan yang bagus dan gencar, seseorang bisa menokohkan dirinya sebagai yang terbaik dan menancapkan hal tersebut di benak orang-orang yang menontonnya(saya gak tahu apa istilahnya tentang hal ini. Apakah secara psikologis orang seperti dihipnotis…? ). Ada beberapa tokoh yang membuat iklan yang bagus yang selalu tayang di layar kaca, dan tentu saja hal tersebut memakan biaya yan amat besar. Saya akui iklan tersebut amat bagus dan menarik untuk dilihat. Tapi apakah cukup hanya dengan melihat tontonan tersebut kita akan menilai bahwa tokoh tertentu adalah yang paling baik untuk bisa memimpin Indonesia..?Saya jadi sedih kalau para pemilih di negeri ini cuma terpukau dari tontonan di media dan iklan2 saja tanpa menilisik lebih dalam. Takut kalau mereka nanti salah pilih, yang kecewa kan juga mereka sendiri nantinya…
Saya sangat cinta negeri ini… saya berharap bahwa siapapun presidennya bisa membawa kebaikan negeri ini. Partai apapun (yang termasuk mayoritas) bisa menampung dan menyalurkan jeritan hati rakyat Indonesia.Saya berharap bahwa semua partai …semua calon presiden.. semua calon pemimpin bangsa…mempunyai niat yang tulus dan ikhlas untuk mengemban amanah menjaga dan menuntun bangsa ke masa depan yang makmur sejahtera. Jangan ada yang MEMANFAATKAN ‘rasa nasionalisme’nya untuk kekuasaan semata.
Mudah-mudahan 2009 rakyat Indonesia tidak salah pilih dan kita bisa mendapatkan pemimpin yang tangguh, cerdas, mumpuni dan disegani semua bangsa. Amiin..
Prayitno Ramelan,
— 20 Desember 2008 jam 10:17 pm
Novrita, terima kasih ya tanggapannya. Yah memang demikian kalau kita membicarakan masalah politik itu, ada pro kontra ada suka dan tidak suka, pokoknya banyak sekali pernak dan perniknya. Ada yg suka Pak SBY, ada yg suka Bu Mega, demikian juga sebaliknya. Tapi apapun kata orang maka masa depan bangsa ini akan ditentukan lagi pada bulan April dan Juli 2009, oleh sebahagian besar dari kita, setuju atau tidak pemilu dan pilpres akan tetap dilaksanakan. Yg saya katakan tadi memang sebenarnya sebahagian besar pemilih berada di level agak bawah, 60% pemilih berada di pulau Jawa. Nah, kini di kompasiana kan boleh dikatakan pembaca, terlebih penanggap adalah orang2 yg cukup terpelajar, mengerti tentang politik, lihat saja komentar2nya. Kini, saya memberikan informasi yg perlu diketahui oleh para netters agar tidak salah membaca situasi dan kondisi yg sedang berlaku…kenapa?karena saya menulis hanya mendedikasikan pikiran dan sedikit apa yg saya miliki tanpa adanya pengaruh dari siapapun. Maaf, mungkin agak berbeda dengan beberapa yg memang menulis karena adanya suatu kepentingan. Itu ya Novrita. Terus memang kenyataan sekarang seperti tulisan saya terdahulu sedang terjadi silent revolution, dimana media sangat berperan dalam kompetisi ini. Saya sangat menghargai tanggapan akhir anda, mudah2an rakyat tidak salah dalam memilih dan kita mendapatkan pemimpin yang tangguh, cerdas dan mumpuni…(bersumpah kepada Allah akan memajukan dan mensejahterakan bangsa ini). Salam.Pray
henky,
— 20 Desember 2008 jam 10:57 pm
saya warga keturunan dan sudah 3 tahun ini sekolah di luar negeri.. Selama ini hidup di negara yang lebih maju, membuat hati saya berkata kapan negara saya bisa seperti ini…? Sangat disayangkan hingga saat ini negara kita masih terpuruk dari berbagai aspek kehidupan karena kita semua tahu negara Indonesia benar2 negara yang kaya akan SDA, itu kenyataan, seharusnya negara Indonesia bisa menjadi jauh lebih bae dan mungkin saja menjadi negara kuat di Asia, jika pengelolaanya dispilin. Yang saya harapkan siapapun presiden yang akan datang, benar2 bekerja keras dalam mengelola dan membawa ke jalur yang benar. Yang sangat penting dan tidak boleh dilupakan, hukum masih harus lebih ditegaskan lagi! aturi aturan hukum dan PRAKTEKKAN! kalo bisa korupsi dihukum mati! karena