Selasa, 14 Oktober 2008

KISAH DEWO PUTERA DAN SANG KAKEK




Oleh : Prayitno Ramelan
14 Oktober 2008

Penulis mempunyai 3 anak, dua sudah menikah, the youngest one (girl) masih belum, walau sudah lulus dari Fak Hukum Trisakti, kini kerja di salah satu Corporate Lawyer. Dari anak pertama (boy) didapat dua cucu laki dan perempuan, dari anak kedua yg perempuan didapat cucu laki-laki.

Kisah cucu ketiga ini cukup seru juga. Empat tahun mantu anak kedua, belum ada tanda2 mau dapat cucu, terus diusahakan lewat pertolongan dokter Taufik dan dr Hasnah, eh akhirnya dapat juga. Karena ini proses khusus, kata dokter harus hati2, biasanya gampang miskram. Maka mulailah doa diperbanyak, tahajud dirutinkan mohon kepada Allah agar proses pembesaran janin lancar dan selamat.

Tiga bulan, mendadak my daughter mules2, wah gawat, dia soalnya kerja dari pagi sampai agak malam disebuah stasiun TV swasta. Menurut dokter Hasnah harus bed rest dua minggu, diopname. Alhamdulillah jabang bayi dapat dipertahankan tidak jadi keluar.

Enam bulan, kembali terjadi serangan mulas, waduh, sekeluarga sibuk, diopname lagi dua minggu, Alhamdulillah bisa diselamatkan. Setelah USG, ternyata bayi laki-laki kata dokter. Wah ini pasti bandel. Eh benar, delapan bulan usia kandungan kembali terasa mulas, kita bawa lagi opname ditempat dr Hasnah praktek di RS Bersalin di Jatinegara. Alhamdulillah, bisa ditahan.

Setelah usia kandungan sembilan bulan, kata dokter Hasnah agar dibawa saja ke RS Harapan Kita, diopname, diperiksa oleh ibu dokter spesialis tadi. Tahu-tahu pagi hari diberi tahu akan dibawa keruang bersalin. Kata ibu dokter bayi ini sudah cukup umur, karena ini kasus khusus. Ibu dokter tidak mau ambil resiko, karena untuk proses pembentukan hingga umur kandungan sembilan bulan banyak cobaannya.

Maka pagi itu dilaksanakan dioperasi caesar…kita tunggu diluar, semua berdoa, berdebar, kakek (kakung), nenek (Uti), adik, kakak, saudara. Pada tanggal 24 Januari tahun 2006 lahirlah jagoan itu, bayi sehat, hebat…karena kita harus berjuang dan berdoa selama sembilan bulan sampai dia lahir dengan selamat. Alhamdulillah.

Si kakek ini sudah lama sekali ingin memberi nama salah satu cucunya “Dewo”. My daughter Meniek dan suaminya Heldy setuju, hanya ditambah nama dari papanya menjadi Rafif Dewo Putera. Panggilannya ya tetap Dewo, seperti keinginan kakeknya ini, egois kalau dipikir sikakek ya.

Nah, karena proses menanti lahirnya cukup sulit dan penuh perjuangan maka, sang kakek menggunakan nama dewoputera untuk posting. Dewo adalah juga salah satu bagian perjuangan, part of soul dan doa si kakek disamping dua cucunya yang terdahulu. Dia seperti satria piningit yang selalu mendapat cobaan selama dalam kandungan mamanya.

Do you know something? Kenapa satria ini begitu khusus?.Dewo adalah bayi yang karena satu dan lain hal dari pertimbangan kesehatan terbentuk dengan proses inseminasi. Menurut dokter Taufik, ini bayi khusus, terbentuk dari indung telur terpilih/terbaik dan dibuahi dengan bibit terkuat. Biasanya inseminasi sangat sulit, banyak juga yang gagal. Jadi benar-benar khusus. Inilah ridho dan rahmat dari Allah yang kita sekeluarga syukuri.

Dari pengalaman ini, bagi yang sudah lama menikah tetapi belum juga dapat keturunan, harus ikhlas, sabar, berdoa, dan berusaha. Insyaallah akan diberikan jalan. Jangan putus asa…usaha terus. Karena Allah maha pengasih dan penyayang dan maha pemberi mereka yang memohon kepadaNya.

Kini, Dewo sudah berumur 2 tahun 8 bulan, dia jadi anak yang hebat, karena kata dokter Doddy my good friend, anak hasil inseminasi pada umumnya akan jauh lebih pintar dibandingkan anak biasa. Dewo sudah pitar ngomong, sering bikin pusing neneknya karena juga sudah pintar merubah nada dering, dan merubah setting HP si nenek.

Kini si kakek juga mulai pusing, Dewo sudah mulai pintar mengoperate komputer. Dia bisa membuka website kakeknya, klik sana, klik sini, wah mulai repot…..mulai belajar browsing, sering berdiskusi, keras, suka berkelahi, karate,kempo, menyanyi, mudah menirukan apa saja dan mudah terekam diingatannya.
Si Kakek dan Nenek mulai gelisah, karena Dewo yang selama ini tinggal satu rumah akan dibawa pindah. Bapaknya Dewo sudah dua bulan mendapat tugas sebagai Chairman sebuah Kantor Pemerintah di Los Angeles. Dewo dan mamanya akan menyusul pada bulan Nopember ini.

Tapi kita ikhlaskan Dewo ke Amerika Serikat, kata dokter Doddy akan bagus sekali kalau mendapat pendidikan disana, karena daya pikir dan nalarnya dua kali anak biasa. Mudah-mudahan dia jadi anak pintar, sholeh, berbakti pada orang tua, sayang kepada Kakek dan Nenek, sukses dalam kehidupan, berguna bagi nusa dan Bangsa, mendapat rejeki dan tambahan nikmat rejeki, mendapat tambahan nikmat kesehatan, nikmat panjang umur, mendapat perlindungan dan Ridho Allah SWT, nanti mendapat jodoh yang baik dan sholeh, mendapat keturunan yang baik dan sholeh….pokoknya doa komplit dari seorang kakek.

Semoga Dewo bisa seperti Obama, Hope, he is to be the next, next Indonesian President. Amin….who knows!

Sebagai penutup, seorang laki-laki itu dapat dikatakan sempurna kalau sudah punya cucu, karena untuk mendapat cucu tidak semudah yang kita bayangkan. Prosesnya panjang, kita harus besar dan dewasa dulu, sekolah, cari istri yang baik, menikah, punya anak, membesarkan dan mendidik anak, menikahkan anak….baru dapat cucu. Panjang bukan. Memang sih ada juga kakek instan, itu bisa terjadi tapi disinetron…..yang jelas gregetnya kurang!!!

Pembaca budiman, ini semua hanyalah ungkapan kebahagiaan seorang kakek, dan juga ungkapan rasa syukur kepada Allah Swt. Banyak dari kita yang kadang kurang bersyukur walau sudah mendapat demikan banyak nikmatNya. Kalau tidak percaya…coba tanya pak SBY yang baru dapat cucu, walau beliau Presiden, rasanya belumlah sempurna beliau sebagai laki-laki selama ini. Tapi kini, menurut penulis baru saja Pak SBY jadi Presiden dan laki-laki yang sempurna karena sudah dianugerahi seorang cucu.

Pasti nanti sulit pisah seharipun dengan cucunya kalau si cucu sudah mulai bisa bicara, …Eyang SBY, Eyang Be-Ye atau… Eyang Presiden. Cucunya bisa menjadi obat penawar apapun terhadap tekanan dan beratnya dalam mengemban tugas dan amanah memimpin 220 juta rakyat, trust me. Wah bahagia sekali tu dengan Mbak Ani…Selamat ya, dari Ayit.

6 komentar:

Aris Heru Utomo mengatakan...

Waktu putri saya pertama lahir, (alm) mbah kakungnya, yg tinggal di Pemalang, hampir setiap minggu main ke rumah kami di Bekasi. maklum cucu pertama, kangen sama cucu. katanya.

Salam kenal pak, senang baca blognya.

opini-prayitno.ramelan mengatakan...

Terima kasih Mas Aris, salam kenal juga, iya nih mudah2an ruh mbah kakungnya putri Mas Aris tersenyum kini, karena beliau menurut saya sudah jadi laki-laki sempurna. Memang rasa cinta dan kebahagiaan seorang kakek dan nenek kepada cucu sulit diukur. Saya dan Mbah putri sudah jadi korban cucu, hp dibawa masuk kolam renang buat motretdalam air, tewas deh kami, itu daftar contact hilang, tapi ya mau apa lagi...ini namanya pengorbanan dan pengertian tulus yang diberikan Tuhan kepada kakek an Nenek.Ok Mas, saya sudah lihat juga Blognya, bagus sekali, ada pengetahuan yg saya lagi baca2. Salam. Saya ikutan ngeblog di Kompasiana nih...

CLEAN WASH Kilo Laundry mengatakan...

Happy Birthday Bapak...
Great story about Dewo.
Jangan sedih kalo Dewo pindah ya Pak...you still have Aby and Dira around. Semoga Pak Heldy, Mbak Meniek & mas Dewo selalu dekat sama Bapak, Ibu & keluarga yang lain meskipun jauh. Wish them great success in The State
Btw, your artikels are great, i enjoy reading it one by one...
Success for Bapak always

opini-prayitno.ramelan mengatakan...

Nadia, Thank you so much, you are so very kind. Kaget juga tiba2 ada komentar dari Naidia. Iya nih Nad, iseng2 jadi blogger...suka saja, selain mengasah pikiran...otak tidak membeku, juga dapat teman banyak. Enak, kita bisa merefleksikan pikiran dan pendapat kita. Syukur2 bermanfaat bagi rekan2 blogger dan pembaca lainnya. Ibadah juga kan. Ok, once again terimakasih ya Nad, salam buat anak2 & salam buat ur husband.Kalau mau baca artikel yg lebih serius, tolong masuk ke www.kompasiana.com

oedhin mengatakan...

senang ya pak Prayitno punya cucu. sama dengan ayah saya saat mendapat cucu pertama (anak saya) dulu. wah tak ada waktu terlewatkan dengan putra saya. bahkan tidur pun sering sama mbah kakungnya. sekarang pun setelah putra saya sudah kelas 5, ikatan batin antara keduanya begitu kuat beda sekali dengan cucu lainnya. padahal saya yakin bapak sayang dengan 5 cucunya yang lain.

salam kenal juga dari saya. kagum dengan pak Prayitno yang terus bersentuhan dengan teknologi dan terus menulis.

opini-prayitno.ramelan mengatakan...

Terima kasih ya Mas Udin komentarnya, ya begitulah orang kalau sudah tua, menata hati, mencari ketenangan, membersihkan qolbu, mencari hiburan hati...ya di cucu itu. Memang aneh manusia itu, kalau sudah tua, kerlakuan cucu senakal apapun dia menjadi hiburan. Bayangkan ponsel si nenek begitu meleng eh dibawa kekolam renang sama cucu satunya, buat motret dalam air....bubar deh contact-nya. Tapi ya dimaklumi, namanya juga cucu...nanti tu Mas Udin merasakan kalau sudah punya cucu. Spt ayahnya yg bgt dekat. Ok, tks ya, saya juga joint di http://kompasiana.com ,kalau mau berkunjung silahkan. Old Soldier Never Die !!!