Oleh Prayitno Ramelan - 23 Desember 2008 - Dibaca 1045 Kali -
Hari Senin kemarin (22/12) Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di kantor kepresidenan menerima penghargaan People of The Year (POTY) yang diserahkan oleh Pemimpin Umum Harian SINDO Hary Tanoesoedibjo. SBY menerima penghargaan POTY bidang politik tahun 2008 yang diberikan oleh harian Seputar Indonesia (Koran SINDO). Selain penghargaan bidang politik, juga penghargaan diberikan dibidang bidang ekonomi yang diraih Sri Mulyani Indrawati, kategori bidang hukum oleh Suciwati, dan kategori budaya diraih Deddy Mizwar.
Untuk mengukur penilaian publik siapa tokoh yang paling berperan dalam empat kategori tersebut SINDO menggunakan survei di sembilan kota besar di Indonesia,yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Makassar, Medan, Pelembang, dan Denpasar dengan jumlah responden sebanyak 1.620 orang. Bertindak sebagai juri POTY adalah Hikmahanto Juwana,Taufiequrrahman Ruki, Taufik Abdullah, Ikrar Nusa Bhakti, Bambang PS Brodjonegoro,Winny E Hassan,dan Arswendo Atmowiloto.
Dalam sambutannya Pemimpin Umum Koran SINDO Hary Tanoesoedibjo mengatakan, tujuan diselenggarakannya POTY adalah untuk menggali apresiasi masyarakat terhadap tokoh-tokoh yang dinilai telah memainkan peranan penting sepanjang tahun 2008 di empat bidang, yaitu politik, ekonomi, hukum dan budaya. Hary mengatakan, issue of the year yang paling populer adalah pemberantasan korupsi. Sementara isu lainnya adalah kenaikan harga minyak dunia, musibah lumpur Lapindo, krisis finansial global, anggaran pendidikan, anjloknya pasar saham anjlok, bencana alam, dan bantuan langsung tunai (BLT).
Ketua Tim Juri POTY,Hikmahanto Juwana, mengatakan survei yang dilakukan selama sebulan lebih dari 20 Oktober–28 November 2008 itu menghasilkan lima tokoh besar dalam kategori politik. Kelima orang tokoh itu adalah Susilo Bambang Yudhoyono (59,75%),Sri Sultan Hamengku Buwono X (16,48%),Megawati Soekarnoputri (6,17%), Jusuf Kalla (3,76%) dan Abdurrahman Wahid (3,58%).
Pemimpin Redaksi Koran SINDO Sururi Alfaruq mengatakan, untuk penerima penghargaan lain,yaitu Sri Mulyani Indrawati,Suciwati Munir,dan Deddy Mizwar,akan disampaikan dalam waktu dekat ke kediaman masing-masing. POTY merupakan acara rutin yang digelar SINDO setiap tahun, dimulai tahun 2005, dan terus berlanjut hingga kini.
Pada saat menjelang perhelatan akbar pemilu dan pilpres 2009, setiap langkah yang mempopulerkan seseorang tokoh bisa dikatakan agak berbau upaya pencitraan. Pada survei LSI yang terakhir, PDI Perjuangan setelah berusaha menaikan citra melalui iklan sembako maka citranya naik pesat, demikian juga citra Megawati ikut terangkat dan popularitasnya hanya dibawah SBY sekitar 2%.
Kini, dengan diterimanya penghargaan POTY 2008 tadi, akankah ini ikut mengangkat popularitas SBY? Jelas popularitas SBY akan terangkat, karena pemberi penghargaan memiliki jaringan media massa yang cukup kuat. Ada suatu pesan yang diterima masyarakat bahwa orang yang paling berperan dibidang politik pada 2008 adalah SBY, disusul Sri Sultan dan pada posisi ketiga baru Megawati. Mega sebagai kompetitor kuat SBY saat ini dari hasil survei tersebut posisinya jauh berada dibawah SBY hingga minus 53,58%.
Mengingat demikian besarnya peran mass media baik dalam membentuk sebuah opini ataupun pembentukan citra baik dalam dalam pemilu maupun pilpres, maka ada pembacaan tertentu dari setiap gerak sebuah jaringan media massa. Dari kubu-kubu parpol akan membaca peta politik, ini yang harus diwaspadai sebuah jaringan, karena akan menyangkut kelangsungan dimasa depannya. Kita ikuti saja persaingan pencitraan ini, yang dikenal dengan istilah “Silent Revolution”.
PRAYITNO RAMELAN,Guest Blogger Kompasiana.
Share on Facebook Share on Twitter
27 tanggapan untuk “SBY People Of The Year Politik 2008”
nuni,
— 23 Desember 2008 jam 9:05 am
Selamat pagi pak Pray,wah pagi ini saya behasil menjadi pembaca pertama tulisan Bapak……semoga selalu sehat sehingga menjadi semakin produktif untuk memberikan pencerahan di kompasiana pak. Amin.
syaifuddin sayuti,
— 23 Desember 2008 jam 9:40 am
kalo pak beye jadi people of the year, saya nobatkan pak pray jadi blogger of the year di kompasiana. hehehe…gimana pak pray?
Prayitno Ramelan,
— 23 Desember 2008 jam 10:01 am
@Mbak Nuni…selamat paggi juga, bagaimana dgn IPB nya, kapan selesai program doktoralnya nij? Wah masih berat ya jalannya, semoga sukses deh. Terima kasih ya atas komentarnya, sangat saya hargai…btw buat Face Book juga?Saya baru buka, karena semua anak, mantu, kerabat pada buka disana, dan saya juga memposting artikel saya setelah agak lama muncul di Kompasiana. Disana ketemu Mas Pepih, Yulyanto, Yunanto, Novrita. Ok deh, semoga sehat2.Salam hangat.Pray
@ Mas Syaifuddin Sayuti…wah wartawan yg satu ini ada-ada saja…jangan ah nanti beken terus gak enak. Ada `cerita, Kan saya pernah jadi nara sumber di Metro TV saat kasus teror DR Azahari, eh baru dua kali tayang, terus tidak bebas, di PI Mall itu para yg jaga toko nanya2, wah tidak ada privacy. Ok Mas Syaifuddin, yg pake gelar2 gitu mereka yg perlu2 saja kali, yg Top…awak ini apalah, yah cukup nulis, terus pada nanggepin, kita diskusi di Kompasiana, kan jadi baik berteman, bersahabat…penanggapnya hebat2 tuh, banyak kasih masukan, jadi kan melengkapi semua kekurangan tulisan itu sendiri. Tengkyu ya Mas…Salam Hangat nij.Pray
Novri,
— 23 Desember 2008 jam 11:01 am
Sebelumnya terima kasih ya pak Pray.. saya sudah bisa diterima sowan di Facebook bapak.
Kalau awards semacam itu yang penilaiannya secara jujur.. tentu akan semakin mengangkat citra/image sang penerima awards. Bagi sang tokoh pun hal demikian merupakan apresiasi atas apa yang sudah dia capai selama ini. Bagi masyarakat luas, bisa sebagai bahan pertimbangan seperti apa tokoh-tokoh tersebut, sehingga jika nantinya sang tokoh akan mengikuti suatu pemilihan tertentu, akan mudah bagi masyarakat untuk memberikan suaranya.Jadi ya… bermanfaat sekali buat saya (dan masyarakat luas pastinya) dengan adanya pemberian penghargaan semacam ini…
Tapi… itu jika penilaian yang diberikan jujur dan seimbang. Dan insya Allah kalau SBY sebagai people of the year politic 2008, itu pantas bagi beliau..
Jangan sampai ada awards yang diadakan atas pesanan pihak tertentu untuk mendongkrak citra dirinya. (Maaf, dalam hal ini saya tidak menyudutkan pihak tertentu, karena memang saya tidak tahu dan tidak ada data bahwa ada pihak yang memesan untuk bisa mendapatkan suatu penghargaan).
Semoga pak BeYe bisa menjaga amanah ini..Bukankah pemberian penghargaan semacam ini adalah merupakan suatu amanah juga..?
Harasono Inos,
— 23 Desember 2008 jam 11:19 am
Semoga pak beye mampu membuktikan bhw penghargaan tidak sia sia belaka. Kalo sehabis menerima penghargaan, pak beye meningkatkan popularitasnya, yah…harus diterima semua pihak. memang pak beye tidak ada duanya…..(saat ini). Salam
Ahmad S,
— 23 Desember 2008 jam 11:31 am
AllSBY terima POTY, menurut saya kurang pantas karena dia pejabat publik yang seharusnya memang ada dalam posisi itu, Yang memberi dan yang deberi pasti ada konspirasi untung dan rugi. Perjuang SBY bila dibandingkan dengan Obama kayaknya belum setimpal dilihat dari dimensi apapun. Saya lebih setuju kalau POTY diberikan kepada Antasari Azhar…(Ketua KPK)Perjuangan dan karya nyatanya bisa dilihat semua orang. Masalahnya kalau POTY diberikan kepada Antasari Azhar..yang memberikan POTY pasti tidak akan mendapat apa-apa.
