Oleh Prayitno Ramelan - 23 Desember 2008 - Dibaca 1023 Kali -
Hari Senin kemarin (22/12) Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di kantor kepresidenan menerima penghargaan People of The Year (POTY) yang diserahkan oleh Pemimpin Umum Harian SINDO Hary Tanoesoedibjo. SBY menerima penghargaan POTY bidang politik tahun 2008 yang diberikan oleh harian Seputar Indonesia (Koran SINDO). Selain penghargaan bidang politik, juga penghargaan diberikan dibidang bidang ekonomi yang diraih Sri Mulyani Indrawati, kategori bidang hukum oleh Suciwati, dan kategori budaya diraih Deddy Mizwar.
Untuk mengukur penilaian publik siapa tokoh yang paling berperan dalam empat kategori tersebut SINDO menggunakan survei di sembilan kota besar di Indonesia,yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Makassar, Medan, Pelembang, dan Denpasar dengan jumlah responden sebanyak 1.620 orang. Bertindak sebagai juri POTY adalah Hikmahanto Juwana,Taufiequrrahman Ruki, Taufik Abdullah, Ikrar Nusa Bhakti, Bambang PS Brodjonegoro,Winny E Hassan,dan Arswendo Atmowiloto.
Dalam sambutannya Pemimpin Umum Koran SINDO Hary Tanoesoedibjo mengatakan, tujuan diselenggarakannya POTY adalah untuk menggali apresiasi masyarakat terhadap tokoh-tokoh yang dinilai telah memainkan peranan penting sepanjang tahun 2008 di empat bidang, yaitu politik, ekonomi, hukum dan budaya. Hary mengatakan, issue of the year yang paling populer adalah pemberantasan korupsi. Sementara isu lainnya adalah kenaikan harga minyak dunia, musibah lumpur Lapindo, krisis finansial global, anggaran pendidikan, anjloknya pasar saham anjlok, bencana alam, dan bantuan langsung tunai (BLT).
Ketua Tim Juri POTY,Hikmahanto Juwana, mengatakan survei yang dilakukan selama sebulan lebih dari 20 Oktober–28 November 2008 itu menghasilkan lima tokoh besar dalam kategori politik. Kelima orang tokoh itu adalah Susilo Bambang Yudhoyono (59,75%),Sri Sultan Hamengku Buwono X (16,48%),Megawati Soekarnoputri (6,17%), Jusuf Kalla (3,76%) dan Abdurrahman Wahid (3,58%).
Pemimpin Redaksi Koran SINDO Sururi Alfaruq mengatakan, untuk penerima penghargaan lain,yaitu Sri Mulyani Indrawati,Suciwati Munir,dan Deddy Mizwar,akan disampaikan dalam waktu dekat ke kediaman masing-masing. POTY merupakan acara rutin yang digelar SINDO setiap tahun, dimulai tahun 2005, dan terus berlanjut hingga kini.
Pada saat menjelang perhelatan akbar pemilu dan pilpres 2009, setiap langkah yang mempopulerkan seseorang tokoh bisa dikatakan agak berbau upaya pencitraan. Pada survei LSI yang terakhir, PDI Perjuangan setelah berusaha menaikan citra melalui iklan sembako maka citranya naik pesat, demikian juga citra Megawati ikut terangkat dan popularitasnya hanya dibawah SBY sekitar 2%.
Kini, dengan diterimanya penghargaan POTY 2008 tadi, akankah ini ikut mengangkat popularitas SBY? Jelas popularitas SBY akan terangkat, karena pemberi penghargaan memiliki jaringan media massa yang cukup kuat. Ada suatu pesan yang diterima masyarakat bahwa orang yang paling berperan dibidang politik pada 2008 adalah SBY, disusul Sri Sultan dan pada posisi ketiga baru Megawati. Mega sebagai kompetitor kuat SBY saat ini dari hasil survei tersebut posisinya jauh berada dibawah SBY hingga minus 53,58%.
Mengingat demikian besarnya peran mass media baik dalam membentuk sebuah opini ataupun pembentukan citra baik dalam dalam pemilu maupun pilpres, maka ada pembacaan tertentu dari setiap gerak sebuah jaringan media massa. Dari kubu-kubu parpol akan membaca peta politik, ini yang harus diwaspadai sebuah jaringan, karena akan menyangkut kelangsungan dimasa depannya. Kita ikuti saja persaingan pencitraan ini, yang dikenal dengan istilah “Silent Revolution”.
PRAYITNO RAMELAN,Guest Blogger Kompasiana.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar