Kamis, 23 Oktober 2008

OBAMA DAN INDONESIA












Oleh : Prayitno Ramelan

Sebuah pandangan dan pemikiran yang muncul dari hasil diskusi politiking dengan Budiarto Shambazy, jurnalis senior yang terkenal itu…..

Mas Bas, dari topic yang diajukan, saya mencoba mengkaitkan Obama, AS dan Indonesia dari sisi kepentingan. Saat mengikuti pendidikan di Bogor tahun 1977, Kepala Sekolah yang bernama Kolonel Abdul Madjid (Alm) mengatakan, “kepentingan yang abadi disebuah negara adalah kepentingan nasionalnya”.

Nah, sekarang kita lihat Amerika Serikat. Sebagai sebuah negara adidaya yang memainkan perannya didunia bahkan ada yang menyebut sebagai polisi dunia, kepentingan nasionalnya dapat dilihat dari tujuan dasar kebijakan luar negerinya. “AS tetap ingin menekan persaingan keamanan di Eropa dan Asia, mencegah munculnya negara-negara besar yang bermusuhan, mendorong ekonomi dunia yang lebih terbuka, melarang penyebaran senjata pemusnah massal (SPM), menyebar luaskan demokrasi dan menghormati hak azasi manusia”.

Sejak peristiwa runtuhnya WTC pada 11 September 2001, Presiden AS George W Bush mengatakan ini adalah sebagai perang pertama pada abad ke-21. Menlu AS yang saat itu dijabat Collin Powel mengatakan lebih serius, pemerintah AS akan mengejar kekuatan dibalik serangan tersebut yang disebutnya sebagai “along and bloody war”. Maka sejak itulah kampanye melawan terorisme global menjadi tujuan utama kebijakan luar negeri dan pertahanan AS, tujuan internasional lain akan berada di bawah tujuan besar itu (Stephen M Walt).

Obama, seperti presiden AS lainnya adalah salah satu sub sistem dari sebuah sistem utuh yang canggih di AS. Dinegara tersebut, seperti juga dinegara besar lainnya, terdapat dua sub sistem yaitu sub formal dan sub informal. Sub sistem formal diantaranya Kongres, Senat, Partai Demokrat, Partai Republik, Bank Sentral, Gubernur Negara Bagian. Sementara yang informal dan kadang menjadi pressure group potensial, biasa disebut oleh komunitas intelijen sebagai “key informal”, ada yang individual ada yang group.

Contohnya seperti kelompok orang-orang kaya (konglomerasi), komunitas Yahudi yang menguasai sektor keuangan, kelompok Mafioso, kekuatan intelijen clandestine yang kadang tidak jelas siapa usernya. Lihat kasus penembakan Presiden J.F.Kennedy yang sulit dibuktikan siapa pelakunya, diperkirakan merupakan konspirasi dari sub sistem informal ini.

Memang Obama apabila terpilih sebagai presiden akan menjadi pusat kekuasaan, poros yang akan menggerakkan sistem di AS tersebut. Tetapi wewenangnya di AS sebagai negara yang menganut sistem demokrasi liberal jelas akan dibatasi. Fareed Zakaria menegaskan bahwa demokrasi tanpa liberalisme. konstitusional bukan hanya tidak memadai, tetapi juga berbahaya, karena akan mendatangkan erosi kebebasan, penyalah gunaan kekuasaan, perpecahan etnis dan bahkan perang. Itulah kira-kira penerapan dan pengertian mereka tentang demokrasi.

Saya sependapat dengan pendapat Mas BAS, kalau terpilih maka Obama pada tahun pertama akan disibukkan dengan masalah dalam negerinya. Baru tahun kedua akan berpaling ke negara lain, diantaranya Indonesia.

Terlebih lagi kini AS sedang mengalami krisis keuangan, yang jelas akan menjadi warisan baginya. Begitu terpilih Obama harus berupaya keras menstabilkan kondisi krisis dan menaikkan kredibilitas pemerintah. Selain itu Obama harus melaksanakan janji kampanyenya diantaranya akan menarik pasukan dari Irak dalam 16 bulan, melepaskan ketergantungan minyak dari Timur Tengah dalam sepuluh tahun, menciptakan 5 juta lowongan pekerjaan dibidang energi dalam sepuluh tahun dan yang terpenting memulihkan harga diri bangsa AS. Jelas banyak sekali PR Obama.

Kini, di Indonesia, warga yang mengikuti proses pemilihan Presiden AS diperkirakan 100 % memihak ke Obama, banyak diantaranya secara emosional mengatakan Obama adalah juga bagian dari warga kita. Obama pernah tinggal dan sekolah di Jakarta, bergaul dengan anak Jakarta, pernah punya bapak tiri orang Indonesia, punya saudara tiri keturunan Indonesia. Ini artinya kita senang, mengharap dan berdoa agar Obama yang menang. Diharapkan Obama akan membawa kebaikan bagi Indonesia yang sering mengalami kesulitan. Dengan kelebihan 7 point dari John McCain, impian warga Indonesia kelihatannya akan terwujud.

Terus kalau terpilih apakah dia akan mementingkan Indonesia?. Jawabannya iya. Kenapa?. Indonesia adalah Negara dengan penduduk beragama Islam terbesar didunia. Pada masa kampanyenya Obama menyatakan akan lebih membangun komunikasi didunia internasional daripada “menghajar”, seperti yang dilakukan presiden Bush. Disinilah peran Indonesia yang suatu saat akan dimintai tolong oleh Obama. Mari kita lihat posisi AS.

Masalah krusial AS berada di Timur Tengah,Teluk Persia dan Asia Tengah (Afganistan). AS harus membangun komunikasi yang lebih efektif dengan komunitas kekuatan Islam yang berkuasa disana. AS mempunyai ketergantungan minyak disana, uang mereka banyak terhambur dalam medan tempurnya juga disana, hilangnya nyawa ribuan prajurit juga disana. Oleh karena itu Obama akan mengakhiri perang di Irak, dimana AS mulai sadar bahwa perang di Irak tidak ada manfaatnya, bahkan banyak merugikan. Sementara beberapa sekutunya dalam koalisipun sudah meninggalkan, seperti Australia yang telah menarik pasukannya.

Obama menilai potensi ancaman teroris kedepan akan jauh lebih serius, oleh karena itu medan operasi counter terrorist hanya akan di fokuskan ke Afghanistan. Konflik AS dengan teroris jelas sulit diselesaikan oleh AS sendiri, seperti yang dikatakan Fareed Zakaria “Masalahnya bukanlah bahwa Usamah bin Ladin yakin kalau ini adalah perang suci melawan Amerika. Masalahnya adalah jutaan orang di Negara-negara Islam kelihatannya setuju”. Pelajaran runtuhnya WTC telah membuka mata warga AS, untuk apa berperang diluar negeri, sementara ribuan warga AS meninggal mengenaskan didalam negeri. Untuk apa menghambur-hamburkan uang diperang yang tidak jelas diluar negeri, sementara didalam negeri terjadi krisis keuangan. Hal ini yang akan banyak merubah AS pada kepemimpinan Obama.

Indonesia sebagai Negara dengan penduduk Islam terbesar didunia, akan berperan penting dalam membantu memperbaiki hubungan AS dengan Negara-negara Islam. Obama mempercayai Indonesia akan dapat bertindak sebagai juru damai dunia. AS sangat mengapresiasi keseriusan pemerintah Indonesia dalam dalam menghancurkan sel-sel teroris. Dibidang politik Obama juga sangat mendukung penerapan demokrasi di Indonesia yang kita semua juga tahu ditiru dari negara barat termasuk AS.

Secara emosional, Obama tidak akan lupa bahwa dia pernah menjadi warga Jakarta, ini juga akan mempengaruhi dasar pemikirannya apabila dia berbicara tentang Indonesia. Dalam kesibukannya mengikuti konvensi Partai Demokrat di Denver, Obama masih menyempatkan diri memberi perhatian dan menyampaikan ucapan tertulis melalui Konjen RI di Chicago saat peringatan HUT RI ke 63, berupa salam hangat kepada masyarakat Indonesia dan ucapan selamat ulang tahun kemerdekaan RI, selanjutnya mengatakan bahwa peringatan tidak hanya menandai hari yang sangat penting bagi bangsa Indonesia, namun juga menandai perayaan budaya Indonesia.

Itulah Obama yang muda, energik, pintar, simpatik, relistis, mampu menghipnotis dunia, semoga ada generasi penerus Bangsa Indonesia yang menirunya !

2 komentar:

joe mengatakan...

saya rasa kita saja yang terlalu ge-er atas terpilihnya Barrack Obama. hanya karena dia pernah tinggal di negara kita, dan pernah punya ayah tiri berpaspor Indonesia. Dia tetaplah orang Amerika, yang notabene, kepentingan negaranya adalah yang paling utama.
Dalam pidato2nya pun dia tidak pernah menyinggung2 Indonesia bukan?
Jadi, siapapun presidennya Amerika tetaplah Amerika

opini-prayitno.ramelan mengatakan...

Tks ya Joe, telah berkunjung, memang ak yg berfikir begitu, dan saya hanya berfikir dari sisi kewajaran saja. Memang kalau toh Obama akhirnya datang dan baik dengan Indonesia, maka dia akan berfikir sbg orang AS, dengan segala kepentingannya. Bukan dari kepentingan Indonesia. Ok, Joe, kita lihat nanti bagaimana kiprah Obama, salam dari Saya.Pray.