korupsi di Indonesia benar2 sudah berakar dari atasan sampai bawahan. dari pusat sampai daerah. Sudah berapa banyak korupsi yang dilakukan koruptor Indonesia? Tidak ada yang mampu menjawabnya kan.. karena sudah benar2 keterlaluan! Negara kita menjadi melarat! menurut saya penegakkan hukum benar2 langkah pertama untuk kebangkitan Indonesia, harus tegas seperti hukum di malaysia ataupun brunei. Semoga saja dengan berlakunya hukum yang tegas untuk selanjutnya kita bisa mengerjakan pr2 laen, yaitu ekonomi, transportasi, pendidikan dan kesehatan. Setahap demi setahap. Untuk SBY, kalo saja terpilih lagi nanti, saya harapkan bapak SBY lebih tegas lagi dalam hukum dan di dalam pemerintahan itu sendiri. Maju Indonesia.
Prayitno Ramelan,
— 20 Desember 2008 jam 11:58 pm
Hengky yang sedang sekolah di LN, terima kasih tanggapannya. memang betul kita mempunyai kekayaan yang diberikan Tuhan demikian banyaknya, tetapi banyak yg heran kenapa rakyat kita banyak yang miskin. Karena sistem, atau karena manusianya. diantaranya karena kasus korupsi. Dan juga saya setuju kalau Law Enforcement perlu ditegakkan, akan banyak membantu mensejahterakan bangsa ini. Saya kira itu ya keinginan anda.Ok Hengky, selamat menempuh pendidikan, semoga sukses. Salam>Pray.
mahendra,
— 21 Desember 2008 jam 9:56 am
kalau calon presiden presiden cuma SBY dan MEGA kayaknya kurang seru! gimana kalo ada presiden dr jalur independen? capresnya anak muda yg ganteng n cawaprenya sandra dewi (yang artis cantik itu loh?) pasti seru dech..! dari pada perseteruan 2 kandidat itu yang makin lama makin mbosenin juga kayaknya…
Prayitno Ramelan,
— 21 Desember 2008 jam 1:45 pm
Mas Mahendra, sebenarnya bisa juga tuh ide, kan sudah mulai ada selebriti yg jadi politisi…kalau ada jalur independen…kenapa jauh2, saya mau nyalonkan orang kompasiana saja…itu ada mbak marissa guest blogger kita, terkenal, selebriti, intelektual, …mas pepih gimana nih?
balog helmi,
— 23 Desember 2008 jam 7:37 am
Saya sangat setuju dengan komentar Novrita,mari kita doakan agar pemilu tahun 2009 dapat berjalan lancar aman,tertip,bebas rahsia.Semoga dapat tepilih pimpinan yang dapat menyatupadukan rakyat Indonesia untuk menghadapi dampak badai krisis financial global di tahun-tahun mendatang.mulailah dari diri kita sendiri ,untuk dapat meningkatkan kepekaan krisis financial ini, sehingga minimal ekonomi keluarga tidak terjngkal, maaf komentarnya ngak nyambung ,tapi apa boleh buat inilah yg ada dalam pikiran saya yg cetek,
salam mas Pray dan Novrita, balog.
viant,
— 23 Desember 2008 jam 4:25 pm
suka gak suka gambaran semua pemimpin kita saat ini sama, atau mungkin bisa jadi saat ini seluruh pemimpin dunia ini sama, apa yang sama.. semua hanya menyelamatkan dirinya sendiri beserta kawan2nya (baik yang di partai atau luar partai), tapi rakyat kita juga begitu, giliran ada kampanye berbondong-bondong seakan-akan ikut mensukseskan kampanye (entah benar2 apa tidak) dengan segala atribut kesenangannya (hiburan, dangdut, game, dll..), tiba waktunya memilih blank akhirnya, akhirnya terpilihlah pemimpin asal2an. kita rakyat memang WAJIB untuk memilih pemimpin (apalagi seorang muslim), tapi perhatikanlah sebenar-benarnya…, jangan nanti sudah terpilih gak suka demo atau saat pemilihan gak mau ikut milih (golput katanya) tapi kalau di ajak demo ikut demo juga (ngerusak lagi), jadi kita ini sebagai rakyat yang menentukan pemimpin (katanya..) kapan kita mau belajar sebenar-benarnya agar pemimpin kita gak salah lagi nantinya, itu yang kita perlu sebagai rakyat (memahami sesuatu)dan informasi yang sejujur2nya dari calon pemimpin.
Prayitno Ramelan,
— 23 Desember 2008 jam 10:01 pm
@Mas Helmi, Terima kasih ya tanggapannya, yah kmari kita sama2 berdoa agar pemilu th 2009 berjalan dengan aman dan tertib, Amin.Salam>Pray.
@Viant, terima klasih tanggapannya, semoga pemimpin yang dipilih nanti bisa memenuhi apa keinginan rakyatnya, dan rakyat juga berperilaku baik demi kemajuan bangsa ini.Salam>Pray.
Rahardjo,
— 24 Desember 2008 jam 10:21 am
Saya pengagum berat SBY yang telah terbukti 4 tahun lebih ini membawa perubahan dan kesegaran terutama dalam membrangus para koruptor yang selama ini menggrogoti uang rakyat. Insya Allah SBY terpilih lagi, pemerintah yang berani membrangus koruptor itulah yang akan membawa kesejahteraan rakyat. Mudah2ah kalau terpilih lagi dapat lebih mendengarkan suara rakyat kecil, saya percaya kok kalau nanti SBY akan menutupi kekurangannya selama ini. Bu Mega kurang pintar dan gampang disetir orang2 disekelilingnya. beliau banyak didukung karena PDIPnya bukan program2nya, terbukti teman2 tukang sayur, tukang ojek dan prt disekeliling saya banyak yang tidak tahu programnya tapi penggemar berat Bu Mega, iklan sembako menurut saya akan menjadi bumerang, nggak gampang nurunkan harga sembako, Prabowo itu hebat tapi kalau jadi Presiden terus First ladynya siapa?.Salam hormat Pak Pray ….
prayitno ramelan,
— 24 Desember 2008 jam 11:11 am
@Mas Rahardjo, pengagum berat SBY, terlebih ibu2 itu ya, sudah gagah, pinter katanya, memang memberangus koruptor upayanya yg bagus. Tapi sayangnya yg berhasil ditekan baru dari kalangan Kelompok Politisi yg disebut sebagai Kekuasaan Kelompok Kepentingan,terbukti langsung lumpuh begitu di tetapkan sebagai tersangka. Tetapi para pelaku ekonomi (Hegemoni Elit) yang terkait dalam kasus BLBI itu sebenarnya target utama menurut saya, konon ada 600 trilyun yg dibawa kabur, baru berapa banyak sih yg bisa dikembalikan ke negara?Butuh keberanian ekstra melawan sindikat tersebut, karena jaringannya sudah sangat luas. Contoh kecil sudah ada bukan “Artalyta”, hanya pucuk kecil dari jaringan gurita itu, itupun sudah melibatkan dan mampu mempengaruhi banyak orang kan mas. Tentang Bu Mega, kalau dikatakan kurang pintar sebenarnya tidak juga, ini saya katakan jujur, saya bukan pendukung Mega, saya sedang kembali akan menulis ttg Mega. Tapi yah yang sekarang terbentuk opini Mega ini kurang pintar, jauh dibandingkan SBY…begitu kali ya. Kalau Prabowo sebaiknya diambil bu Mega jadi Cawapresnya, dia yg akan bisa menandingi SBY nanti, kualitasnya hampir sama tuh. Ok Mas Rahardjo,terimakasih banyak ya.Salam>Pray.
Fadli,
— 27 Desember 2008 jam 4:05 pm
Saya takut negeri kita mengalami kemunduran jika Mega berkuasa. Apakah Aceh bisa damai seperti sekarang jika Mega berkuasa? Apakah negara kita tidak akan dipermalukan lagi didunia international seperti Sipadan Ligitan? Apakah tidak ada lagi penjualan asset penting dan penjualan gas murah? pembunuhan aktivis? negara kita akan mengalami lagi kemunduran…saatnya pesan2 seperti ini disebarluaskan keseluruh pemilih..supaya seperti kata Sukarno “jangan sekali kali melupakan sejarah” bisa kita ingat..Jika ada yg mau membuat iklan utk mengingatkan hal tersebut saya bersedia menyumbang…
Prayitno Ramelan,
— 27 Desember 2008 jam 9:18 pm
Wah, ini ada Mas Fadli mau nyumbang kalau ada yang mau buat iklan anti Mega, coba hubungi saja parpol2 lawan politik yang rata-rata sedang kesulitan dana, mesti pada bersemangat tuh Mas. Salam>Pray.

3 komentar:

Rukyal Basri mengatakan...

Pak Pray, ternyata yang datang ke Indramayu adalah utusan Sby, prof subur budisantoso, prof rady gany dan jend jali yusuf.

opini-prayitno.ramelan mengatakan...

Goooooood girl, terima kasih ya atas komentarnya.....Salam Hangat.Kalau mau mebaca yg up todate tolong masuk ke website: www.prayitnoramelan.kompasiana.com Salam hangat dari saya.Pray

opini-prayitno.ramelan mengatakan...

Mas Rukyal Bassri, maaf terlambat...agak lolos nih membalasnya, terima kasih, memang semua parpol sekarang sedang membangun jalinan komunikasi dengan pesantren2 yg banyak santrinya....Salam.Pay