Prayitno Ramelan,
— 23 Desember 2008 jam 12:08 pm
@Novri, terima kasih juga, maka semakin lengkaplah kita mengetahui mereka2 yang berada di komuniti Kompasiana, juga tulisannya di blog Media Indonesia itu bagus, coba dikirimkan ke Admin Kompasiana, Biar dibaca warga disini….ups maaf kebiasaan sbg pak RT dilingkungan jadi pakai ioastilah warga. Bagus tanggapannya Novri, pemberian penghargaan harus jujur tanpa ada maksud2 tertentu. Juga berpendapat pak SBY pantas menerima hal tersebut, dan pemberian penghargaan adalah amanah, jadi harus dijaga amanahnya, begitu Novri ya…Salam.Pray,
@Mas Harasono, pendukung pak SBY yang santun, semangat. Benar harus dijaga penerimaan penghargaan tersebut…menurut saya akan jelas akan membantu meningkatkan popularitasnya, yang heran kok sama Bu Mega jauh sekali hasil surveinya ya?.Salam Mas Har>Pray.
@Mas Ahmad, berpendapat award lebih pantas diberikan kepada Antasari Azhar yg Ketua KPK, tapi yg diterima SBY itu kategori politik Mas, tapi ya tidak apa2 pendapatnya sbg pendukung anti korupsi di negara kita. Terima kasih ya>Pray.
Novrita,
— 23 Desember 2008 jam 12:36 pm
Nuwun sewu pak Pray…apa yang dimaksud Novri itu adalah orang lain?… Sebetulnya yang tulis comment di atas (Novri) itu saya : Novrita.. Cuma tadi kurang nulisnya.. kebetulan beberapa teman memanggil saya dengan Novri. Jadi lupa kalau di sini harus pakai ‘ta’ biar gak dikira ‘mas’ .. he he..
Abuga,
— 23 Desember 2008 jam 12:36 pm
Penghargaan semacam ini sudah sangat lazim dan masyarakat menganggapnya biasa saja. Akan lebih terasa kalau dengan kerja keras, tegas dan tanpa pamrih. Meski Pak SBY yang terbaik untuk saat ini tetapi harus lebih tegas untuk mendisiplinkan aparat pemerintahan. Saya merindukan President yang menghukum mati koruptor dalam jumlah tertentu, memecat PNS/aparatyang suka mbolos, menghukum dengan tegas para penegak hukum yang menyelewengkan (contoh: hukum mati polisi pengedar narkoba, jaksa/hakim suap2an, guru perkosa murid), dilain pihak menyantuni janda dan anak yatim (menyekolahkan sampai PT dan jaminan kerja) dari aparat yang gugur dalam bertugas membela bangsa dan negara, tumpas habis premanisme baik di terminal maupun senayan. Dalam tataran tertentu disiplin kemiliteran bisa diadopsi untuk pembelajaran disiplin hidup berbangsa dan bernegara. Satu lagi BTL itu loh dasarnya apa? Bukankah lebih baik berupa padat karya? Taruhlah masyarakat penerima BTL yang masih sanggup bekerja disuruh bersih- bersih lingkungan (sungai, jalan, pasar tradisional) baru dibayar yang sedikit lebih dari pemerintah lebih terasa manfaatnya. Program bisa lebih populer di mata masyarakat. Saya sendiri tidak tahu apa yang dipikirkan Pak SBY hari - hari ini (tentu buanyak). Wong saya wong cilik saja bisa mikir seperti itu harusnya beliau lebih arif lagi.
Ada lagi nasionalismenya kalah sama JK. Berbagai kesempatan JK lebih merakyat dan nasionalisme. Meski lebih kaya bajunya lebih sederhana.
Ada tips untuk Pak SBY supaya lebih merakyat. 1. sering pakai batik dan kaos oblong, 2. ikut lari pagi di senayan, main bola di kampung. 3. Naik kereta ekonomi (Kertajaya) dari Surabaya ke Jakarta. Nah disitu kan bisa interaksi sama wong cilik, asongan, pengamen, pengemis dll.
Buruan nanti diserobot kuda hitam Prabowo……..
Wallahu alam
Maaf Pak Pray…….. aku baru terbangun he.. he…………dari yang rindu tulisanmu
Gabus,
— 23 Desember 2008 jam 1:14 pm
Saya rasa SBY cocok utk menerima penghargaan Potty.terutama peran SBY dalam memberantas korupsi melalui KPKnya. pak..ngomong2 kalo saya lihat foto bapak, Bapak mirip Pak Abubakar Nataprawira he..he…
Prayitno Ramelan,
— 23 Desember 2008 jam 1:57 pm
@Novritra, lho yg saya maksud ya Novrita kan, saya baca Blognya Novrita yg di log Media Indonesia itu, tentang kesuakaannya membaca Kompasiana, bener?Engak kok Novri, saya selalu merekam setiap yang saya kenal…walaupun virtual friend. Terima kasih ya.Pray
@Hei Mas Abu, kok manggilnya begitu…artinya kan Mas Bapak…Ok saya panggil Abu saja, wah baru bangun jam 12.36, berarti di Doha jam 6.36 pagi ya…Nah kalau merindukan Presiden yg menghukum mati koruptor dalam jumlah tertentu, nanti seperti di Jeddah itu, setiap jumat, ada hukuman putung tangan buat maling, hukuman pancung buat pembunuh dan penjahat, serem sekali Abu. Tapi ngomong2 anda nih jauh di Qatar, tapi rajin ya selain sbg tukang suntik juga masih sempat mengikuti berita perkembangan ditanah air nij,bagus deh, jadi nasionalismenya tidak luntur. Ok, syukur kalau suka tulisan2nya si Mbah satu ini. Salam buat your children and wife also.Salam.Pray
@Mas Gabus, Ok boleh juga berpendapat SBY pantas menerima POTY itu. Eh…maksudnya saya mirip pak Abubakar Nataprawira…iya mungkin ada benernya ya, sama2 laki, dia polisi saya mantan TNI, tapi maaf ya…rasanya saya agak keren dikit (dia banyakan) …tanya deh sama Nuni, Novri,Lintang…biar fair….Maaf neh Pak Abubakar, satu guru satu ilmu, he,he,he. Salam>Pray
Abuga,
— 23 Desember 2008 jam 4:31 pm
Pak Pray,….. nggak tahu ya sekali baca tulisannya langsung cintrong. Sampai - sampai menggeser Gede Prama, Emha dll dari daftar penulis yang kukagumi……. he……. he………
Hebatnya lagi Pak Pray langsung menyapa dan menemukan persembunyianku di negri teluk. Dunia ini kecil kata orang perminyakan tapi lebih kecil lagi bagi para blogger. Adakah hikmah di baliknya? Tentu saja ada yaitu supaya kita lebih berhati2 dalam bersikap. Kita harus bersikap jujur dan santun di manapun dan kepada siapapun karena suatu saat kita bisa ketemu atau ditemukan orang yang pernah ‘bersama’ kita. Maaf njladur……
Kembali ke laptop eh… topik.Saya sering miris dengan jumlah uang yang dikorupsi di tanah air. Kita yang di sini mengumpulkan real demi real dengan perjuangan yang berat. Alhamdulillah dengan bekerja di sektor formal nasib saya lebih baik dari TKW maupun TKI. Demi real mereka sering disiksa dan dianiaya. Sudah puluhan bahkan ratusan TKW lari ke KBRI. TKI banyak yang tertipu hingga kita sering urunan untuk memulangkan mereka ke tanah air. Di bandara tanah air masih banyak dari mereka menjadi sapi peraan. Mungkin di bandara kedatangan lampunya remang2 he. he………Itulah duka buruh migran Pak.
Apakah para koruptor itu sadar bahwa mereka sebenarnya merampok uang orang - orang ini hingga merantau ke negeri orang?
Tindakan hukuman mati koruptor pernah dilakukan di Cina dan berhasil memangkas angka korupsi. Kalau hukuman mati dianggap kejam sekarang gini saja deh. Kalo maling satu ayam 3 bulan kalau korupsi 1 milyar pantasnya berapa tahun? Jawabnya 1 M dibagi harga ayam kali tiga dibagi duabelas. Wuih………… dengan asumsi harga ayam per ekor maka korupsi satu milyar bisa dihukum 12.500 tahun
Kalo SBY berani menindak semua praktik kotor di negeri kita pasti efeknya akan lebih dasyat daripada penghargaan POTY.
Mohon maaf bial tidak berkenan
anto,
— 23 Desember 2008 jam 5:47 pm
Selamat sore Pak Prayitno. Senang sekali bisa menemukan tulisan-tulisan bapak yang isinya sangat mencerahkan. Terus terang Pak, kalau kita membaca atau mendengar pendapat para ahli politik apalagi yang tergabung dalam satu partai isinya kok cuma menjelek-jelekkan pihak lain saja ya. Padahal dalam kondisi menjelang pemilu seperti ini harusnya kita mendapatkan pendidikan politik dari para ahli tersebut, tidak untuk menjadi ahli baru, tapi paling tidak kita bisa mendapatkan pendapat yang jujur dan fair (yang baik disampaikan, yang buruk juga diungkapkan), yah paling tidak buat modal “nyoblos”lah.Mengenai tulisan ini, saya rasa SBY pantas mendapatkan award tersebut. Saya tidak bisa menyampaikan alasan berdasar data (karena memang bukan ahlinya), tapi bisa saya rasakan sejak SBY jadi presiden memang ada perubahan. Terutama dari pemberantasan korupsi (pencegahan dan pengungkapannya) dan peningkatan pelayanan ke masyarakat. Yah mungkin tidak bisa sekaligus kita rasakan tapi paling tidak sudah ada langkah yang nyata daripada cuma janji janji belaka. Perubahan juga butuh proses kan, perubahan sudah terjadi di di bawah SBY dan saya ingin merasakan perubahan apa lagi yang bisa terjadi bila SBY terpilih lagi.
erfanmunif,
— 23 Desember 2008 jam 5:55 pm
sore pak pry, salam kenal
menurut saya peran media memang sangat besar dalam mengangkat dan atau menghancurkan sesuatu, kondisi inilah yang disadari tidak hanya bagi seseorang [capres atau siapapun dia yang menginginkan sesuatu] namun juga bagi pemilik modal pers itu sendiri. dan sepertinya fragmentasi media dengan pilihannya masing-masing sudah mulai kelihatan, kalau membca headline media indonesia hari ini, tayangan kick andy minggu kemarin, dan minggu ini, [yang mana mereka ada dalam satu group] udah kelihatan arah dari media tersebut.
sebenarnya hal ini tidak begitu menjadi masalah, malah bisa menjadi hal yang produktif ketika arah media tersebut dibawa berdasar atas logika akan arah yang lebih baik kepada bangsa bukan karena si pemilik modal pers tersebut ingin menjadi calon wakil presiden
frizzy,
— 23 Desember 2008 jam 7:44 pm
Salam sukses deh, buat para penerima dan pemberi penghargaan. Mumpung yang ngasih dan yang nerima sama2 akur. Pokoke kalo demi INDONESIA aku selalu mendukung.
Tidak lupa salam sukses selalu untuk Eyang Prayitno Ramelan.
Cheers, frizzy2008http://frizzy2008.blogspot.com
Rahardjo,
— 23 Desember 2008 jam 9:36 pm
Menurut saya Pak Beye mendapat penghargaan tersebut ya sah2 saja dan memang sudah sepantasnya, yang saya kagumi justru suciwati termasuk penerima penghargaan tersebut dalam bidang hukum. Demikian juga Sri Mulyani termasuk tokoh yang saya kagumi, saya setuju kalau Sri Mulyani mendampingi Pak Beye sebagai cawapres nanti, seperti jaman Sri Sultan HB IX menjadi Wapres kan khusus membidangi ekonomi demikian juga Sri mulyani nanti Wapres yang mendapat tugas khusus bidang ekonomi. Bukankah begitu Pak Pray ?
prayitno ramelan,
— 23 Desember 2008 jam 9:45 pm
@Abu, wah bangga sekali saya dibilang begitu, sebenarnya tidak juga, kalau beliau yang anda sebut itu kelas berat, sayapun pengagum mereka. Iya betul, dunia sangat kecil bagi para netter itu, mau lari kemana bisa dicari-cari, yg hebatnya begitu selesai mengetik dan klik, langung yg jauh di Doha, di Ohio, Di Jerman, di NZ semua langsung bisa membaca…memang hebat teknologi ini. Saya sangat setuju, dimanapun kita berada kita harus jujur dan santun kepada orang, karena kalau bohong, lama2 capek, kalau tidak santun…wah bisa dijauhi orang, terlebih di blog begini, apa yg kita ketik dan posting akan dibaca orang, lama2 kan malu sendiri ya Abu. Pengguna internet ini ada sekitar 3 juta, dan jelas bukan kalangan bawah, tapi agak menengah keatas, nah artinya yg ngerti sopann santun, iya kan. Tapi ya begitulah…dibeberapa blog, dijaman kebebasan ini, banyak yang rusuh, jadi tidak nyaman, komentarnya juga rusuh. Maka berbahagialah di Kompasiana ini, ini blog terpelajar…namanya juga blog journalis kan, bukan blog hutan rimba yg bebas cakar2an dan gigit2an. Coba saja kalau berani…kan akan berhadapan dengan para wartawan yg memiliki blog ini. Penggede saja takut, terlebih yg mau rusuh. Jadi mari kita nikmati bersama kebersamaan ini, kita diskusikan dengan enak, berkawan, bersahabat, saling menghargai…Nah lho jadi cerita nij Abu. Balik ke tpoik…tentang yg anda bilang koruptor itu, yang ketangkep sih masih yg cere2, kalau bisa meringkus yg masuk kasus BLBI nah itu baru jago…berapa ratus triliun uang yg dibawa kabur tuh. Lha kalau itungan anda korupsi 1 M dihukum 12.500 Th, kalau korupsi 1 trilyun berarti 12.500.000 tahun…ngeri betul tuh. Presiden SBY kelihatannya sudah komit mau memberantas korupsi…tapi karena korupsi sudah bukan budaya lagi, tapi sudah komoditas, nah jadi sulit, seperti gurita sudah membelit kesana kesini. Mestinya MUI mengeluarkan fatwa “bahwa korupsi itu haram!”, kok disarankan Golput yg haram, artinya Golput lebih parah dibanding korupsi bukan???.Udah dulu ya Abu, salam hangat>Pray
@Mas Anto, terima kasih kalau menyukai tulisan2 saya, kan blogger itu independen, artinya tidak memihak, harus jujur, hanya itu syaratnya kalau mau jadi blogger yg baik, kalau kadang2 terpeleset sedikit ya harap maklum, namanya juga manusia ya. Memang sih, kalau berbicara politik maka yg memegang peranan utama ya tokoh2 politik itu baik di eksekutif maupun di legislatif. Saya kira SINDO sudah menghitung masak2 pemberian penghargaan tersebut. Saya menghargai pendapat anda tentang SBY yg dikatakan pantas mendapatnya dan berhasil membuat perubahan. OK, salam ya Anto>Pray.
@Mas Erfanmunif, terima kasih juga, salam kenal juga. memang media kelihatannya akan sangat berperan baik dalam pemilu maupun pilpres, saya setuju kalau dukungan media kearah yg positif ya, istilahnya demi bangsa dan masyarakat. Tapi bisa saja media digunakan sebagai alat ambisi pemiliknya…tapi akhirnya yg menilai kan juga masyarakat. Jadi sikap, karakter, tingkah laku, tutur kata, nasionalisme, patriotisme…mesti dijaga kalau mau maju kan ya?.Ok, Salam.>Pray.
@Frizzy, terima kasih ya tanggapannya, saya suka dengan kalimatnya “Pokokke kalau demi Indonesia aku selalu mendukung!” ini ucapan seorang patriot lho…terima kasih ya Mas Fahmi, blognya bagus tu…khusus yg tentang toilet. Salam hangat dari si Eyang nij>Pray.
@Mas Rahardjo kemana saja nih, sudah lama tidak muncul…eh saya kok sependapat Mbak Ani (sri mulyani) ini orang pinter, spesialis ekonom, saya kok sependapat juga sama Mas Rahardjo kalau dipadukan sama SBY sbg cawapresnya…bagus tu, sama2 orang pinter. Dan cantas juga ya, pergaulan internasionalnya bagus. Ini mungkin terwujud, kalau Partai Demokrat mampu menjadi parpol papan atas pada pemilu 2009 nanti, karena SBY tidak harus terkunci dengan Golkar. SBY akan firm sekali dengan orang yg sudah dikenal dan membantunya agak lama, Pak Sudi salah satu contohnya. Terima kasih Mas Rahardjo.Salam>Pray.
aridadan,
— 23 Desember 2008 jam 10:16 pm
Salam kenal buat semuanya, oke juga ya popularitas presiden kita, oke juga penghargaan semacam ini apalagi topik2 yang katanya lagi hangat itu juga memang “INDONESIA BANGET”. terus terang awalnya saya skeptis, tapi dengan diberikannya penghargaan pada ibu suciwati ya saya sedikit percayalah pada maksud dari penghargaan ini. Tapi (skeptis lagi) survey yang dilakukan itu penyebarannya kepada siapa saja ya…apakah juga menjangkau teman2 kita yang sedang merenung karena mahalnya BBM sehingga tidak bisa melaut, dan mungkin pusing mencari alasan untuk berhutang ke warung sebelah supaya anaknya bisa makan, atau juga para pedagang asongan yang lebih sibuk “ngumpet” dari kejaran Tramtib daripada menawarkan jualan….anyway, saya suka tulisan pak pray…”BERISI” sekali pak….sebuah pencerahan yang terang buat saya…
terima kasih, salam
Prayitno Ramelan,
— 23 Desember 2008 jam 10:35 pm
@Mas Dadan, terima kasih dengan tanggapannya, langsung salam kenalnya diterima saya dan keluarga besar Kompasiana. Tentang survei itu kelihatannya coba di lakukan jujur, terlihat dari anggota timnya, Ketuanya Profesor, anggotanya ada yg bekas Ketua KPK Taufikurrahman Ruki (He is my friend, sama2 satu angkatan di Akabri dulu, jujurlah, bekas KPK), survei kelihatannya bukan untuk popularitas/elektabilitas, tetapi survei khusus siapa yg berperan utama dibidang poliitik gitu Ari ya…Ngomong2 terima kasih banyak nij kalau suka dengan tulisan saya yg disebut berisi, syukur kalau bisa membuat sebuah pencerahan, karena itulah tujuan kita di blog Kompasiana ini, sharing demi kepentingan bersama. Ok deh, once again thaks.Salam>Pray
mahendra,
— 24 Desember 2008 jam 8:13 pm
jelas sajalah sby dpt peringkat pertama, karena dia kan presiden lagi diatas angin gitu, jadi sangat wajar bila dia yg terpilih. klo presidennya sultan pasti dia jg yg nomer wahid. kira2 begitu pak? salam
prayitno ramelan,
— 24 Desember 2008 jam 9:16 pm
@Mas Mahendra, begitu ya logikanya…? Boleh juga, sebenarnya yang berperan dibidang politik kan juga ada Ketua DPR, Ketua MPR, tapi menurut hasil survei katanya pada kalah. Begitu kali Mas,Salam juga.Pray
mBang,
— 25 Desember 2008 jam 11:44 pm
Malam pak Pray,Gimana kabarnya pak?,Semoga pak Pray dan seluruh keluarga besarnya selalu mendapat lindungan Allah SWT.amin.
Mo ikutan omdo disini, pak Pray..Untuk penghargaan POTY 2008,bidang Politik, Hukum dan budaya kriterianya apa ya..?Untuk Pak SBY ( bid Politik ), Bu SMI ( bid Ekonomi ) dan Bung DM ( bid Budaya ) menurut saya ya Ok.2 dan pantes2saja, tapi untuk bid Hukum yang dapet Bu SjM , rasanya kok kurang pas ya… karena selama ini sepak terjang beliau dibidang hukum secara general nggak tampak, kecuali memperjuangkan dibukanya kasus meninggalnya mendiang suaminya, dan itupun sampai sekarang kan belum klaar ..( maaf, barangkali hanya saya saja yang kurang baca berita ya pak Pray..?).Pencitraan..?, saya rasa mubadhzir, karna masyarakat kita pada cerdas, kalo hanya main pencitraan dan nggak sesuai.. maka balonpres atau balonleg akan semakin dicibir dan dijahui oleh masyarakat.salam.
Prayitno Ramelan,
— 26 Desember 2008 jam 7:28 am
Mas Kumambang, Maaf nij baru dibalas pagi ini, tadi malam kena ngantuk berat, maklum orang tua, kemarin kan libur, jadi keluar rumah sampai malam, Alhamdulillah kabar baik Mas, terima kasih doanya, semoga demikian juga dengan Mas Mbang ya. Kalau ditanya kriterianya, wah itu tidak dijelaskan secara rinci oleh pihak SINDO, Hary Tanoesoedibjo pimpinan umum koran SINDO hanya mengatakan , issue of the year yang paling populer adalah pemberantasan korupsi. Sementara isu lainnya adalah kenaikan harga minyak dunia, musibah lumpur Lapindo, krisis finansial global, anggaran pendidikan, anjloknya pasar saham anjlok, bencana alam, dan bantuan langsung tunai (BLT).Kelihatannya fokus ke masalah2 itu. Tentang penerima POTY bidang hukum, yang diterima Suciwati istri alm Munir, itu kalau secara umum di pikir memang sepertinya kok fokus hanya ke satu kasus, memperjuangkan kematian suaminya. Tapi dibalik itu masyarakat justru mengapresiasi upayanya membuka kasus kematian suami yang dicintai dinilai masyarakat nilainya tinggi. Kan judulnya tokoh yang memainkan peranan penting dibidang hukum, suka tidak suka itulah pilihan pemilih yg disurvei. Nah disini ada hal penting dan positif yang bisa kita lihat, bahwa peran pendamping (istri/wanita) itu besar, artinya menjelang pilpres nanti jangan lupa memainkan kartu Garwa (”Sigaring Nyawa”) atau istri tercinta, selalu bersama-sama saat tampil, Insyaallah akan disukai masyarakat…dari pada jalan sendiri. Boleh sih kalau tidak setuju dengan masalah pencitraan, tapi elektabilitas seseorang kini sangat berkait dengan upaya menaikkan citranya. Kalau citra seseorang tokoh jatuh, otomatis elektabilitasnya akan ambruk. Begitu ya Mas mBang>Selamat libur panjang>Salam utk keluarga juga>Pray.
R.Ngt.Anastasia Ririen Pramudyawati,
— 27 Desember 2008 jam 7:10 am
..sugeng enjang, Bapak…Menelusur rasa sejuk di ujung sukma ini ikuti perbincangan di ruang Bapak ini. Terasa ringan & adem..meski topik yang diangkat tergolong hangat.Jadi teringat kenangan bersama (Alm.) Ayah..di kala kami berbincang-bincang tentang apa pun.. (juga tentang Politik).. Menenteramkan. Naluri khas gaya tuntun seorang Ayah pada sang puteri bungsu yang senantiasa ingin terpuaskan rasa ingin tahunya.…maturnuwun, nggih..
prayitno ramelan,
— 27 Desember 2008 jam 9:05 pm
Mbak Anastasia, kesuwun ya tanggapannya, syukur kalau apa yang tersirat ini dapat menjadi pengobat suatu rasa ingin tahu panjenengan, sebagai orang tua sudah tugasnya memberi sedikit wuwur, tutur dan sembur kepada sesamanya, dengan harapan kita bisa bergandeng tangan mencerdaskan sebagian masyarakat dalam menggapai cita2nya. Salam bu Dokter>Pray.
Julius Cesar Hassan,
— 17 Januari 2009 jam 11:25 am
Selamat Pagi Pak Pray !!!Saya setuju dengan peran besarnya mass media baik dalam membentuk sebuah opini ataupun pembentukan citra baik dalam dalam pemilu maupun pilpres. Saya masih berpikir Presiden SBY calon terbaik Presiden 2009, tapi dampak NEGATIF untuk Bpk. SBY juga akan terjadi, apabila kita melihat IKLAN Partai Demokrat tentang Penurunan Harga BBM 3X, Memangnya HARGA TURUN karena Partai Demokrat, apakah ini Bukan Perkeliruan alias PEMBODOHAN wawasan Politik Rakyat yang seharusnya di bangun, Idealnya Belajarlah dari Partai GOLKAR alias Wapres Jusuf Kala, yang kader - kader Partainya bermain Cantik, Kan Demokrat dan Golkar satu KUBU jadi enggak apa - apa, belajar dari SOHIB sendiri, semoga Rakyat Indonesia diberi kemudahan oleh ALLAH SWT dalam mendapatkan Presidennya di th.2009. amiiieen . salam Hangat untuk Pak Pray sekeluarga
Prayitno Ramelan,
— 18 Januari 2009 jam 5:54 am
Julius, memang betul kalau mdia massa memegang peran ya sangat besar dalam masa kampanye baik pemilu maupun pilpres 2009. Karena itu parpol harus lebih cerdik dalam beriklan, karena salah sedikit saja akan memberikan efek negatif yang cepat meluas. Iya saya juga berdoa semoga pemilu dan pilpres 2009 berjalan dengan aman,tertib dan lancar ya. Salam>Pray
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar