Oleh : Prayitno Ramelan - 21 Desember 2008
Berita tentang Mega-Buwono yang disampaikan oleh Ketua DPP PDIP Tjahjo Kumolo mendapat tanggapan dari Sri Sultan HB-X. Hari Sabtu kemarin (20/12) Sri Sultan menegaskan deklarasinya pada 28 Oktober 2008 lalu adalah untuk menjadi orang nomor satu di negeri ini, bukan hanya menjadi wakil presiden. Penegasan disampaikan Sultan dengan berkembangnya wacana bahwa dirinya akan disandingkan dengan capres PDIP Megawati.
Sultan menegaskan ” Deklarasi saya pada 28 Oktober 2008 dulu untuk jadi calon presiden”. Mengenai istilah “Mega-Buwono” Sultan enggan memberikan komentar, “Jangan tanya aku, Nanti saja” kata Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta itu. Juga saat ditanya sikapnya apabila Mega yang menjadi calon wakil presiden, “Ya, ora ngerti aku (tidak tahu saya). Jangan tanya sekarang. Itu hasil partai politik”.
Menanggapi masalah tersebut, Ketua Gerakan Indonesia Bersatu, Suko Sudarso mengatakan bahwa Megawati diagendakan bertemu Sultan di Yogyakarta, namun waktunya belum dipastikan, jelasnya. Fungsionaris PDI Perjuangan yang juga putri Megawati, Puan Maharani pun membenarkan tentang rencana pertemuan antara Sultan dengan ibunya.
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Pramono Anung mengakui opsi menduetkan Megawati dengan Sultan dalam pemilu 2009 belum merupakan keputusan final. Apalagi Sultan sudah menyatakan diri hendak maju sebagai calon RI-1. Selanjutnya dikatakan Pramono, bahwa antara Megawati dan Sultan sudah saling menjajaki. Oleh karena itu partainya akan terus berkomunikasi dengan Sultan dan Partai Golkar dimana Sultan masih tercatat kader.
Berkembangnya wacana duet antara Megawati-Sri Sultan ditanggapi dingin oleh Sekjen Partai Demokrat Marzuki Ali, yang mengatakan partainya belum menyiapkan skenario khusus menguatnya pasangan tersebut, karena wacana tersebut dinilainya hanya sebuah manuver politik saja.
Dengan demikian terlihat masih ada hambatan terwujudnya duet yang diistilahkan Tjahjo Kumolo sebagai “Megabuwono”, karena Sultan masih mempertahankan posisinya sebagai calon presiden. Wajar memang apabila dipikirkan, karena selama ini seingat penulis belum ada satupun yang secara resmi mencalonkan dirinya sebagai calon wakil presiden. Semuanya mencalonkan sebagai calon presiden, kalau nanti gagal masih ada peluang ada yang melamar menjadi calon wakil presiden. Kalau seseorang mencalonkan sebagai cawapres dan gagal, maka habislah harapannya. Sedangkan para calon wakil presiden pilihan responden dalam beberapa hasil survei yang menguat namanya adalah Sri Sultan, Jusuf Kalla dan Hidayat Nur Wahid.
Nah, kini kita tunggu bagaimana perjalanan dari para capres dan cawapres yang mulai memantas-mantas dan memilih-milih pasangannya, mungkin ada satu yang dilupakan para elit dengan masih berkembangnya keinginan masyarakat yang menghendaki pasangan capres (militer)-wapres(sipil) atau Capres (sipil)-cawapres (militer). PDI Perjuangan sudah mempunyai dua calon mantan militer sebagai capres yang masuk dalam hitungannya, Jenderal (Pur) Wiranto atau Letjen (Pur) Prabowo Subijanto.
Kita tunggu dahulu perkembangan lamaran PDI Perjuangan kepada Sri Sultan, diterima ataukah ditolak, apabila ditolak, maka sudah menanti calon potensial sipil lainnya yaitu Hidayat Nur Wahid, dan berubahlah nama gabungan itu menjadi Mega-Nur Wahid, MNW atau Me-Nu-Wa, atau mengambil cawapres militer, hingga gabungan namanya menjadi Megawir atau Megabowo. Mari kita tunggu ramai-ramai.
PRAYITNO RAMELAN, Guest Blogger Kompasiana
47 tanggapan untuk “Sultan Menanggapi Megabuwono”
Rukyal Basri,
— 22 Desember 2008 jam 12:24 am
— 22 Desember 2008 jam 12:24 am
Jadi benarkan hanya fatamorgana pak Pray? Tunggu kejutan selanjutnya, awal tahun baru 1430 H nanti. Sekedar ikut ‘meramal’ nanti Prabowo yang akan cawapres bu Mega. Pak SBY? Terserah pak Pray aja……..he he he…..salam hormat saya,dan kepada seluruh bloggers, selamat natal dan tahun baru 2010 M dan tahun baru 1 muharram 1430 H. Semoga rangkaian kasih dan rahmatan lillalamin merangkai kedamaian bangsa.
prayitno ramelan,
— 22 Desember 2008 jam 7:03 am
— 22 Desember 2008 jam 7:03 am
Pak Rukyal yg masih di Ohio, sementara ini memang benar rencana tersebut baru wacana, atau yg bapak sebut “fatamorgana”, semuanya belum ada yg berani memastikan pasangan pasti, yah kita tunggu deh, sepertinya tidak sabar ya ingin segera ke tahun 2009….mau melihat siapa pasangan Megawati itu, Prabowo memang salah satu kandidat kuat…masih deg-degan juga kubunya tuh, kalau terpilih bisa juga jd pasangan ideal dan memperkuat posisi PDIP. Terima kasih ya tanggapannya, salam hangat saya, selamat tahun baru.Pray.
semangat pagi pak pray,nggak ada habis2nya ya membahas cawapresnya mega? kalo sultan tidak mau itu wajar2 saja, masa raja mau jadi patih? kan tidak ada kan pak? kalo wiranto, masa dulu jadi capres sekarang cawapres? apa mau beliaunya? pak prabowo? may be yes, may be no? kalau pak JK, mending meneruskan dg SBY aja, udah kadung klop. kalo hidayat dia kan orang jawa? masa’ jawa sama jawa? non jawa iri donk? sama Fadel Muhammad aja kayaknya bagus, karena dia sudah berhasil pimpin gorontalo. dia juga non jawa. siapa tau bisa jadi kuda hitam bersaing dg JK nantinya.cheers.
Mas Mahendra, Selamat pagi juga, iya tidak ada habis-habisnya membahas cawapresnya Mega, karena pesaingnya “sangat berat” ya Pak SBY itu, incumbent yang semakin piawai…salah saja sedikit perhitungan PDI Perjuangan memilih Cawapres, seperti John McCain yang meilih Sarah Palin, justru yg tadinya diharapkan sebagai vote getter, eh malah jadi melemahkan posisi McCain karena kurannya kemampuannya. Rasanya sudah tidak sabar ya menunggu siapa yg terpilih, Saya sejak awal berfikir yg terbaik Prabowo, dan pak Rukyal juga sama pilihannya Prabowo….tapi terserah PDIP. Terima kasih ya.Salam>Pray.
Salam Merdeka,membicarakan Capres-Cawapres, kayaknya jangan set back, jangan mempermasalahkan Jawa+Jawa, Jawa+Non Jawa dll. Kita harus maju, siapapun calonnya, yang penting kita harus memilih pasangan yang sangat solid kerjasamanya karena lima tahun kedepan tantangannya semakin besar.Semoga kita bisa mendapatkan pasangan yang serasi dan terbaik.Indonesia yang lebih baik dan sejahtera, itu yang kita pikirkan, bukan yang lain.Bravo Pemilu.
TITAH SOEBAJOE,
— 22 Desember 2008 jam 10:49 am edit
MENURUT KALANGAN SPIRITUAL, MEGA, BINTANG, BULAN, BERADA DILUAR. ANGIN, AIR, DAN TANAH MENYATU DALAM DUNIA ATAU BUWONO. AKAN CANTIK JAGAD INI BILA UNSUR-2 TERSEBUT TIDAK DIPISAH-PISAHKAN. TETAPI KEKUATAN YANG MENYATUKAN ITU HANYA YANG MAHAKUASA. YANG RUHNYA DITIUPKAN DALAM DIRI TIAP MANUSIA.SUARANYA AKAN TERWUJUD BILA SUARA RAKYAT BANYAK MENJADI SATU VOX POPULI VOX DEI, SUARA TUHAN ADALAH SUARA RAKYAT. JANGAN MEREMEHKAN INI. BAGAIMANA DENGAN ANCAMAN GUNUNG MERAPI? MENGINGAT MONDOLANNYA YANG BERJUTA-JUTA METER KUBIK SIAP MERATAKAN YOGYAKARTA? WALAUAPUN ADA BUKIT KALIURANG YANG MELINTANG MANJADI BENTENG BAGI LAHAR MERAPI. TAPI KALAU SEMBURAN SIAPA YANG BISA MENAHAN? ADA 2 BUWONOI DITANAH JAWA. SOLO DAN YOGYA. SIAPA YANG DIPILIH? KEMBALI RAKYAT YANG MENENTUKAN. TANYA PADA GURUNYA PAK SUKO SUDARSO. HANYA SAJA TANAH JAWA INI, BISANYA DISELESAIKAN DENGAN GUYONAN. INGAT CERITA TERJADINYA PETRUK DAN GARENG DARI RAJA DEDEMIT MENJADI RAJA GUYON.
Vivito,
— 22 Desember 2008 jam 10:49 am edit
Eit,…Jangan Lupa Pak ada Satu Orang yang sudah mendeklarasikan diri sebagai Cawapres,…Yakni JK. liat aja komentarnya di TV beliau ini lebih senang jadi Wapres tapi Wapres yang lebih berperan dari pada Presiden,…Alias Wapres “The Real President”.,..Untuk konsep Megabuwono saya setuju,..tapi toh kalau pun Sri Sultan Hamengku Buwono X tetap bersikukuh menjadi Capres ya biarkan saja,…Apa semua rakyat DIY (100%) bakal mih Sultan???Kalau Maju jadi Capres terus kalah apa ya masih berniat jadi Gubernur DIY ya? kalau saya ya siapa pun wakilnya asal presidennya MEGAWATI ya saya Dukung 100%!!!Hidup MEGA!!!
Vivito,
— 22 Desember 2008 jam 10:55 am edit
Dulu waktu awal2 2004 di Jogja sendiri malah sudah ada poster yang berbentuk kalender yang memasangkan duet Prabowo dan Sri Sultan Hamengubuwono X, menurut Bapak bagaimana???
Abuga,
— 22 Desember 2008 jam 11:50 am edit
Bagusnya sih Mega-mendung. Siapapun pasangan Mega akan menjadi mendung karena berpasangan dengan siapapun Mega pasti kalah. mega tidak punya kapabilitas sama sekali untuk memimpin bangsa ini. Diapun bermental anak2 dan tidak tahu etika berdemokrasi. Dia hanya mengandalkan nama besar Soekarno yang isunya sudah usang. Rakyat tidak memerlukan patriotisme tetapi kesejahteraan dan keadilan yang sama di depan hukum. Saya adalh penganut golput di pileg tetapi akan tetap mendukung SBY di pilpres nanti.
Prayitno Ramelan,
— 22 Desember 2008 jam 12:33 pm edit
Wah jadi rame juga nij, banyak tanggapan, ada pro kontra ke pihak Sultan dan pihak Mega, mari kita bahas masing2 penanggap :
@Mas Hendro DT, Salam “Merdeka” juga…Saya sangat setuju dengan pendapat anda, kenapa sih masih meributkan suku, kan beliau2 yang maju yang terpenting sma2 anak bangsa ini yang akan terpilih ya, juga pandangan kebutuhan pasangan solid dan serasi dengan tujuan membuat Indonesia lebih baik dan sejahtera….100% saya sangat setuju Mas Hendro! Ini baru anak bangsa.Salam hangat.Pray
@Titah Sibajoe, mega artinya diatas bumi, buwono adalah tanah, kalau disatukan akan hebat, tapi harus disatuka Yang Maha Kuasa….saya kira yang mendukung pasangan ini perlu banyak2 berdoa, begitu ya Mas Sibajoe. Nah inilah ramalan pertama yang masuk di blog saya, dari kalangan spiritual. Tks Mas Bajoe. Ditunggu ramalannya yg lebih cespleng>Salam>Pray.
@Vivito ini pendukung Bu Mega ya…banyak2 berdoa supaya jagonya menang.Tentang kalender menuetkan Prabowo dan Sri Sultan yah namanya ada yang berusaha, boleh2 saja sih, namanya juga demokrasi kan Vivito. Terima kasih ya tanggapannya.Salam>Pray.
@Mas Abuga, golput di pileg, tapi dukung SBY di Pilpres…semoga sukses deh, sebentar…saya kasih tahu tokoh : Mas Hadi Utomo dan Kang Yahya Socawirya (ini dua tokoh Demokrat), ini ada pendukung SBY yg jujur, selamat sudah dapat satu suara di pilpres. Terima kasih ya Abuga>Salam>Pray.
Novrita,
— 22 Desember 2008 jam 12:34 pm edit
Menurut pandangan saya, kalau sedari awal sultan memang siap untuk dicalonkan jadi presiden, tentu sebagai raja Jawa, beliau akan teguh dengan pernyataannya. Apalagi beliau juga sudah menegaskan hal tersebut.
Saya jadi nunggu-nunggu juga …kira-kira siapa ya pasangan bu Mega..Kan beliau maunya yang sepadan, kalau bu Mega cantik pasangan kan harus good looking… (itu candaan beliau lho..)
Saya sependapat dengan pak Pray, bahwa kalau salah memilih pasangan sebagai cawapresnya, maka bisa-bisa posisi bu Mega jadi lemah.. Kalau pilihannya tepat pasti akan medongkrak popularitas bu Mega. Selanjutnya tinggal dilihat dari hasil perolehan suara yang didapat dari lembaga survei.Boleh juga bu Mega berpasangan dengan Prabowo. Kan jadi MegaBowo..(artinya apa ya pak Pray?)
Prayitno Ramelan,
— 22 Desember 2008 jam 12:36 pm edit
Mbak Novrita, gak salah nyebut Mas nih…terima kasih ya tanggapannya, memang susah juga ya jadi Raja itu. Karena dikalangan penduduk Yogya Sri Sultan selain sebagai Gubernur DKI juga adalah rajanya. Nah penegasan sebagai Capres memang harus dipertahankannya, karena menyangkut status dan harga diri sebagai raja yang jelas tidak ingin dinilai tidak konsisten. Lihat saja kekuatan Sultan, tanpa upaya dukungan popularitas partainya (bahkan agak disindir) dan tanpa mengiklankan diri, sebelum mendeklarasikan diri sebagai capres maka elektabilitasnya terbentuk dengan sendirinya di masyarakat, apa artinya ini?Artinya ada sesuatu yg diharapkan dari Sultan itu, yg selama ini oleh orang Jawa dianggap sebagai raja, pemimpin, mereka banyak yg mulai jenuh, mencoba mencari tokoh baru kini, maka diantaranya munculah beliau. Tapi ada yang perlu diingat Sultan dan Tim Pelangi, kalau Sultan kini memasuki wilayah politik, jadi harus berfikir dan bersikap sebagai politisi….mengalah untuk menang lebih baik daripada “kekeuh” tetapi kalah. Sedang untuk Bu Mega,kalau mau mencari yang good looking…Prabowo boleh juga tuh, Jenderal, sudah kaya, ganteng, pinter, bahasa Inggrisnya bagus, ini realistis ya Novrita, saya bukan pendukung Bowo. Mungkin boleh juga kalau digadang-gadang,tapi ya terserah hasil survei internal PDIP yang kelihatannya akan menjadi partai favorit nih. Kalau Megabowo, artinya PDI Perjuangan rasional dan pinter kali. Maksud saya PDIP bisa memainkan kartu Sipil-Militer. Ok, Novrita, Salam>Pray.
Jojo,
— 22 Desember 2008 jam 2:58 pm edit
Menurut saya, mau megabuwono, megabowo, dan megabintang skalipun.. Bu mega msh kalah dg sby.. Fakta membuktikan, perbndingan saat pemerintahan sby dan mega jaman dulu…
Prayitno Ramelan,
— 22 Desember 2008 jam 3:03 pm edit
Jojo, pendukung SBY ya?Ngomong2 Megabintang siapa?mungkin Megawati-Sri Bintang Pamungkas?, Boleh kok mempunyai keyakinan seperti itu….Salam > Pray.
Fendry Tjokro,
— 22 Desember 2008 jam 4:16 pm edit
Bhineka Tunggal Ika itu lah Indonesia. Berbeda2 tetapi satu satu misi satu tujuan. semangat gotong royong. Hormat terhadap atasan, orang tua. sopan santun itulah indonesia. Indonesia memerlukan seseorang bapa yang bisa mendidik anaknya. Ibarat president itu bapanya and wakil itu ibunya. dan semua rakyat itu anak2nya. dan tujuannya satu mensejaterahkan anak2nya. Mana ada orang tua yang tidak sayang kepada anak2nya. Dan anak2 tidak mencintai orangtuanya. Siapahkah orang tua yang akan dipilih oleh anak2nya…??? Dan apakah anak2nya akan patuh kepada orang tua yang telah mereka pilih…???Dan bagaimana orang tua menjaga anak2nya???
achmad subechi,
— 22 Desember 2008 jam 4:58 pm edit
Kalau analisa saya, kemungkinan besar kedepan mereka yang menjadi RI 1 tetap SBY. Hitung-hitungannya sederhana. 1. Selama SBY memimpin, tidak ada gejolak politik yang berlebihan bahkan menjurus kepada instabilitas politik. 2. Kondisi ekonomi secara nasional aman-aman saja walau krisis global sudah mengancam.. 3. SBY sangat fair dalam mengambil keputusan. Misalnya, ketika harga minya mentah dunia turun, maka harga BBM ikut diturunkan. 4. SBY suka marah-marah. Pemimpiin memang begitu. Kalau enggak marah, bawahannya ndablek, cuek bebek. Coba kalau ada pemimpin enggak bisa marah? So pasti kacau balau, jalan sendiri-sendiri. Pemimpin itu diadakan karena yang dibawa belum tentu bisa menggerakan roda organisasi.
Siapa wakilnya? Kalau menurut saya, SBY akan menggandeng Sultan Hamengkubowono. Mengapa? saya kira Pak Prayit sudah dapat bocoran skenarionya.. He.. he.. he….
Abi Hasantoso,
— 22 Desember 2008 jam 6:08 pm edit
Pak Pray yang baik,
Sri Sultan itu bukan pribadi yang mencla-mencle. Dia seperti bapaknya, tegas dan kuat dalam berpendirian. Apa yang sudah dia putuskan pada 28 Oktober lalu akan dijalankannya dengan sungguh-sungguh….
Sekali mencalonkan diri jadi RI 1, ya, akan tetap menjadi calon RI 1.
Jangan samakan Sri Sultan dengan ketua sebuah partai besar yang merasa cukup hanya dengan menjadi orang nomor dua….
Sri Sultan itu bukan asal mengejar kedudukan. Ia ingin membawa perubahan. Perubahan itu bisa dijalankan kalau dia jadi Presiden RI.
Kalau cuma mau jabatan cawapres siapapun boleh saja mengajukan diri. Jabatan cawapres itu bukan jabatan bergengsi. Jabatan itu cuma jabatan kursi, bukan jabatan kunci….
Sri Sultan memang lain. Kita butuh pemimpin yang teguh pada pendirian dan tegas dalam bersikap seperti dia….
Wah, jadi semakin jatuh cinta saja, nih, pada Sri Sultan….
AH
Rukyal Basri,
— 22 Desember 2008 jam 7:36 pm edit
Pak Pray, kita justru sedang larak lirik, siapa bakal calon cawapres sultan. Seorang yang harus mampu mengimplementasikan The Indonesian Dream, visi masa depan bangsa. Seorang yang harus sudah terbukti karya dharma bhaktinya. Seorang yang bukan ‘gede’ karena iklan, tetapi fakta karya yang sudah dilakukannya untuk rakyat, bangsa dan negara selama ini.
Prayitno Ramelan,
— 22 Desember 2008 jam 7:40 pm edit
@Mas Fendry Tjokro, kata Bhineka Tunggal Ika itu jarang lho sekarang disebut orang, baru anda yg menyebut, terima kasih. Iya kita bersama akan meilih pemimpin yang akan mensejahterakan negara ini, mari kita pilih pasangan capres-cawapres yang dirasa cocok ya.Salam>Pray.
@Mas Subechi, ngepro sama Pak SBY nih, ya boleh, tapi kalau pasangan SBY-Sultan???Wah baru saja konflik sudah diramal betrgabung tuh. Memang yg enak SBY, posisinya kuat, tinggal memilih cawapres yg pas, maksudnya yg bisa menang gitu lho Mas Bechi, Kalau saya sih memperkirakan SBY tetap akan berpasangan dengan JK, kita lihat nanti ya.Eh ngomong2 diprotes tuh sama Mas…eh salah Mbak Novrita, sudah baca komentarnya?
@Mas Abi Hasantoso, iya…iya…saya agak tahu dikit ttg Sultan, my wife orang Yogya dan saya pernah 3 th di yogya, memang benar seperti yg dikatakan Mas Abi itu, ok deh, saya hargai penilaiannya dan kecintaan pada Sultan, selamat ya. Kita jadi tidak sabar mau cepat2 tahun 2009. Salam>Pray.
@Pak Rukyal Basri, apa ada pandangan siapa cawapresnya Sultan?…tapi yg paling penting Sultan mau maju sebagai Capres partai apa pendukungnya??Karena memenuhi syarat 25% itu sangat sulit sekali, yg jelas kemungkinan hanya akan ada 3 calon, yg sudah ada dua SBY dan Mega, tinggal satu lagi calon…nah yg satu lagi calon alternatif akan diperebutkan banyak pihak, ada rencana poros tengah jilid II, ada pak Wiranto, Prabowo, Hidayat Nur Wahid dengan PKSnya…terus (maaf) Sultan diposisi mana, tanpa mengecilkan Partai RapublikaN sebagai pendukung Sultan, maaf ini partai baru, apakah bisa mencapai persyaratan untuk mengajukan capres?. Saya kira Sultan harus taktis, berposisi yg jelas, kalau mungkin merebut posisi capres di Golkar…nah, ini saya baru yakin, maka akan berdatanganlah cawapres2 yg melamar. Itu saya kira pendapat saya ni Pak Rukyal, maaf ya, jadi agak panjang nih. Salam hangat my friend.Pray.
dumb,
— 22 Desember 2008 jam 8:39 pm edit
Mungkin yg merasakan hidupnya enak bs saja tetap memilih SBY.Golongan pemodal ataupun lingkup birokrasi.Tetapi kalo gol. petani,nelayan,buruh semoga tetap memperhitungkan untuk memilih SBY.Kami hanya memberikan dan mengharapkan pemimpin yg mempunyai jiwa ekonomi kerakyatan.Ekonomi yg berdiri diatas bangsa sendiri.Pemimpin yg mempunyai bingkai/konsep membawa indonesia untuk mandiri bukan ekonomi neoliberal yg tetap akan menggerus bangsa,menguras SDA.Semuanya hampir kebalikan.Hampir penuh dgn koorporasi asing.Kapan akan ada loncatan ekonomi?Ekonomi negara memegang peranan penting.Semoga ada satu dr blanderan pemimpin yg berjiwa nasionalis atau himpunan2 patriot yg bs menyaingi SBY.Udah hampir genap 5 thn belum terlihat terobosan2 ekonomi/celah2 ekonomi rakyat bangun.No liberalis,No Capitalis
arief b hardono,
— 22 Desember 2008 jam 11:13 pm edit
om Prayitno Ramelan… wah tulisan om banyak menginspirasi pembaca untuk terus mengexplore calon yang tebaik untuk bangsa ini. Tapi tuk tuk gatuk formulanya bisa saja menjadi kenyataan melihat perhitungan kekuatan mbak mega dan kanjeng sultan kok makin menjadi jadi… walau isuenya berawal dari sembako dan rakyat kecil.disisi lain jendral sby makin ok juga gaul di tingkat internationalnya, figurnya handerbeni… dan bisa jadi contoh. tapi kawan kawan yang banyak membantu menjadi presiden kelihatannya banyak yang kecewa karena ditinggalli… mungkin ndak komit atas konsesi tertentu yang sudah direncanakan dulu….calon lainnnya juga banyak yang bagus lo om… para jendral lainnya dan tokoh tokoh muda yang fresh…tapi… saya setuju om, tulisan om, adalah bagian dari sosialisasi dan pencerdasan sang pemilih…semoga siapapun yang dipilih akan memberikan kesejahterahan yang lebih baik bagi bangsa.om, sambil refleksi nanti kita diskusi lagi ya…..
imran rusli,
— 23 Desember 2008 jam 12:03 am edit
sultan dan mega sama-sama produk nggak laku, yang satu cuma mengakar di yogya, itu juga tak semua, satu lagi sudah terbukti gagal jadi presiden dan kualitas kepribadiannya sudah ketahuan (feodal, kekanak-kanakan, picik, berjiwa kerdil, tak bertanggungjawab, pembohong wong cilik, menganggap rakyat indonesia sapi (jadi mau dibujuk dengan sembako murah) dan banyak lagi namun minus semua, tapi untuk sekedar meramai-ramaikan pemilu 2009, bolehlah, siapa yang larang, asal siap dicuekin aja
Rukyal Basri,
— 23 Desember 2008 jam 12:53 am edit
Pak Pray, insyaallah setelah 1 muharram 1430 H (28/12) nanti akan ada ‘hembusan angin’ dari sang ‘kuncen’. Soal kendaraan, insyaallah - karena memang harus insyaallah kan pak, adalah partai golkar. Soal siapa yang akan jadi wakil sri sultan, insyaallah lagi nih pak Pray, akan menjadi bagian dari prerogativ ‘kuncen’ untuk menentukannya, karena memang sesuai dengan kedudukan sebagai ‘juru-kunci’ . Pak ‘Juru Kuncen’ lah nanti yang akan mengusulkan sebuah nama sebagai calon wakil sri sultan, dan terjadilah yang disebut dengan ‘an- nabaa’, berita besar.
Pamungkas,
— 23 Desember 2008 jam 1:03 am edit
Seru juga Pak Pray………. jaman gini masih ada pendukung Mega ya?? melek blogger lagi. Itulah modal Mega berani maju karena anak bangsa ini masih banyak yang buta politik dan kesengsem kharisma. Saya masih bersimpati pada Bu Mega seandainya pas kalah pilpres mengakui kalah dan memberi selamat pada SBY. Ya kayak di Amrik gitu lho. Tapi si Mega ini ngacir kayak anak TK dan sampai sekarang masih ngambek. Tapi gue dukung dia nyapres biar duitnya berkurang ya minimal rakyat kebagian sembako murah. Soal milih sorry la yao. Masih banyak yang lebih baik ……………. he… he…………
Brusselis,
— 23 Desember 2008 jam 2:42 am edit
Satu pertanyaaan nih untuk Hamengkubuwono.Dia itu katakan bahwa Indonesia perlu seorang pemimpin nasionalis. Bahkan ia memberikan model (yg mengkritisi Sukarno dan Soeharto) yng jawa-sentris.
Tapi kalo menyimak cara Hamengkubuwono menjawab pertanyaan-pertanyaan wartawan, ia banyak memakai kata-kata dan istilah jawa. Apa ini menunjukkan dia figur pemimpin nasionalis? Bukankah dia juga bisa memakai istilah dan bahasa Indonesia yang lebih mengungkapkan pesan nasionalisme dia? Ataukah ia ini belum mencapai nasionalis-jawa-sentris?
Kritik yg sama saya tujukan pada Mega. Komentar-komentarnya banyak memakai bahasa Indonesia (aku emoh lho karo …). Sori kalo sy sedikit alergi dengan ucapan pemimpin yang kesukuan.
Akhirnya, baik Mega maupun Hamengkubuwono bukanlah calon yang dilihat dari ungkapan bahasanya tidak merepresentasikan keinginan akan Indonesia yang plural-nasionalis.
prayitno ramelan,
— 23 Desember 2008 jam 6:23 am edit
@Dumb, terima kasih atas tanggapannya, mengharapkan pemimpin yang mempunyai ekonomi jiwa kerakyatan, ini kelihatannya yang akan jadi fokus dan keinginan utama masyarakat pada umumnya, ya realistis, kan kita memilih pemimpin agar sejahtera, hidup berkecukupan. Bisa makan, bisa punya tempat tinggal itu saja ya Dumb. No Liberalis, no kapitalis…sudah baca artikel saya di Kompasiana ttg bahaya Neoliberalisme? Btw, where do you come from Dumb? Ideot.com it’s yours?Salam.Pray.
@Mas Arief, terima kasih atas tanggapannya ya. Memang kelihatannya sementara ini perhatian kita fokus baru membahas dua calon terkuat SBY-Mega, yah namanya juga politik, seru, enak dibahas karena kita akan menggantungkan nasib kita kepada kepemimpinan mereka. persaingan pencitraan antara SBY dengan kompetitor2nya akan semakin rame beberapa bulan mendatang, oleh karena tujuan Kopasiana sejak awal adalah semacam ruang kuliah terbuka, setiap isu kita diskusikan ramai2, sebagai pencerahan, karena penanggapnya banyak yang hebat2, sementara penulis hanyalah pemberi bahasatau topik bahasan…Gitu lho ARief. Salam.Pray.
@Mas Imran Rusli, Wah ini kelihatannya kok anti baik Mega maupun Sultan?Ya jelas boleh maju kalau ada partai yg mampu mencalonkan diri. Kita lihat nanti. Jangan marah2 Imran, nanti darah tinggi.Salam>Pray,
@Pak Rukyal, Katanya ada ramalan atau informasinya setelah 1 Muharram 1430 H atau 28 des 2008 katanya akan ada terobosan ya kita tunggu saja…semoga “kuncennya” itu sahih ya. Karena Golkar kelihatannya masih menunggu setelah pemilu legislatif April 2009, entah bagaimana keputusan itu akan muncul untuk menetapkan Sultan sbg capres Golkar bln Desember ini?Tapi bukan “joke” kan?karena ini dibaca banyak orang lho pak.Tapi ngomong2 kok sudah di AS masih ada info dari kuncen nih…tidak apa2 sih, ya kita tunggu saja ya. Salam>Pray.
@Pamungkas yang sedang berada di Doha Qatar, Saya baru tahu artinya nama Abuga yg anda pakai itu, Abu Bapak,Ga nama anak kecilnya…ngomong2 jadi mantri suntik kok jauh2 ke Qatar, mungkin gajinya besar ya di Qatar Petroleum. Wah pak Abu ini bukan pendukung Mega ya, ya boleh2 saja. Tks komentnya, salam buat Gaga, Gik, Sarah dan Farah your beloved kids ang also your wife. Nanti kalau pulang ketanah air yg untung anak2 anda tuh, bisa berbahasa Arab, jadi Ustad atau Ustadzah. Pray.
@Brusselis, kalau orang jawa totok itu susah mau menghilangkan kebiasaan dan logat Jawanya, tidak bisa dipaksa kan, terlebih ini Sultan yg hidup dilingkungan kraton yg kental bahasa Jawa dan istiadat. Pasti terbawa ya gaya Jawanya. Demikian juga Mega sama2 sulit membuang beberapa istilah Jawanya, seperti dari suku2 lain…kalau mau orang yang lebih gawat orang Betawi, elu, gua, paye, ngape, ting klonongan…mari kita lihat isi pemikirannya yg bermanfaat bagi kemajuan bangsa ini.Bukan begitu kan Mas Sumaji?Salam>Pray.
ibm,
— 23 Desember 2008 jam 8:00 am edit
Kalo saya boleh berharap sebaiknya Pak Prabowo sebelum jadi Presiden baiknya jadi Wapres dulu…!!.Maaf tidak ada maksud merendahkan kredibel-nya.
Ande-Ande Lumuten,
— 23 Desember 2008 jam 8:39 am edit
saya cm berharap spy presidennya bukan Tante MEGA…pribadinya bikin ilfilsukanya menghina partai atau pemimpin lainpdhl Tante sendiri gk mau ngaca pas jd presidenliat donk apa aja keberhasilan Tante selama kepemimpinannya??aplg pas muncul di “Kick Andy” kmrn, kyknya tiket tempat duduk diborong antek2nya, jd pad diwawancarai, semua penonton antusias dan (mau2nya) bertepuk tangan
semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberkati doa sayaAmin
Achmad Rodiyanto,
— 23 Desember 2008 jam 9:43 am edit
Ada yg memprediksikan bila duet MEGABUWONO terealisasikan maka selesei sdh peta persaingan mnj RI 1 2009 nanti krn dua kutub besar sdh terbentuk yaitu, SBY-JK dan MEGABUWONO.Apakah prediksi itu bnr? sy pribadi tdk setuju dgn prediksi itu krn bg sy masih ada kekuatan lain yg tdk klh dahsyatnya dgn dua kekuatan di atas yaitu kekuatan ”POROS TENGAH” yg akir2 ini tengah di gagas untuk di bangkitkan lg (sy sich berhrp dpt trwujud agar ada penyeimbang dr dua kutub besar) dan prediks sy nanti di 2009 akan ada 4 psngan calon yg akan maju, selain 3 psngan di atas di tambah satu lg yaitu pasangan dr gab partai2 br dan partai 2 kecil non islam dgn leader Prabowo dan Wiranto.
prayitno ramelan,
— 23 Desember 2008 jam 11:06 pm edit
@Ibm, saya setuju juga pendapat anda kalau bu Mega mengambil Prabowo sebagai cawapresnya,…tapi ada perhitungannya, saya berfikir Prabowo militer, bisa tegas, bisa mendukung bu Mega, militer bisa diandalkan kalau diperlukan dalam keadaan darurat. Dia punya partai, elektabilitasnya lumayan, dan…..duitnya banyak! Salam nih,Pray.
@Ande2 Lumuten, wah ini yg anti Mega nih, ya boleh saja si. salam>Pray
@Mas Achmad, kekuatan yg sudah terpolarisasi adalah SBY dan Mega, perkara siapa pendampingnya akan tergantung kepada kedua beliau tadi…yg enak dengan siapa, karena 100%, maka diperkirakan ada calon ketiga….ini sekarang yang masih coba dibentuk oleh kalangan elit politik, Ada poros tengah jilid II, Ada kekuatan PKS kalau hasil pemilunya cukup memadai (PKS sudah deklarasi 8 Capres), Ada kemungkinan capres dari Golkar sendiri, bisa jadi Sultan yang akan di capreskan, Ada kemungkinan Prabowo atau Wiranto, kalau partainya meraih suara cukup besar. Jadi itulah kira2 menurut saya…partai2 kecil akan otomatis masuk ke partai papan atas.Ok>Salam>Pray.
Dicky Saputra,
— 24 Desember 2008 jam 7:32 am edit
Salam Sejahtera untuk seluruh penCINTA Indonesia
Seru amat ya kalo ngomongin siapa pemimpin kita kedepan?
Mas Pray, Dicky calonkan diri untuk mencadi kandidat Presiden Indonesia tahun 2009 gimana? Bisa bantu cariin partai yang mau mendukung? Atau sebaikany ambil jalur independe? Dan yang pasti Mas Pray yang jadi Ketua Tim Suksesnya, gimana?
Kalo kemarin Dicky memprediksikan pasangan dan sekarang mau coba partai pendukung terkuat Capres yang ada (kao bisa Dicky masuk disalah satunya)
1. Golkar - PDIP2. PKS - Demokrat3. Gabungan Seluruh Partai
Ini baru namanya pertarungan yang mantap untuk dinikmati dan yang pasti lembaga survey kalang kabut (kecuali dibayarin oleh salah satu Capres)
Oke dech itu aja, ini sebagai bentuk permulaan Dicky Saputra dari Lhokseumawe Nanggroe Aceh Darussalam mencalonkan diri sebagai CAPRES Indonesia 2009.
Salam dari Ujung Barat Indonesia (Aceh)
prayitno ramelan,
— 24 Desember 2008 jam 9:17 am edit
Wah, kok dari penanggap terus mau mencalonkan diri jadi Capres nih…kalau di Aceh, saya pikir coba uji coba kan ada 6 partai lokal tuh…jangan seperti beberapa yg pada mencalonkan dari jalur independen, karena aturannya tetap harus dari pencalonan partai. begitu ya…kalau saya sih mana mau jadi politisi atau gabung di parpol…capek!
anto,
— 24 Desember 2008 jam 10:43 am edit
Yang pasti kalo duet sama bu mega bisa bikin nama pasangan yang seru-seru ya Pak? Barusan ada Megawir, Megabowo, mungkin ntar bisa juga ada Megaramli, Megamin, Megakala, Megatanjung, Megadur,… atau Megayitno barangkali..(atau Megamelan??)..
viant,
— 24 Desember 2008 jam 2:40 pm edit
salam pak pray.. benar pak.. kalau melihat kondisi parpol dan cara2 politisi saat ini hanya bikin capek kalau mengikuti mereka dan cara2nya, mubazir pak.. waktu dan segala-galanya, lebih baik kita cari cara lainnya untuk segera mencari pemimpin bangsa ini, karena sampai saat ini (secara pribadi) saya belum melihat sama sekali pemimpin atau calon pemimpin yang betul2 dapat memimpin yang tetap menjadi rakyat, sebenarnya bukan karena sifat manusia atau keadaan yang membuat seseorang pemimpin menjadi korup atau bertele-tele katika memimpin, tapi karena kemauan diri dan hatinyalah yang memang sudah berniat sebelumnya (siapa sih pak yang bisa tahu niat seseorang dari dalam hatinya), cari pemimpin benar mudah pak.. tapi cari pemimpin baik yang susah, karena kalau benar belum tentu baik, kalau baik sudah pasti benar, keep strugle within.. hidup Indonesia Raya
payitno ramelan,
— 24 Desember 2008 jam 3:49 pm edit
@Anto…ha,ha,ha…ada-ada saja nih…tolong dijauhkan nama simbah ini dari sebutan2 itu, itu teman2 saya nanti pada ngejek. Saya akan bilang itu ulah Anto yng bandel dan suka iseng.
@Nah, kalau begitu, katanya ucapan golput, ada beberapa macam, Golput yg apatis, yg ideologis atau yg pragmatis. Viant diposisi mana?Saya suka Viant menutup dengan Hidup…Indonesia Raya!!!Salam>Pray
Acan,
— 26 Desember 2008 jam 8:24 am edit
Wah semakin hangat aja forumnya. Mungkin karena tulisan Pak payitno menarik dan bermutu. Ada beberapa hal melihat kekuatan para calon presiden kedepan :
1. Kekuatan massa2. Kekuatan Dana3. Gencar Beriklan4. Penguasaan teknologi Informasi dan situs jaringan sosial5. Kekuatan Lobiying6. Modal sosial* ini yang lebih penting. Modal sosial adalah sejauh mana karya yang telah kita berikan kepada masyarakat di negeri ini. Silahkan kira-kira jasa-jasa apa saja yang sudah dirasakan oleh kita dari para kandidat-kandat diatas. nah, Modal sosial pun dapat diraih di dunia web 2.0 media blog dan situs pertemanan salah satunya. Silahkan membaca tulisan ulasan saya di “Partai Facebook” dan “Partai Friendster” Dua Partai Baru di Indonesia. Bravo pakkapan-kapan main ke Bandung pak?
prayitno ramelan,
— 27 Desember 2008 jam 9:11 pm edit
Yth Acan, terima kasih ya mas Agus, bagus tu enam pointnya, benar juga itu tulisan, semoga ada lagi tulisan2 pengetahuan seperti itu lagi ya Mas Agus. Ttg ke Bandung, kadang2 suka juga iseng jalan kesana sama istri, kan hanya 1,5 jam sampai…nanti saya kasih kabar deh…dan kita ngobrol2 ya>Salam>Pray.
ilyassan,
— 28 Desember 2008 jam 9:43 pm edit
Pak Pray….salam kenal dulu….saya pendatang baru di kompassiana ini…..Berbicara mengenai capres dan cawapres saya pikir kita ini kelihatan krisis kader pak ya.Masak yang nongol yang itu-itu saja….tidak ada calon yang baru.Tadi pagi saya baca di REPUBLIKA ada berita kesiapan Pak Amin Rais untuk dicalonkan….nah ini lagi…saya bukan tak mendukung…tapi ada apa kok pak Amin mau-maunya dicalonkan lagi…..ada apa seusngguhnya Pak Pray?Terimakasih.
Prayitno Ramelan,
— 29 Desember 2008 jam 12:01 am edit
Yth Pak Ilyassan, selamat bergabung dalam diskusi politik di blog kompasiana, salam kenal juga pak. Memang benar kader bangsa ini belum siap kok, makanya yg nongol yang itu2 saja. Tapi seperti kata William Liddle profesor pengamat politik Indonesia, bahwa kini beberapa poitisi muda mulai menggeliat dibeberapa daerah di Indonesia, Dan kita jangan kaget kalau nanti tahun 2014 akan muncul semacam Obama di Indonesia. Sayapun berpendapat sama “Tahun 2014 saatnya Indonesia akan mulai dipimpin oleh generasi muda, generasi penerus bangsa, karena itu dari 2009-2014 adalah saat yang tepat kita mempersiapkan kader pimpinan bangsa yang tangguh, mumpuni dan setia kepada bangsa dan negara ini!!!”. Terus tentang Pak Amin, saya pribadi jujur nih, heran untuk apa mendeklarasikan kesiapannya sebagai Capres 2009.Padahal di kalangan PAN dan Muhammadiah sudah ada dua juniornya Sutrisno Bahir dan Din Samsuddin yang juga bersemangat akan maju sebagai capres. Ini memperlihatkan bahwa perpecahan dikalangan konstituen Muhammadiah sudah pecah ke posisi PAN dan PMB, sehingga Boss Besarnya perlu turun tangan akan mempersatukannya. Kalau tidak ya kedua partai itu saya perkirakan sulit menjadi papan menengah. Segmennya itu2 saja tapi diperebutkan oleh dua partai, kesimpulannya ambisi pribadi dalam politik sering mengalahkan kepentingan yg lebih besar yaitu kelompok, Begitu ya pak, terima kasih sudah memberikan pendapat>Salam.Pray
Koeswinarno,
— 30 Desember 2008 jam 10:54 am edit
Apa tidak ada isu lain yang lebih menarik? Sudahlah Mega memang lagi bingung…Habis secara hisstiris memang tidak fenomenal ketika dia jadi presiden. Kecuali mantan anak presiden. Konsep-konsep membangun bangsanya juga nggak jelas amat tuh… Apalagi diundang upacara 17 Agusts nggak pernah dateng. Ini berarti tidak ada jiwa negarawannya. Nah…tentu orang ingat betul itu. Jadi…sudah sajalah membicarakan megabuwono. Nggak menarik lagi….
Prayitno Ramelan,
— 30 Desember 2008 jam 11:11 pm edit
Mas Koeswinarno, iya memang kelihatannya pembicaraan ini sudah mereda…nanti akan muncul lagi akhir januari kali.Pray
imran rusli,
— 8 Januari 2009 jam 10:58 pm edit
nggak marah kok mas, cuma sebel (dikit, boleh kan?) he he.
Prayitno Ramelan,
— 9 Januari 2009 jam 7:01 pm edit
Mas Imran Rusli…syukur deh kalau tidak marah…cuma sebel dikit…boleh2 kok…he,he,he.Salam ya.Pray
Yatno Haryanto,
— 10 Januari 2009 jam 11:06 am edit
Pakde Pray, saya pendatang baru nih di Kompasiana. sebelumnya sering baca ulasan2 pak pray+pak Chappy Hakim…menarik sekali.. sudah baca bukunya Prof.Lesmana tentang cerita2 di balik layar mengenai para mantan presiden dari Soekarno sampai SBY? judulnya saya lupa lagi,tapi menarik dan bermanfaat untuk merenungkan siapa yang mesti saya pilih sebagai pemimpin Indonesia berikutnya. mungkin pak Pray bisa menambahkan buku-buku bagus lainnya?Trims, Pakde!
Prayitno Ramelan,
— 11 Januari 2009 jam 6:01 pm edit
Mas Yatno, terima kasih tanggapannya. Syukur kalau sua dengan ulasan yg kami buat, sumbangan peikiran dilautan politik masa kini. Saya belum membaca bukunya Prof Lesmana tersebut, nanti saya akan cari, saya suka membaca biografi para pimpinan nasional dan cerita dibaliknya, untuk mengetahui karakter, kepribadian dan perjuangan beliau2 tadi. Begitu ya. Salam>Pray
wandi,
— 20 Januari 2009 jam 8:12 am edit
Buku yang dimaksud Pak Yanto adalah DARI SOEKARNO SAMPAI SBY: Intrik dan Lobi Politik Para Penguasa (Soft cover Rp 75 rb, hardcover rp 100 rb)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar